Waspadai Hiperglikemia dan Hipoglikemia saat Mudik Lebaran

- Mudik Lebaran membutuhkan persiapan ekstra agar terhindar dari hiperglikemia dan hipoglikemia.
- Hiperglikemia adalah kondisi gula darah di atas 250 mg/dL, sedangkan hipoglikemia di bawah 70 mg/dL.
Mudik Lebaran adalah hal yang ditunggu-tunggu oleh banyak masyarakat Indonesia, terutama para perantau. Namun, kamu harus melakukan persiapan ekstra agar tidak mengalami hiperglikemia dan hipoglikemia saat mudik.
Hal ini dikupas tuntas dalam live Instagram @dcc_ekahospital bersama dr. Rudy Kurniawan, SpPD, MM, MARS, Dip.TH, Dip.SN, DCD, FRSPH, spesialis penyakit dalam Eka Hospital BSD sekaligus travel health expert, pada Kamis (29/2/2024). Simak, yuk!
1. Definisi hiperglikemia dan hipoglikemia
Hiperglikemia didefinisikan sebagai kondisi gula darah yang lebih dari normal (di atas 250 mg/dL), sedangkan hipoglikemia adalah kebalikannya, yaitu kurang dari normal (di bawah 70 mg/dL).
Keduanya bisa dideteksi dengan alat glukometer. Ini bisa dilakukan secara mandiri di rumah maupun di klinik atau rumah sakit dengan bantuan tenaga kesehatan.
2. Gejala hiperglikemia dan hipoglikemia

Menurut dr. Rudy, gejala hipoglikemia adalah keringat dingin, lemas, terjadi perubahan detak jantung, menjadi linglung, tiba-tiba pingsan, hingga gangguan sistem saraf yang irreversible (tidak bisa dikembalikan ke kondisi semula).
Di sisi lain, hiperglikemia ditandai dengan poliuria (peningkatan frekuensi dan volume buang air kecil), polidipsia (peningkatan rasa haus), penglihatan menjadi kabur, sakit kepala, dan kelelahan, dilansir National Center for Biotechnology Information.
3. Persiapan yang harus dilakukan sebelum mudik
Momen mudik Lebaran menjadi tantangan tersendiri bagi sebagian orang, khususnya orang dengan diabetes. Sebelum memasuki bulan puasa, dianjurkan untuk kontrol agar dokter bisa menilai kondisi secara menyeluruh.
Setelah itu, dokter akan membuat penyesuaian terkait kapan harus makan dan minum obat. Ini penting, mengingat obat diabetes ada banyak jenisnya. Ada yang diminum sekali sehari, dua kali sehari, atau tiga kali sehari.
“Jadi, kita nggak cuma fokus traveling-nya, tetapi juga mempersiapkan diri supaya tetap sehat sebelum dan saat bepergian, maupun saat pulang," ujar alumnus Universitas Indonesia ini.
4. Pertolongan pertama untuk hiperglikemia dan hipoglikemia

Bagaimana jika kamu mengalami hiperglikemia atau hipoglikemia saat mudik Lebaran, padahal sudah melakukan langkah preventif?
Dokter Rudy menyarankan untuk segera makan permen atau minum teh manis jika mengalami hipoglikemia, dengan catatan kamu atau orang lain yang mengalaminya masih dalam keadaan sadar.
“Kalau hipoglikemia tapi nggak sadar, sebaiknya dibawa ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan pertama. Karena takutnya kalau kita paksakan minum lalu tersedak, akan menimbulkan masalah baru nanti,” tegasnya.
Hal yang sama juga berlaku untuk hiperglikemia. Sebaiknya segera dilarikan ke rumah sakit atau klinik terdekat, apalagi jika badan terasa tidak enak.