Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah IUD Ganggu Kenyamanan Hubungan Seks? Cek Faktanya!

ilustrasi KB IUD (unsplash.com/Reproductive Health Supplies Coalition)
ilustrasi KB IUD (unsplash.com/Reproductive Health Supplies Coalition)

Intrauterine device (IUD), juga dikenal sebagai alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), KB spiral, atau KB IUD, merupakan alat kontrasepsi berbentuk T dan diletakkan di dalam uterus atau rahim. KB IUD cukup banyak diminati karena lebih tahan lama dan tidak memerlukan perawatan ekstra.

Di sisi lain, banyak mitos beredar mengenai alat kontrasepsi ini. Salah satunya, tentang IUD yang dianggap kenyamanan mengganggu pasangan ketika melakukan hubungan seks. Apakah benar demikian? Yuk, kita cek faktanya berikut ini!

1. IUD hormonal biasanya memengaruhi siklus menstruasi

ilustrasi siklus haid (freepik.com/freepik)
ilustrasi siklus haid (freepik.com/freepik)

KB IUD hadir dalam dua jenis, yakni yang berlapis tembaga dan berisi hormon. IUD hormonal biasanya memiliki kandungan hormon progesteron sintesis atau progestin. Tujuannya untuk mengentalkan lendir serviks atau mulut rahim sehingga sperma sulit berenang melewatinya.

IUD hormonal membawa dampak positif bagi siklus menstruasi, lho. Perempuan yang memasang IUD hormonal umumnya mengalami keringanan dalam pendarahan dan periode haid yang lebih pendek. Ini terjadi karena levonorgestrel, jenis progestin yang terdapat di dalam IUD hormonal, dapat menipiskan dinding rahim sehingga intensitas darah yang keluar berkurang secara signifikan.

2. Di sisi lain, pengguna IUD hormonal berisiko mengalami pendarahan saat berhubungan seks

ilustrasi mengalami nyeri di area perut (pexels.com/Sora Shimazaki)
ilustrasi mengalami nyeri di area perut (pexels.com/Sora Shimazaki)

Beberapa perempuan pengguna IUD hormonal mengalami pendarahan saat berhubungan seks, apalagi jika dilakukan cukup kasar. Ternyata, masalah ini cukup sering terjadi khususnya di bulan-bulan awal pemakaian. Sebab, tubuh berusaha beradaptasi dengan alat asing di dalamnya.

Selain itu, dinding rahim yang lebih tipis berkat kinerja progestin dinilai menjadi lebih rentan. Jika pendarahannya terjadi lebih lama dan banyak, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.

3. Umur pemakaian IUD relatif lama dibandingkan kontrasepsi lainnya

ilustrasi kontrasepsi (unsplash.com/Reproductive Health Supplies Coalition)
ilustrasi kontrasepsi (unsplash.com/Reproductive Health Supplies Coalition)

Salah satu kelebihan IUD yang tak dimiliki alat kontrasepsi lainnya ialah umurnya yang panjang dan tak memerlukan perawatan khusus. Untuk IUD non-hormonal, usianya bisa mencapai 10 tahun, sedangkan IUD hormonal dapat bertahan hingga 7 tahun. 

Di samping itu, penggunanya bisa lebih nyaman berhubungan intim sebab tak perlu repot meminum morning pill atau pil KB usai melakukan seks. Karenanya, peluang kehamilan jauh lebih rendah karena risiko lupa konsumsi pil dan lain sebagainya berkurang.

4. IUD lebih efektif cegah kehamilan

ilustrasi pasangan melakukan tes kehamilan (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi pasangan melakukan tes kehamilan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Selain tahan lama dan tak membutuhkan perawatan khusus, IUD juga memiliki tingkat efektivitas yang sangat tinggi, yakni lebih dari 99 persen. Kurang dari 1 dari 100 perempuan hamil saat memakai IUD selama 3 sampai 5 tahun.

Dua jenis IUD memiliki mekanisme berbeda dalam mencegah kehamilan. IUD non-hormonal menggunakan pelapis tembaga yang dapat menghalangi sperma berenang menuju tuba falopi, tempat pembuahan sel telur.

Sementara itu, IUD hormonal mengandung progestin yang mencegah kehamilan dengan cara mempertebal dan mengentalkan lendir di mulut rahim. Tujuannya sama, yaitu memblokade sperma agar tak bertemu sel telur. Selain itu, progestin juga berfungsi untuk mencegah ovulasi atau pelepasan sel telur dari ovarium ke tuba falopi untuk dibuahi.

5. Lalu, apakah IUD bisa mengganggu kenyamanan dan gairah hubungan seksual? Jawabannya tidak!

ilustrasi pasangan (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi pasangan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Banyak orang takut alat kontrasepsi satu ini terasa oleh pasangannya dan menimbulkan rasa tidak nyaman saat berhubungan seksual. Selain itu, IUD juga dikhawatirkan menyebabkan rasa sakit yang kemudian menurunkan gairah seks.

Akan tetapi, hal tersebut dibantah oleh Jaime Kopman, MD, dokter ahli kesuburan dan reproduksi di New York, Amerika Serikat, seperti dilansir Women's Health Magazine. Kehadiran IUD di dalam rahim tidak akan terasa sama sekali saat seorang perempuan berhubungan badan dengan pasangannya. Kenapa demikian?

IUD adalah alat kontrasepsi yang dipasang di area uterus atau rahim perempuan. Sementara itu, saat berhubungan seksual, penis hanya bisa meraih hingga area serviks atau bibir rahim. Penis tidak akan bisa masuk hingga ke area uterus sehingga keberadaan IUD tidak akan terasa. Kemungkinan, hanya benangnya saja yang bisa dirasakan oleh pasangan dan itu tidak akan mengganggu. Kesimpulannya, IUD tidak mengganggu kenyamanan hubungan seks dan gairah seks.

Walaupun harganya relatif lebih mahal dibanding alat kontrasepsi lain, IUD bisa menjadi pilihan alternatif bagi kamu yang menginginkan kepraktisan. Dalam kurun waktu 3 hingga 6 bulan, kamu mungkin merasakan efek samping seperti pendarahan. Namun, ini akan kembali normal begitu tubuh telah beradaptasi. Bagaimana, tertarik untuk mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi IUD?

Referensi

Healthline. "Can You Feel an IUD When You’re Having Sex?". Diakses September 2024. 
Women's Health Mag. Everything You Need To Know About All 5 IUD Options, According To Ob-Gyns". Diakses September 2024. 
Health. "What To Know About Sex With an IUD". Diakses pada September 2024. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Izza Namira
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us