12 Manner Berkomunikasi dengan Difabel Rungu di A Sign of Affection

Daya tarik utama anime A Sign of Affection adalah penggunaan bahasa isyarat sebagai materi ceritanya. Berkat itu penonton bisa belajar gerakan dan arti beberapa bahasa isyarat serta dunia difabel rungu dalam cara pandang tertentu. Tak ketinggalan, penonton juga disuguhi manner atau tata krama berkomunikasi dengan difabel rungu lewat interaksi para karakter animenya.
Jika gerakan dan arti suatu bahasa isyarat bisa berbeda tiap negara, manner berkomunikasi ini sifatnya lebih umum. Itu sebabnya kamu tak akan rugi mengetahui etika tersebut demi kesopanan dan memperlancar komunikasi. Yuk, mari ketahui manner berkomunikasi dengan difabel rungu di A Sign of Affection. Selamat belajar!
1. Memastikan lawan bicara telah siap memerhatikan

Manner pertama berkomunikasi dengan difabel rungu yakni memastikan mereka telah siap memerhatikan. Jika tidak begitu, mungkin mereka tak sadar sedang diajak berkomunikasi. Atau bisa juga jadi tak mengerti bahkan salah paham karena yang tertangkap hanya sebagian pesan. Jangan sampai melakukan salah satu scene Itsuomi (bercerita tanpa pendengar) di pencucian umum jika memang ingin menyampaikan sesuatu pada seorang difabel rungu.
2. Menggunakan getaran, sentuhan, atau kehadiran visual untuk memulai obrolan

Cara menarik perhatian difabel rungu agar mereka sadar sedang diajak memulai komunikasi, ada beragam cara. Pada dasarnya cara tersebut berkaitan dengan visual, getaran, atau sentuhan. Penerapannya tergantung situasi serta kondisi mitra tutur tuli yang hendak diajak berkomunikasi.
Misalnya jika tengah duduk satu meja, kita bisa mengetuk material meja atau tempat duduk untuk menciptakan getaran dan menarik fokus seorang difabel rungu. Hal tersebut sering dilakukan Rin kepada Yuki saat mereka duduk di kelas atau kafe. Keunggulan memanfaatkan getaran ini karena daya hantarnya paling ringan dan minim kejut. Kelemahannya, cara ini mungkin tak akan berhasil jika situasi sekitar sudah penuh getaran seperti ketika berada dalam kendaraan yang mesinnya menyala.
Cara efektif lain yang bisa dipakai dalam situasi gaduh atau ramai yakni melalui sentuhan. Bisa berupa tepukan ringan, colekan, atau tarikan. Tentunya kita harus menyesuaikan tenaga sentuh agar tak terlalu mengagetkan atau menyakitkan. Perhatikan juga bagian tubuh yang disentuh agar sopan. Bagian paling umum yaitu lengan tangan atau pundak.
Cara lainnya yaitu menarik perhatian visualnya jika kondisi mitra tutur tidak disertai kebutaan. Kita bisa menunggu atau memaksa masuk ke jangkauan visual seorang difabel rungu. Karakter Rin biasanya melambaikan tangan atau menyodorkan ponsel berisi tulisan di depan Yuki jika ingin mengajak gadis itu berkomunikasi.
3. Tidak muncul mendadak dari belakang

Peringatan tersebut jelas disampaikan oleh tokoh Oushi beserta alasan logisnya karena bisa membuat kaget difabel rungu. Sebenarnya ada juga scene saat Itsuomi mengklaim dirinya telah mendapatkan izin perkecualian dari Yuki untuk melakukan hal tersebut. Akan tetapi tetap saja itu menyiratkan bahwa pesan Oushi lebih cocok diaplikasikan secara umum.
4. Berbicara dengan pelafalan yang jelas

Jika memerhatikan scene awal saat Yuki dan Itsuomi berinteraksi, pasti kalian tahu alasannya. Mengucapkan lafal lebih jelas bisa membantu seorang difabel rungu agar bisa membaca gerak bibir secara tepat. Meski tidak semua difabel rungu bisa membaca gerak bibir, tetapi manner ini tetap layak diterapkan.
5. Tidak menutup wajah terutama area mulut

Masih terkait poin sebelumnya, ini juga manner yang bisa membantu untuk membaca gerak bibir. Scene paling jelas mengilustrasikan hal tersebut adalah kerepotan Yuki saat berhadapan dengan kasir pasar swalayan yang memakai masker. Selain itu, bisa juga terjadi di situasi seperti Rin saat refleks membekap mulut begitu mendengar info mengagetkan atau membuat tersipu kala berkomunikasi. Hindarilah kebiasaan menutup mulut saat berkomunikasi terutama jika lawan bicaramu difabel rungu.
6. Tuliskan kata sulit atau tak umum serta definisikan dengan cara yang lebih sederhana

Kata asing dan tak familier tentu sulit dimengerti seseorang. Jadi jika difabel rungu yang diajak berkomunikasi terlihat kebingungan, kamu bisa mecoba menuliskan bagian kata-kata sulit. Kemudian lanjut menjelaskan artinya dengan lebih sederhana.
Itsuomi pernah menuliskan Laos (nama negara yang kemungkinan asing bagi orang Jepang). Sedangkan Rin pernah menuliskan trilingual saat membicarakan keahlian Itsuomi. Tentu praktik ini hanya bisa diaplikasikan jika difabel rungu yang diajak berkomunikasi bisa baca-tulis seperti karakter Yuki.
7. Menggunakan bahasa isyarat, jika bisa

Memang bukan sebuah kewajiban untuk belajar bahasa isyarat. Apalagi belajar bahasa apa pun prosesnya tidak mudah. Akan tetapi jika ada orang yang kamu pedulikan berkomunikasi dengan bahasa tersebut, tentu bukan hal yang sia-sia untuk melakukan pengorbanan, bukan? Oushi dan Itsuomi adalah beberapa contoh yang telah mempelajari bahasa isyarat dan menjadi makin tertarik dengan dunia tersebut.
8. Tetap melafalkan secara lisan meskipun telah menggunakan bahasa isyarat

Setelah bisa menggunakan bahasa isyarat, ada baiknya kamu juga tetap melafalkan kata-kata yang dimaksudkan sebagaimana yang dilakukan karakter Itsuomi. Hal itu berguna untuk menutup celah perbedaan perbendaharaan pengetahuan bahasa isyarat antar penutur serta menghindari salah penafsiran bagi mereka yang baru belajar. Fungsi lain pelafalan ini untuk memancing ekspresi.
9. Gunakan ekspresi untuk menghindari kesalahpahaman

Kebanyakan pengguna baru bahasa isyarat yang bukan difabel rungu akan terlalu fokus pada gerakan hingga lupa berekspresi. Padahal ekspresi ini salah satu elemen krusial dalam bahasa isyarat. Ibaratnya, eskpresi ini menjadi pengganti intonasi dan tanda baca.
Struktur bahasa isyarat cukup berbeda dari jalinan komunikasi lisan dan tertulis. Sistem bahasa isyarat diciptakan sesederhana mungkin untuk mempermudah komunikasi. Dengan kesederhanaanya diciptakan, ekspresi menjadi bumbu yang memperkaya maksud penyampaiannya.
10. Berkomunikasi di tempat terang dan masih terjangkau jarak pandang

Berhubung kebanyakan komunikasi dengan difabel rungu memanfaatkan media visual sebagai pengganti audio, jadi usahakan lakukan komunikasi di tempat terang. Lakukan juga komunikasi saat jarak pandang masih terjangkau. Jika tidak, pesanmu mungkin tak akan terbaca sama sekali. Tentu hal tersebut tidak termasuk dalam praktik mengisim pesan via chat atau pesan elektronik lainnya.
11. Tidak mentertawakan komunikasi lisan difabel rungu

Peraturan penting serta sensitif lainnya yakni jangan pernah mentertawakan komunikasi lisan difabel rungu. Entah karena caranya, jalinan katanya, atau bahkan suaranya. Selain tak sopan, itu bisa menurunkan kepercayaan diri seorang difabel rungu seperti yang pernah dialami Yuki. Don’t be cruel!
12. Jangan salah paham dan sikapi dengan bijak suara lantangnya

Beberapa difabel rungu masih berkomunikasi lisan seperti biasa. Hanya saja mereka sering menyuarakan secara lebih lantang dari yang diharapkan orang-orang sekitarnya. Hal tersebut terutama dipicu oleh tingkat pendengaran mereka sendiri dalam menangkap volume suara.
Oleh sebab itu suara lantang mereka jangan disalahartikan. Jika memang diperlukan seperti karena berada di lingkungan perpustakaan, silakan ingatkan dengan baik. Dengan sama-sama menghargai, komunikasi akan terasa sama-sama enaknya.
Tidak semua difabel rungu punya privilese untuk belajar bahasa isyarat standar, membaca gerak bibir, ataupun kemampuan baca-tulis. Faktor seperti tingkatan pendengaran, periode awal tuli, hingga komplikasi dengan hal lain seperti buta atau keterbelakangan mental bisa berpengaruh. Itu sebabnya beberapa manner di sini belum tentu bisa diaplikasikan.
Meski begitu, setidaknya kalian telah berusaha sebaik mungkin untuk mencoba memperlancar komunikasi. Tak ada salahnya belajar menerapkan manner berkomunikasi dengan difabel rungu di A Sign of Affection dalam kehidupan sehari-hari. Selamat mencoba!