6 Fakta yang Terungkap di Film Mufasa: The Lion King

Jelang akhir tahun, Disney resmi merilis film live-action terbarunya, Mufasa: The Lion King pada Rabu (18/12/2024). Sebagai prekuel dari kisah legendaris The Lion King, film ini memuat rangkaian perjuangan dari kisah masa lalu Mufasa, ayah Simba, sebelum dirinya dinobatkan menjadi raja Pride Lands.
Setelah film perdananya rilis di tahun 1994, The Lion King memang menjadi salah satu film animasi Disney yang sangat digemari. Menariknya, film ini juga menjelaskan sejumlah misteri yang selama ini belum terjawab, termasuk awal mula konflik antara Mufasa dan Scar. Diwarnai jalan cerita penuh haru dengan iringan soundtrack yang memukau, berikut sederet fakta yang terungkap di film Mufasa: The Lion King. Bagi yang belum menonton, artikel ini mengandung spoiler, ya!
1. Di masa lalu, Pride Lands dikenal dengan nama Milele

Jauh sebelum dikenal sebagai Pride Lands, kawasan tersebut dahulu dikisahkan bernama Milele. Semula, Mufasa hanya mendengar tentang Milele dari orang tuanya yang menyebutkan jika kawasan tersebut begitu asri dan menjadi rumah bagi keluarga kerajaan. Namun, Milele sempat diyakini oleh keluarga Mufasa sebagai mitos karena kawasan tersebut dianggap terlalu indah.
Milele juga disebutkan berasal dari bahasa Swahili yang berarti "selamanya" dan diceritakan turun-temurun sebagai surga bagi kawanan singa. Setelah Mufasa melewati serangkaian petualangan berbahaya, ia kemudian sampai ke Milele bersama Taka.
Milele menjadi tempat Mufasa berlabuh setelah pelariannya, termasuk saat ia harus berhadapan dengan kawanan singa liar yang ingin membunuhnya. Setelah Mufasa dinobatkan menjadi raja, nama Milele berubah menjadi Pride Lands, seperti yang sudah kita kenal selama ini.
2. Mufasa bukan berasal dari keluarga kerajaan

Selama film animasi The Lion King dirilis oleh Disney sejak tahun 1994, kita sudah mengenal Mufasa sebagai sosok raja yang kharismatik dan begitu disegani. Namun, prekuel ini memperlihatkan masa lalu Mufasa yang ternyata bukan berasal dari keluarga kerajaan. Ia juga tidak memiliki darah bangsawan, berbeda dengan Taka alias Scar yang merupakan bagian dari keluarga kerajaan.
Bahkan, Mufasa harus menjalani kehilangan sejak kecil setelah kedua orang tuanya tewas akibat bencana banjir banding. Mufasa kecil yang terapung di sungai kemudian harus bertahan hidup sendirian hingga akhirnya diselamatkan oleh Taka. Kehadiran Mufasa begitu disambut bahagia oleh Taka karena ia merasa memiliki teman baru yang dianggapnya sudah menjadi saudara.
Namun, Raja Obasi, ayah Taka awalnya tak suka dengan kehadiran Mufasa lantaran dianggap sebagai bagian dari outsiders, singa liar yang sewaktu-waktu bisa jadi ancaman bagi keluarga kerajaan. Mufasa juga sempat direndahkan selama tinggal bersama keluarga Taka.
Di sisi lain, Mufasa tak ingin ambil pusing karena ia berfokus pada rasa syukur dan lega usai diselamatkan Taka. Baginya, kedatangannya di Valley of Kings sewaktu kecil merupakan sebuah kesempatan baru dalam hidupnya setelah menghadapi peristiwa menyedihkan yang merenggut orang tuanya.
3. Konflik Scar dan Mufasa meruncing setelah mereka menjadi target kawanan singa liar pimpinan Kiros

Konflik awal Scar dan Mufasa yang terungkap di film ini memang tak kalah mengejutkan. Setelah tumbuh remaja, Mufasa sebenarnya dicanangkan untuk menjadi pelindung Taka. Sedangkan, Taka yang merupakan putra dari Raja Obasi dipersiapkan untuk menjadi raja berikutnya, pengganti sang ayah di masa depan.
Namun, setelah Mufasa dan Taka menjadi target kelompok singa liar pimpinan Kiros, hidup Taka berbalik 180 derajat. Selama pelarian mereka, kepemimpinan dan keberanian Mufasa mulai terlihat, sementara peran Taka semakin tidak menonjol. Ditambah, hubungan akrab antara Mufasa dan singa betina bernama Sarabi juga membuat Taka marah.
Perbedaan karakter Taka dan Mufasa juga semakin terlihat seiring berjalannya waktu. Rasa sayang Taka terhadap Mufasa yang diperlihatkannya sedari kecil kini berganti dengan rasa cemburu dan kebencian. Diam-diam, Taka berbalik menjalin aliansi dengan Kiros dan kawanan outsiders untuk memburu Mufasa di Milele.
Ia sebenarnya menyadari jika keputusan yang diambilnya merupakan bagian dari rasa dendam dan kecemburuannya terhadap Mufasa. Pengkhianatan yang dilakukan Taka tak hanya mempermalukan dirinya sebagai keturunan raja Obasi, melainkan juga membuatnya semakin tidak dianggap layak untuk menjadi pemimpin.
4. Scar mendapatkan goresan luka di wajahnya saat menolong Mufasa

Scar dikenal memiliki garis luka yang cukup panjang di wajahnya, yang melintang di dekat mata kanannya. Ternyata, luka tersebut didapatkannya saat melindungi Mufasa. Setelah ia melakukan pengkhianatan terhadap Mufasa dengan menjalin aliansi bersama Kiros dan kawanannya, Taka ternyata tak sampai hati untuk saat melihat Mufasa yang sudah nyaris dibunuh Kiros.
Ketika Mufasa sudah babak belur dan tak bisa berkutik saat cakar Kiros menuju ke arahnya, Taka dengan cepat melompat di antara mereka hingga cakar tajam milik Kiros menggores wajahnya. Momen tersebut menjadi kali kedua Taka menolong Mufasa setelah ia menyelamatkan Mufasa kecil di sungai.
Adegan ini memang cukup mengejutkan karena Taka diperlihatkan masih memiliki sisi baik dalam dirinya. Namun, hal itu rasanya masih belum cukup karena sikap iri-dengki dan pengkhianatan Taka berdampak besar bagi hidup Mufasa dan penduduk Milele. Tindakan yang disebabkan oleh pengkhianatan Taka jelas membuatnya kehilangan kepercayaan, baik dari Mufasa maupun penduduk Milele.
5. Mufasa dinobatkan menjadi raja atas konsistensi dan keberaniannya sebagai pelindung bagi penduduk Milele

Selama diburu oleh Kiros dan kawanannya, Mufasa kerap menunjukkan keberaniannya. Ia juga tidak gentar untuk melindungi kawanan singa dan hewan lainnya di Milele dari kekejaman kelompok Kiros. Lewat kepemimpinan dan keberanian yang ditunjukkan, Mufasa mampu menyatukan seluruh hewan di Milele. Ia juga tak pernah berkhianat dan selalu berada di garda terdepan untuk melindungi mereka.
Rafiki, tetua yang sangat disegani di Milele beserta kumpulan hewan lainnya kemudian sepakat untuk menobatkan Mufasa sebagai raja mereka, mengambil alih kepimpinan di Milele. Bahkan, Rafiki yang memiliki kemampuan magis untuk melihat masa depan juga sudah menyebutkan jika pemimpin Milele nantinya merupakan seekor singa yang tidak memiliki darah bangsawan.
Mufasa tidak pernah menganggap dirinya sebagai sosok superior, melainkan selama ini ia hanya ingin hidup damai di wilayah yang asri serta dikelilingi keluarga dan kumpulan hewan yang mencintainya. Ironisnya, Taka selalu merasa dirinya jauh lebih layak menjadi raja karena dirinyalah merupakan keturunan bangsawan.
6. Simba kini menjalani kehidupan yang damai bersama Nala dan kedua anaknya

Simba dan Nala turut muncul di film Mufasa: The Lion King. Meski perannya tak sebanyak di film The Lion King (2019), namun prekuel kali ini turut menampilkan kondisi terkini setelah Simba berhasil mengalahkan Scar dan dinobatkan menjadi raja. Saat ini, Simba telah menjalani kehidupan yang bahagia bersama pasangannya, Nala.
Mereka membesarkan putri kecilnya, Kiara dengan kasih sayang. Bahkan, keluarga kecil tersebut juga semakin lengkap dengan kehadiran putra mereka yang baru lahir. Kedamaian hidup Simba memang tidak didapat dengan mudah, lantaran ia juga melewati peristiwa tragis saat melihat ayahnya mati akibat ulah Scar hingga ia dimanipulasi dan difitnah oleh Scar.
Mufasa: The Lion King turut menandai tiga dekade dari film animasi legendaris The Lion King yang pertama kali dirilis oleh Disney pada tahun 1994. Kini, potongan misteri terkait masa lalu Mufasa dan Scar resmi terjawab. Menurutmu, apa saja fakta yang terungkap di film Mufasa: The Lion King dan sukses membuatmu terkejut?