Penyakit tidak hanya disembuhkan dengan obat saja. Beberapa penyakit hanya bisa diatasi lewat operasi atau pembedahan. Namun, kita perlu tahu apa yang seharusnya dilakukan dan dihindari setelah operasi. Hal ini berguna supaya proses pemulihan pasca operasi menjadi lebih cepat.
Mau tahu, apa dos and don'ts yang harus kita patuhi setelah menjalani operasi? Ketahui selengkapnya di bawah ini!
Dokter biasanya akan meresepkan obat pereda nyeri atau penghilang rasa sakit untuk diminum pasca operasi. Namun, beberapa orang menghindarinya karena memiliki efek samping, seperti pusing atau sakit kepala, jelas laman Very Well Health. Padahal, jika tidak dikonsumsi, waktu pemulihan kita akan menjadi lebih lama.
Apabila obat pereda nyeri ini tidak diminum, kita akan merasa kesakitan dan membuat kita kurang bergerak. Jika kita kurang bergerak, maka kita akan berisiko mengalami pembekuan darah, terutama di bagian kaki. Beberapa obat pereda rasa sakit yang diminum setelah operasi adalah ibuprofen, naproxen atau acetaminophen.
Setelah operasi, jaga agar lukamu tetap kering. Kita berisiko tinggi mengalami infeksi pasca operasi. Di sisi lain, rasa sakit, gatal, mati rasa dan kesemutan di sekitar lokasi sayatan adalah hal yang wajar dan tidak perlu dikhawatirkan. Begitu pula dengan pembengkakan atau luka yang sedikit keluar, ujar laman Very Well Health.
Namun, waspada apabila timbul nanah, terjadi pendarahan berlebihan, rasa sakit terus-menerus, demam, perubahan bau serta peningkatan pembengkakan dan kemerahan. Ini merupakan tanda-tanda infeksi yang perlu kita ketahui. Jika terjadi padamu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter, ya!
Biasanya, dokter akan meresepkan antibiotik untuk diminum setelah operasi. Minumlah sesuai dosis dan resep yang dianjurkan oleh dokter. Jika kamu menghentikan penggunaan antibiotik sebelum waktunya, maka akan meningkatkan risiko resistensi antibiotik, ungkap laman Very Well Health memberi peringatan.
Di sisi lain, laman Trinity Health of England menyebut bahwa meminum antibiotik 24 jam setelah operasi bisa meningkatkan risiko efek samping, seperti sakit perut, diare dan resistensi antibiotik. Penggunaan antibiotik lebih disarankan sebelum dan saat operasi untuk menghindari terjadinya infeksi, terang laman University of Minnesota.
Jangan buru-buru menyetir setelah menjalani operasi. Apalagi, jika kita masih dalam pengaruh anestesi alias pembiusan. Anestesi bisa memengaruhi kemampuan motorik, membuat penglihatan menjadi buram dan pusing. Lebih baik, serahkan pada keluarga atau teman untuk mengantar kita, demi keselamatanmu!
Bukan hanya itu, luka sayatan yang belum pulih total akan mengganggu kemampuan berkendara kita. Misalnya, ketika memindahkan gigi, menekan pedal gas, menginjak rem atau duduk tegak di kendaraan dalam waktu yang lama, jelas laman Very Well Health. Pasca operasi, refleks kita sedikit berkurang dan berdampak saat mengemudi.
Biasanya, pantangan yang harus kita hindari adalah tidak mengangkat benda berat pasca operasi. Pasien tidak dibolehkan mengangkat benda lebih berat dari 15 pound (6,8 kg), setidaknya 2 minggu pasca operasi, ungkap laman Johns Hopkins Medicine. Apabila kamu tetap melakukannya, jahitan atau luka bekas operasi akan terbuka!
Pantangan ini bergantung pada jenis operasi yang kita lakukan. Misalnya, operasi laparoskopi melarang kita mengangkat benda berat 5-10 hari pasca pembedahan. Sementara, operasi perut yang lebih besar memakan waktu 2 bulan atau lebih! Kita juga tak dianjurkan melakukan olahraga angkat beban di gym sampai benar-benar sembuh.
Apa keterkaitan antara sembelit dan pasca operasi? Rupanya, mengejan terlalu keras karena sembelit akan menambah tekanan pada sayatan bekas operasi, terang laman Very Well Health. Sembelit juga menyebabkan ketidaknyamanan, kesulitan mengeluarkan kotoran dan menimbulkan rasa nyeri pada luka bekas operasi.
Cara cepat untuk mengatasi sembelit adalah dengan mengonsumsi pencahar atau pelunak tinja, tentunya dengan pengawasan dokter. Selain itu, minum air lebih banyak, makan sayur dan buah-buahan yang tinggi serat dan hindari kopi. Tujuannya, supaya sembelit hilang dan kita bisa buang air besar dengan normal lagi.
Terakhir, bagi kamu yang merokok, berhentilah sementara pasca operasi. Sebab, luka akan sembuh lebih cepat dan jaringan parut berkurang ketika kamu menghindari rokok selama masa pemulihan, terang laman Very Well Health. Kalau kamu 'bandel' dan tetap merokok, luka akan lebih lama sembuh dan meningkatkan risiko infeksi.
Selain itu, merokok akan memperlambat serta mengganggu penyembuhan tulang dan jaringan tubuh lain, jelas Department of Health Government of Western Australia. Sementara, menurut Copenhagen Wound Healing Center, merokok akan mengurangi jumlah oksigen dan mengganggu pertumbuhan sel-sel untuk penyembuhan.
Nah, itulah 7 hal yang harus dilakukan dan dihindari pasca operasi. Lakukan ini supaya waktu pemulihan kamu lebih cepat. Agar kamu bisa kembali asyik-asyikan lagi, ya!