5 Film Crossover Terburuk, Raih Skor Rendah dan Banyak Kritik

Penikmat media, seperti film, game, novel, manga, dan anime, pasti sudah paham apa itu crossover. Ya, crossover sendiri merujuk pada pertemuan dua atau beberapa karakter utama dari semesta yang berbeda. Proyek ini dibuat untuk memperkaya premis dan narasi agar terlihat makin luas.
Nah, kita tahu bahwa ada crossover yang bisa dikatakan bagus, misalnya beberapa film milik Marvel yang sebetulnya masih bernaung di bawah waralaba yang sama. Namun, sistem bisnis macam ini tidak melulu melibatkan waralaba yang sama. Sebaliknya, ada banyak jenis crossover yang menarik waralaba lain untuk bergabung ke dalam proyek yang sama.
Sayangnya, tidak semua film crossover itu bagus. Beberapa bahkan dianggap gagal dan mengundang banyak kritik. So, apa kamu pernah merasa "terjebak" menonton crossover di bawah ini?
1. The League of Extraordinary Gentlemen

The League of Extraordinary Gentlemen sebetulnya tidak pantas masuk dalam daftar ini. Bayangkan saja, ada nama-nama besar di dalamnya, macam Sean Connery dan sutradara Stephen Norrington. Sayangnya, skornya di laman Rotten Tomatoes hanya berada di angka 17 persen. IMDb masih memberi penilaian lumayan, yakni 5,8/10.
Film ini diproduksi di bawah naungan 20th Century Fox dengan bujet sekitar 80 juta dolar AS atau Rp1,2 triliun (kurs saat ini). Saat perilisannya pada 2003 lalu, ada banyak pengamat film yang cukup kecewa dengan karya berdurasi 110 menit ini. Narasi cerita yang dangkal ditambah dengan pembawaan karakter yang kaku menjadi faktor yang membuatnya jeblok.
2. Freddy vs. Jason (2003)

Film ini masih mendingan ketimbang The League of Extraordinary Gentlemen. Skor yang diberikan IMDb dan Rotten Tomatoes masih berada di atas 40 persen. Beberapa penonton dan penggemar juga masih memberikan penilaian yang cukup layak, yakni di atas 50 persen. Sayangnya, Freddy vs. Jason masuk ke dalam daftar crossover terburuk dari New Line Cinema.
Penilaian yang sangat rendah ini diakibatkan oleh beberapa premis dan narasi yang seolah dipaksakan. Untungnya, CGI atau efek spesial yang dibuat saat itu masih cukup memuaskan. Pada 2003, film horor memang tengah berkembang pesat, tapi belum terlalu berani untuk menampakkan adegan brutal yang berdarah-darah.
3. Alien vs. Predator (2004)

Tahun 2004 menjadi momen awal dari semesta Alien vs. Predator. Pasalnya, kala itu, 20th Century Fox merilis film ini ke layar lebar dan menghasilkan pendapatan 173 juta dolar AS atau Rp2,6 triliun (kurs saat ini). Sayangnya, film arahan Paul WS Anderson gagal menjadi crossover yang bagus di mata penonton.
Skornya jelas jeblok, bahkan lebih buruk jika dibandingkan dengan Freddy vs. Jason. Nah, laman Screen Rant menjelaskan bahwa rating atau pengelompokan Alien vs. Predator ke dalam PG-13 (remaja) menjadi salah satu penyebab film ini tidak begitu diminati. Pasalnya, penonton lebih suka menyukai film horor dengan rating R (terbatas) alias dewasa.
Kualitas efek spesial yang dibangun di sepanjang cerita juga dinilai buruk. Lalu, gagasan kemunculan film ini masih terasa absurd dan seolah dipaksakan. Beruntung judul-judul Alien vs. Predator selanjutnya tidak seburuk film pertamanya. Ini bukti bahwa nama besar dan bujet tinggi pun belum tentu membuat crossover terlihat menarik.
4. Tom and Jerry: Willy Wonka and the Chocolate Factory

Tidak banyak yang tahu bahwa Warner Bros. pernah membuat dan merilis crossover berjudul Tom and Jerry: Willy Wonka and the Chocolate Factory. Film ini memang ditujukan untuk anak-anak yang tentunya mudah luput dari kritikus dan penikmat film. Bahkan, penggemar Tom and Jerry pun mungkin tidak pernah menonton karya arahan Spike Brandt ini.
Sayangnya, film ini bukanlah harta karun yang terpendam. Ia justru harus tersungkur dan masuk ke dalam daftar crossover terburuk. IMDb dalam lamannya hanya mengganjar film ini dengan skor 4,7/10 yang tentu saja masih jauh dari ekspektasi. Padahal, Tom dan Jerry merupakan karakter legendaris yang sudah ada sejak dulu, begitu pula dengan Willy Wonka yang sudah eksis pada 1964.
5. Sadako vs. Kayako

Jika ada crossover yang terbilang nekat dan absurd, mungkin itu hanya dinobatkan kepada Sadako vs. Kayako yang dirilis pada 2016 lalu. Apa yang membuatnya makin melelahkan untuk ditonton adalah narasi pertarungan antara dua hantu yang sebelumnya memiliki nama yang cukup tenar di Jepang.
Film ini disutradarai oleh Kōji Shiraishi yang sebetulnya pernah sukses dengan film lain berjudul Noroi: The Curse dan A Record Of Sweet Murder. Nah, kisah semesta horor dalam Ju-On dan The Ring sebetulnya sudah memiliki basis penggemarnya masing-masing. Sayangnya, hal itu dirusak begitu saja oleh adegan pukul-pukulan antara Sadako dan Kayako dalam film ini.
Jika penasaran dengan beberapa judul film di atas, kamu bisa tonton dan menilainya sendiri karena selera bisa berbeda-beda. Jadi, kalau menurutmu, film crossover mana lagi yang nilainya berada di bawah ekspektasi, ya?