Tips Edukasi Seks biar Gak Canggung, Ini Saran Psikolog

Mulailah dari mengajari fungsi biologi dan fisiologi

Topik seks masih sering dianggap tabu di Indonesia, padahal edukasi mengenai hal ini sangat penting untuk dilakukan, khususnya oleh orangtua. Bila orang tua tidak memberi edukasi seks, reproduksi, dan seksualitas yang baik kepada anak, dikhawatirkan anak akan mempelajarinya dari tempat lain, dan kesempatan untuk menanamkan nilai-nilai keluarga mungkin terlewatkan.

Edukasi seks kepada anak bisa tricky. Namun, saran dari Dra. Tika Bisono, M.PsiT., Psikolog, ini bisa menjadi panduan!

1. Edukasi seks di Indonesia masih rendah

Tips Edukasi Seks biar Gak Canggung, Ini Saran Psikologilustrasi edukasi seks antara orangtua dan anak (pexels.com/@august-de-richelieu)

Menurut data World Bank tahun 2017, sebanyak 7,3 persen dari seluruh anak usia sekolah dasar tidak melanjurkan sekolahnya, sehingga tidak banyak yang mendapat edukasi seks di sekolah.

“Jadi, pelajaran edukasi seks yang ada di buku biologi dan yang ada di rumah masyarakat itu memiliki gap yang besar. Kebanyakan masyarakat masih memiliki pola pikir bahwa edukasi seks adalah topik yang akan diketahui seseorang ketika sudah besar. Namun, tidak didahului dengan pelajaran dasar,” kata Tika kepada IDN Times menjelaskan tentang kurangnya edukasi seks di Indonesia. 

Padahal, edukasi seks juga mengajarkan bagaimana anak-anak dan remaja dapat menjadi seseorang yang bertanggung jawab terhadap kesehatan reproduksinya serta dalam setiap keputusan yang diambil.

2. Pertama, ajarkan biologi dan fisiologi

Tips Edukasi Seks biar Gak Canggung, Ini Saran Psikologilustrasi anatomi tubuh manusia (pexels.com/@rethaferguson)

Tak bisa dimungkiri, seks masih menjadi topik yang canggung antara orangtua dan anak, sehingga informasi terkait seks tidak tersampaikan dengan baik. Untuk mengatasi kecanggungan tersebut, Tika menganjurkan untuk mengajarkan anak mengenai anatomi tubuh manusia, karena itu juga merupakan bagian dari edukasi seks.

“Paling mudah lewat biologi dan fisiologi. Mulai saja dari anatomi tubuh manusia, yang bisa diajarkan ketika anak-anak mulai menyadari bahwa mereka memiliki bentuk kelamin. Anak-anak bisa belajar anatomi lewat jenis kelaminnya,“ Tika menyarankan.

“Perspektif fungsi seksual juga termasuk perspektif fungsi psikososialnya. Ini dasar pendidikannya.”

Contoh kegiatan memperkenalkan bagian tubuh manusia bisa melalui buku atau video interaktif bisa jadi opsi bagi orangtua agar tidak canggung. Bila ada museum mengenai anatomi tubuh manusia, ini juga bisa jadi opsi agar anak tidak terintimidasi.

Baca Juga: Ajarkan Anakmu Edukasi Seks Sejak Dini, Begini 5 Cara Sesuai Tahapnya!

3. Guru dan orangtua harus terbuka untuk memberi pengertian

Tips Edukasi Seks biar Gak Canggung, Ini Saran Psikologilustrasi orangtua mengedukasi anak (pexels.com/@kamaji-ogino)

“Seterjun-terjunnya saya dalam mendalami perilaku psikologi seksual, mengajar melalui buku ‘Our Sexuality’ itu tidak berbanding lurus dengan keterbukaan orangtua,” kata Tika.

Tika mendorong agar orangtua maupun guru untuk lebih terbuka dalam edukasi seks. Dalam pengalamannya, Tika memberikan tugas agar siswanyameng-interview orangtua mengenai kehidupan seks. Ia mengungkapkan bahwa beberapa murid membutuhkan waktu yang lebih lama karena orangtua tidak terbuka.

“Orangtua atau guru harus mengubah pola pikir bahwa seks berasal dari Sang Pencipta manusia dan bermanfaat untuk perkembangan manusia,” kata Tika. 

“Kebahagiaan orang tua tahu bahwa calon bayinya laki-laki atau perempuan, harusnya konsisten dengan ketika anak masuk ke masa akil balig di mana semua berubah masa pubertas,” lanjutnya.

Tika juga menjelaskan bahwa seharusnya orangtua ataupun guru lebih terbuka, karena dari edukasi seks kepada anak, anak jadi belajar bagaimana seharusnya mereka menghargai diri sendiri, bagaimana cara terhindar dari penyakit menular seksual, serta menjaga kesehatan tubuh mereka. 

4. Alasan mengapa edukasi seks sangat penting untuk anak

Tips Edukasi Seks biar Gak Canggung, Ini Saran Psikologilustrasi edukasi anak di sekolah (unsplash.com/NeONBRAND)

Tika juga mengatakan kalau kematangan sistem hormonal fungsi seksual akan mengambil alih tubuh yang sedang berubah, dan itu adalah pada masa pubertas.

“Masa remaja adalah masa paling krusial, membingungkan. Di sinilah remaja membutuhkan perhatian paling tinggi dalam perkembangan untuk jadi orang dewasa,” ujar Tika.

Edukasi seks sangat penting karena beberapa remaja yang sudah mengalami pubertas aktif secara seksual, sehingga jika mereka berhubungan intim tanpa edukasi mereka dapat hamil di luar nikah, ataupun terkena penyakit menular seksual.

Di ranah media digital seperti sekarang ini, tidak menutup kemungkinan mereka akan menghadapi rayuan dari dunia maya. Inilah yang sangat sulit dipantau orangtua, sehingga anak nantinya tidak siap ketika harus hidup berdampingan.

Tika turut menekankan untuk menanamkan pentingnya menghormati diri sendiri dalam edukasi seks, sehingga ini bukan cuma semata-mata pelajaran tentang aktivitas seksual.

5. Butuh normalisasi

Tips Edukasi Seks biar Gak Canggung, Ini Saran Psikologilustrasi pembicaraan ibu dan anak (pexels.com/Karolina Grabowska)

Masyarakat butuh normalisasi mengenai edukasi seks. Misalnya, ketika seseorang sudah mengalami mimpi basah atau menstruasi. Tika yang merupakan psikolog anak menjelaskan bahwa masih banyak masyarakat yang menganggap topik yang berhubungan seks itu 'haram'. 

Padahal, edukasi seks lebih dari pubertas, yang juga mengajarkan anak mengenai kebahagiaan dan kesehatan tubuh.

Kebahagiaan seseorang itu diukur dari bagaimana pasangan dengan satu sama yang lain memiliki koneksi tersendiri atau tidak. 

Edukasi seks sangat penting dilakukan dan harus dimulai sedini mungkin. Ingat, seks bukanlah sesuatu yang tabu untuk dibicarakan. Tika pun menyarankan keterbukaan antara orangtua dan anak, serta edukasi seks bisa dimulai dengan hal-hal yang terlihat seperti anatomi tubuh.

Baca Juga: Anak-Anak Juga Bisa Stres, yuk Cari Tahu Cara Menghadapinya!

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya