Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You
Age VerificationThis content is intended for users aged 18 and above. Please verify your age to proceed.

3 Fakta Menarik Squirting, Tak Semua Perempuan Mengalaminya 

ilustrasi pasangan (freepik.com/jcomp)
ilustrasi pasangan (freepik.com/jcomp)

Ketika berhubungan seks, tak hanya pria yang mengalami "muncrat", perempuan pun bisa mengalaminya. "Muncratan" atau squirting ini dialami sebagian perempuan saat orgasme. Melansir Body Harmony Physical Therapy, squirting adalah keluarnya cairan dari uretra selama terjadi rangsangan seksual yang intens.

Cairan yang diproduksi perempuan saat berhubungan seks ini berbeda dari lubrikasi alami yang diproduksi oleh vagina. Cairan ini bisa dikatakan sebagai puncak sensasi kenikmatan gairah seksual. Agar tak salah pengertian, yuk, simak fakta menarik squirting!

1. Tidak semua perempuan bisa mengalami squirting

ilustrasi vagina (freepik.com/freepik)
ilustrasi vagina (freepik.com/freepik)

Melansir Haute Living, tidak semua perempuan bisa mengeluarkan cairan ini. Kemampuan untuk mengeluarkan cairan ini berbeda-beda tiap individu. Beberapa perempuan mungkin tidak pernah mengalami squirting sama sekali. Pasalnya, untuk bisa mengalami squirting tergantung dari tingkat rangsangan, perbedaan anatomi, serta respon tubuh tiap individu.

Anatomi sebagian perempuan membuatnya kurang memungkingkan untuk mengalami squirting. Sementara itu, faktor psikologis seperti kecemasan, stres, atau rasa malu juga bisa mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengalami squirting. Dibutuhkan rasa nyaman, ketenangan, dan koneksi emosional dengan pasangan untuk bisa memperoleh pengalaman ini.

2. Squirting berbeda dengan ejakulasi perempuan

ilustrasi ejakulasi (freepik.com/jcomp)
ilustrasi ejakulasi (freepik.com/jcomp)

Banyak yang menyamakan squirting dengan ejakulasi perempuan. Namun, menurut Wiley Online Library, ternyata dua hal ini punya arti yang berbeda. Cairan pada ejakulasi perempuan memiliki tekstur kental seperti keputihan. Cairan ini berasal dari kelenjar skene atau prostat perempuan yang mengandung glukosa, fruktosa, prostat fosfatase, dan urea.

Jumlah cairan pada ejakulasi perempuan tidak sebanyak bila dibandingkan dengan cairan squirting. Sementara itu menurut Body Harmony Physical Therapy, cairan bening pada squirting berasal dari kandung kemih. Cairan bening ini mengandung urea, asam urat, kreatinin, dan beberapa zat lainnya.

3. Squirting tidak selalu terjadi saat orgasme

ilustrasi bercinta (freepik.com/freepik)
ilustrasi bercinta (freepik.com/freepik)

Keluarnya cairan pada squirting adalah reaksi normal tubuh yang dikendalikan oleh alam bawah sadar. Perempuan tidak bisa merencanakan, memulai atau mengira-ngira kapan squirting akan terjadi. Mengutip Insider, squirting tidak selalu terjadi pada saat orgasme.

Sebagian perempuan bisa mengalami squirting sebelum, bersamaan, maupun sesudah orgasme. Sensasi squirt berbeda-beda pada tiap perempuan. Ada yang mengatakan mirip dengan orgasme, tetapi lebih intens. Sebagian perempuan merasakan seperti ingin pipis.

Squirting adalah fenomena seksual alami yang dialami perempuan saat melakukan aktivitas seksual. Fakta menarik squirting yang perlu kamu ingat adalah aktivitas ini tak menentukan kualitas kepuasan hubungan intim, lho. Jjadi, kamu tetap bisa melakukan hubungan seks yang menyenangkan tanpa harus mengalami squirting.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Malika Nabilla Larasati
EditorMalika Nabilla Larasati