7 Risiko Melakukan Fingering saat Berhubungan Seks

Agar aman, wajib jaga kebersihan tangan

Manusia melakukan hubungan seksual dengan berbagai cara. Salah satu yang cukup umum adalah memasukkan jari ke vagina untuk merangsang pasangan. Ini dikenal sebagai fingering.

Banyak orang beranggapan bahwa fingering adalah aktivitas seks yang aman, padahal sebenarnya tidak selalu demikian. Banyak penelitian membuktikan bahwa aktivitas seksual ini memiliki beberapa risiko, mulai dari luka pada vagina hingga penularan beberapa penyakit.

Lewat artikel, mari ketahui apa saja risiko kesehatan dari fingering yang paling umum.

1. Human papillomavirus (HPV)

Human papillomavirus (HPV) adalah penyakit menular seksual yang dapat ditularkan melalui kontak kulit ke kulit. Virus ini dapat ditemukan di bawah kuku orang yang hidup dengan HPV genital, yang menunjukkan bahwa orang bisa menularkan atau mendapatkan HPV dari fingering.

Studi tahun 2019 dari McGill University dilakukan untuk mengetahui risiko HPV dari fingering. Studi ini merekrut lebih dari 250 pasangan heteroseksual untuk dilakukan swab tangan dan alat kelamin setiap beberapa bulan.

Berdasarkan temuan, para peneliti menyimpulkan bahwa risiko penularan HPV dari fingering adalah mungkin, tetapi sangat jarang.

2. Gonore

7 Risiko Melakukan Fingering saat Berhubungan SeksBakteri Neisseria gonorrhoeae. (commons.wikimedia.org/CDC/ Joe Millar)

Gonore adalah infeksi yang utamanya ditularkan melalui kontak seksual dan dapat terjadi dengan atau tanpa ejakulasi. Namun, sebuah studi yang melibatkan laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki menunjukkan bahwa gonore dapat ditularkan ke anus dan rektum melalui fingering (Journal of the International AIDS Society, 2019).

Meski begitu, risikonya lebih terkait dengan seks berkelompok, utamanya ketika obat-obatan dan pasangan anonim terlibat. Di luar kelompok seks, infeksi gonore lebih kecil kemungkinannya terjadi.

3. Vaginosis bakterialis

Vaginosis bakterialis adalah ketidakseimbangan bakteri dalam vagina yang kemudian dapat menyebabkan berbagai gejala. Ada banyak hal yang memicu vaginosis bakterialis, salah satunya aktivitas seksual.

Dijelaskan dalam laman Sense, fingering dan seks oral dapat menularkan bakteri yang menyebabkan ketidakseimbangan dalam vagina. Gejala dari vaginosis bakterialis, meliputi:

  • Gatal.
  • Keputihan yang sangat berbau amis atau busuk.
  • Labia merah.

Gejala umumnya dapat hilang dengan sendirinya sehingga tidak perlu diobati. Namun, jika gejalanya terus datang kembali, dokter mungkin akan memberikan antibiotik jangka pendek.

Baca Juga: Seks setelah Melahirkan, Ini 7 Hal yang Perlu Pasutri Ketahui

4. Herpes

7 Risiko Melakukan Fingering saat Berhubungan Seksilustrasi herpes simplex virus type 1 atau HSV-1 (commons.wikimedia.org/BruceBlaus)

Salah satu penyakit menular seksual yang paling mungkin dapat ditularkan melalui tangan adalah herpes. Herpes adalah virus yang menyebabkan luka pada alat kelamin dan/atau mulut. Herpes dapat menyebabkan rasa sakit dan mengganggu, tetapi umumnya tidak menyebabkan masalah kesehatan serius.

Herpes lebih mungkin terjadi ketika kamu menyentuh luka terbuka daripada kulit yang utuh. Namun, virus herpes masih dapat menyebar di antara kulit yang tidak rusak, jika kulit bersentuhan langsung dengan jaringan mukosa mulut, anus, atau alat kelamin (Microbial Cell, 2016).

5. Pendarahan

Pendarahan setelah melakukan aktivitas seksual yang melibatkan vagina adalah hal yang normal. Salah satunya saat melakukan fingering.

Dijelaskan dalam laman Medical News Today, saat perempuan terangsang secara seksual, aliran darah ke vagina meningkat. Akibatnya, ini meningkatkan risiko perempuan tersebut mengalami pendarahan akibat cedera ringan, seperti goresan kuku atau iritasi pada leher rahim. Jika pendarahannya ringan dan tidak disertai gejala lain, maka tidak perlu panik.

6. Skabies

7 Risiko Melakukan Fingering saat Berhubungan SeksTungau Sarcoptes scabiei penyebab skabies, terlihat di bawah mikroskop optik. (commons.wikimedia.org/Arthur Goldstein)

Skabies disebabkan oleh parasit kecil seperti serangga yang menginfeksi lapisan atas kulit. Mengutip Planned Parenthood, ini mudah menyebar ke orang lain selama sentuhan kulit, biasanya saat berhubungan seks.

Skabies dapat menyebabkan ruam, iritasi, dan gatal-gatal. Meskipun begitu, kondisi ini tidak berbahaya dan dapat disembuhkan.

7. Nyeri

Banyak perempuan justru merasakan nyeri pada vagina setelah fingering. Menurut laman EnkiRelations, ini bisa disebabkan karena organ kewanitaan tidak dilumasi dengan cukup baik atau pihak perempuan belum cukup siap.

Perasaan yang tidak menyenangkan juga dapat terjadi karena tangan pasangan yang tidak cukup basah. Namun, ketidaknyamanan ini biasanya dapat hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.

Untuk memastikan aktivitas seks yang melibatkan fingering aman, selalu pastikan tangan pasangan bersih dan terawat. Kuku yang panjang atau tangan yang kotor dapat menularkan bakteri, dan itu dapat menyebabkan masalah medis. Juga, sebaiknya tidak melakukan gerakan yang kasar agar tidak menyebabkan rasa sakit dan pendarahan.

Baca Juga: 7 Penyebab Perubahan Bau Vagina setelah Berhubungan Seks

Topik:

  • Nurulia R F
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya