Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Panas Kota dan Polusi Bisa Bentuk Perilaku Anak Sejak dalam Kandungan

ilustrasi ibu hamil sedang jalan santai pada pagi hari (pexels.com/Ivan Samkov)
ilustrasi ibu hamil sedang jalan santai pada pagi hari (pexels.com/Ivan Samkov)
Intinya sih...
  • Paparan panas dan polusi udara di perkotaan dapat memengaruhi perilaku anak, menurut temuan studi.
  • Penelitian menemukan perubahan hormonal pada anak yang terpapar panas dan polusi saat dalam kandungan.
  • Tingkat polusi dan waktu paparan sangat menentukan dampak yang muncul pada anak.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Hidup di kota besar harus berhadapan dengan kombinasi panas yang makin tinggi dan kualitas udara yang buruk, fenomena yang sering disebut urban heat dome.

Dampaknya tidak main-main, terutama bagi ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Penelitian terbaru dari City University of New York (CUNY) dan Icahn School of Medicine at Mount Sinai, Amerika Serikat (AS), menunjukkan bahwa paparan panas musim panas dan polusi udara di perkotaan dapat memicu perubahan hormonal pada anak, yang kemudian memengaruhi perkembangan perilaku mereka dalam jangka panjang.

Anak-anak yang ibunya terpapar kombinasi panas dan polusi udara selama kehamilan mengalami lebih banyak kesulitan perilaku pada usia 4–5 tahun

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Environmental Research ini meneliti bagaimana paparan lingkungan selama kehamilan berpengaruh pada kadar hormon anak dan perilaku anak bertahun-tahun kemudian. Temuan ini menyoroti jalur biologis yang mungkin menjadi penghubung antara stres lingkungan dengan kesehatan mental anak, terutama di komunitas perkotaan dengan tingkat polusi lebih tinggi.

“Panas ekstrem dan polusi pada dasarnya sedang ‘memprogram’ respons stres anak-anak bahkan sebelum mereka lahir,” jelas peneliti utama Yoko Nomura, Ph.D., profesor psikologi di CUNY Graduate Center dan Queens College, mengutip laman resmi CUNY.

Menurutnya, memahami mekanisme ini dapat membantu merancang intervensi kesehatan masyarakat dan kebijakan publik.

Penelitian ini mengikuti 256 anak dari lahir hingga usia 5 tahun, sebagian besar dari keluarga minoritas di New York City, AS. Hasilnya menunjukkan, anak-anak yang ibunya terpapar kombinasi panas dan polusi udara selama kehamilan memiliki kadar hormon yang berubah serta mengalami lebih banyak kesulitan perilaku pada usia 4–5 tahun.

Hasil penelitian mengungkapkan, tingkat polusi dan waktu paparan sangat menentukan dampak yang muncul. Di wilayah dengan polusi tinggi, paparan panas pada trimester pertama kehamilan dikaitkan dengan meningkatnya kadar progesteron yang bertahan hingga masa kanak-kanak. Anak-anak kemudian lebih banyak menunjukkan kecemasan, depresi, dan gangguan perilaku saat usia 5 tahun. Sebaliknya, efek ini tidak ditemukan di wilayah dengan polusi rendah.

“Temuan ini menunjukkan bahwa polusi dapat memperkuat dampak panas terhadap sistem biologis yang sedang berkembang,” jelas Nomura. “Hal ini sangat relevan bagi komunitas perkotaan yang menghadapi tantangan ganda: iklim yang memanas dan kualitas udara yang buruk.”

Perubahan kadar hormon progesteron mungkin menjadi kunci penjelasan. Normalnya, hormon ini penting untuk mendukung perkembangan otak yang sehat. Namun, perubahan kadar pada periode kritis dapat memengaruhi pola perilaku anak dalam jangka panjang.

“Seiring suhu yang terus meningkat akibat perubahan iklim, memahami bagaimana paparan panas memengaruhi kesehatan ibu dan janin menjadi semakin penting,” kata Melissa Blum, mahasiswa kedokteran di Icahn School of Medicine at Mount Sinai sekaligus salah satu penulis studi.

“Penelitian ini menunjukkan bahwa dampak panas ekstrem tidak hanya soal fisik, tapi juga perkembangan anak dalam cara yang baru mulai kami pahami.”

Dampaknya bagi kesehatan masyarakat

ilustrasi ibu hamil (freepik.com/tirachardz)
ilustrasi ibu hamil (freepik.com/tirachardz)

Temuan dapat menentukan arah kebijakan kesehatan lingkungan dan praktik klinis. Gangguan perilaku di masa kanak-kanak sering menjadi tanda awal masalah kesehatan mental di masa depan dan dapat memengaruhi keberhasilan anak di sekolah. Dengan mengidentifikasi risiko lingkungan lebih awal, intervensi bisa dilakukan sebelum masalah membesar.

“Penelitian ini relevan dengan isu kesehatan masyarakat dan keadilan lingkungan di New York,” ujar Nomura.

“Komunitas yang menghadapi polusi tinggi juga rentan terhadap panas ekstrem, sehingga risikonya berlapis. Kita perlu memastikan keluarga di perkotaan mendapat akses pada udara bersih dan perlindungan dari panas berlebih.”

Dr. Perry Sheffield, M.D., M.P.H., penulis senior studi sekaligus dokter anak di Icahn School of Medicine, menambahkan: “Sebagai dokter anak, saya melihat langsung tantangan perilaku yang dialami anak-anak. Penelitian ini membantu kita memahami bahwa sebagian masalah tersebut mungkin berakar dari lingkungan sejak sebelum anak lahir. Itu membuka peluang baru untuk pencegahan dan intervensi dini.”

Kata tim peneliti, langkah selanjutnya adalah meneliti apakah efek ini bertahan hingga masa kanak-kanak akhir dan remaja, serta faktor apa yang bisa melindungi anak dari pengaruh lingkungan tersebut.

Dari sisi kesehatan masyarakat, penelitian ini menegaskan pentingnya kebijakan lingkungan yang melindungi ibu hamil dan anak. Periode prenatal adalah jendela kritis di mana intervensi bisa memberi manfaat jangka panjang.

Penelitian ini juga memperkuat temuan sebelumnya dari tim yang sama, yang menghubungkan paparan panas ekstrem saat dalam kandungan dengan perubahan struktur otak, termasuk pembesaran basal ganglia—bagian otak yang berperan dalam regulasi emosi. Semua bukti ini menegaskan bagaimana paparan lingkungan sejak dini dapat memengaruhi sistem biologis dan membentuk kesehatan jangka panjang anak.

Referensi

"Urban Heat Dome May Be Programming Behavioral Problems in Children Before Birth." City University of New York Graduate Center. Diakses Agustus 2025.

Yoko Nomura et al., “Prenatal Heat and Air Pollution Exposure Alter Progesterone and Child Behavior: A Longitudinal Study,” Environmental Research, August 1, 2025, 122566, https://doi.org/10.1016/j.envres.2025.122566.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us