7 Gejala Hamil 2 Minggu yang Umum Dirasakan oleh Perempuan

Kehamilan kerap menunjukkan tanda-tanda, terlebih pada masa awal kandungan. Indikasi yang muncul pun dapat berbeda pada tiap tahapan usia. Calon ibu bahkan mungkin tidak menyadarinya, lho.
Gejala hamil 2 minggu ini, contohnya. Beberapa tandanya dapat disalahartikan sebagai tanda pra menstrual syndrome biasa. Kok gitu?
Gejala hamil 2 minggu
Apa yang terjadi pada kehamilan 2 minggu? Terkait ini mungkin mengejutkan karena pada waktu tersebut seseorang belum benar-benar dikatakan hamil.
Perlu dicatat, dokter menghitung usia kandungan 40 minggu yang dimulai dari hari pertama periode menstruasi terakhir. Jika siklus menstruasi teratur, usia 2 minggu menurut kalender kehamilan kemungkinan besar sedang mengalami ovulasi, melansir Healthline.
Ovulasi merupakan saat dilepaskannya sel telur. Ketika bertemu sperma, maka terjadi pembuahan. Jika berhasil, selanjutnya akan berkembang menjadi embrio, lalu janin.
Lantas, apa yang dirasakan perempuan saat kandungan terhitung berusia 2 minggu? Umumnya, gejala yang dirasakan adalah tanda ovulasi.
1. Produksi lendir serviks
Pada tahap ovulasi, tubuh perempuan secara otomatis mempersiapkan proses pembuahan. Sekresi vagina pun berubah menjadi lebih cair dan jernih, mirip dengan putih telur, melansir The Bump.
Konsistensi ini sedikit berbeda dengan hari-hari biasanya. Dengan tekstur yang demikian, maka sperma bisa lebih mudah berenang dan mencapai sel telur untuk melakukan pembuahan.
2. Nyeri payudara

Sebelum ovulasi, hormon estrogen dan hormon luteinizing melonjak. Bagi sebagian orang, perubahan tersebut dapat memicu nyeri payudara atau puting, melansir Medical News Today.
Begitu ovulasi selesai, hormon estrogen akan berkurang, sedangkan progesteron meningkat. Perubahan ini juga kembali dapat memicu rasa sakit atau kurang nyaman pada payudara.
3. Gairah seks meningkat
Ovulasi merupakan fase ketika tubuh siap mendapatkan pembuahan. Pada fase ini, terjadi peningkatan luteinizing hormone yang mendorong gairah seksual perempuan, sebagaimana dikatakan dalam studi The Journal of Sex Research.
Pada saat ini, tubuh seolah bekerja sama mendukung adanya proses pertemuan sperma dengan sel telur. Hal tersebut dimulai dari peningkatan gairah hingga cairan vagina yang 'lebih ramah' sperma.
4. Sakit panggul

Meski tidak semua perempuan mengalaminya, sakit panggul bisa jadi gejala hamil 2 minggu, melansir Mary Washington Health Care. Kondisi ini dinamakan mittelschmerz, sebuah kata bahasa Jerman yang berarti middle pain.
Namun, perlu diperhatikan nyeri panggul yang muncul. Pasalnya, gejala yang muncul terlalu parah dalam durasi sering dapat menandakan masalah kesehatan lainnya, misalnya endometriosis.
5. Bercak darah
Bercak darah juga dapat terjadi selama masa ovulasi. Namun, kasus ini terbilang jarang. Studi dalam American Journal of Epidemiology mengatakan, kondisi ini hanya terjadi pada sekitar 5 persen perempuan.
Jika kamu bertanya mengapa muncul bercak darah, lagi-lagi jawabannya karena peran hormon. Peningkatan hormon yang cukup drastis dapat memicu pendarahan. Kondisi ini lebih sering dijumpai pada perempuan dengan hormon estrogen luteal dan LH cukup tinggi, melansir Healthline.
6. Penciuman lebih tajam

Gejala hamil 2 minggu yang muncul lainnya yakni sensitivitas indra penciuman meningkat. Banyak dari perempuan mengatakan bahwa panca indranya menjadi lebih sensitif terhadap aroma saat paruh kedua siklus menstruasi, melansir URA. Sumber yang sama menyebutkan hal ini dapat berkaitan dengan kondisi tubuh yang siap untuk ditarik ke feromon jantan androstenone.
7. Peningkatan suhu basal
Dibanding yang lain, gejala hamil 2 minggu ini mungkin lebih sulit dideteksi. Kamu perlu menggunakan termometer khusus untuk mendeteksi Body Basal Temperature (BBT).
Temperatur basal tubuh perempuan sehari-hari berkisar antara 36,1-36,4 derajat Celsius. Angka suhunya akan meningkat hingga 36,7-37 derajat Celsius saat mengalami ovulasi, melansir My Health Alberta.
Gejala hamil 2 minggu mungkin berbeda dengan yang dipikirkan. Dalam usia ini, seseorang bisa dikatakan belum benar-benar hamil, tetapi berpotensi tinggi mengalami kehamilan.