Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Film dan Serial tentang Mbak-Mbak Kantoran Paling Realistis

Home Sweet Loan (dok. Visinema Pictures/Home Sweet Loan)

Ada banyak film yang mengangkat tema drama kantor. Namun, mayoritas masih didominasi lakon laki-laki dan kalau mendapuk lakon perempuan, fokusnya bakal ke percintaan. Padahal, dalam ranah profesional, ada banyak isu serius yang harus dihadapi perempuan, seperti misogini, subordinasi, dan seksisme. 

Kalau boleh memilah, berikut enam rekomendasi film dan serial tentang mbak-mbak kantoran yang paling mendekati realitas. Daftarnya ada di bawah, boleh setuju atau tidak, kok. Coba buktikan, mana yang paling membuatmu seperti sedang bercermin?

1. Sometimes I Think About Dying (2023)

Sometimes I Think About Dying (dok. New Europe Film Sales/Sometimes I Think About Dying)

Sometimes I Think About Dying mengikuti Daisy Ridley sebagai mbak-mbak kantoran bernama Fran yang terisolasi dan kesepian. Hidupnya hanya berkutat di kantor dan rumah, tanpa ada koneksi berarti dengan orang-orang di sekitarnya.

Ia juga sering memikirkan kematiannya, mengindikasikan minimnya semangat dan alasan untuk terus hidup. Hingga akhirnya, seorang pegawai baru datang dan membuatnya mulai memikirkan masa depan. 

Perasaan terisolasi ini jadi masalah umum manusia modern. Terutama untuk orang-orang yang tinggal sendiri (jauh dari keluarga atau memang memilih tak tinggal bareng keluarga). Apalagi dengan pergeseran gaya hidup yang makin individualis seperti sekarang.

2. Rilakkuma and Kaoru (2019)

Rilakkuma and Kaoru (dok. Netflix/Rilakkuma and Kaoru)

Meski bergenre fantasi dan menyertakan karakter-karakter komikal seperti Rilakkuma dan teman-temannya, serial rilisan Netflix ini sebenarnya cukup realistis. Sosok Kaoru, sang lakon manusia diceritakan sebagai seorang pekerja kantoran Jepang dengan segala drama hidupnya. Buat yang seumuran Kaoru alias baru menapaki proses adulting (pendewasaan), ini serial yang benar-benar menghibur. 

Kehidupannya lumayan lempeng, tipikal pekerja Jepang yang rutinitasnya tetap, tapi amat lekat dengan kenyataan. Ada kalanya Kaoru mengeluhkan rasa kesepian, lelah, dan bosannya. Namun, pada satu waktu ia memberanikan diri mencoba hal baru yang sayangnya gak selalu sesuai ekspektasi. 

3. The Devil Wears Prada (2006)

The Devil Wears Prada (dok. Twentieth Century Fox/The Devil Wears Prada)

Disebut salah satu film legendaris, The Devil Wears Prada memang cukup relevan. Terutama buat pekerja kantoran yang bergerak di bidang fesyen. Mengikuti keseharian mbak-mbak bernama Andy (Anne Hathaway) yang bekerja sebagai asisten untuk editor majalah fesyen ternama, hidupnya penuh tekanan dan tantangan. 

Ada banyak drama yang mengiringi profesi Andy. Itu masih ditambah tuntutan untuk tampil paripurna dan impresif di depan klien dan mitra kerja. Meski tak lepas dari dramatisasi, beberapa bagian dalam film ini terasa seperti dokumenter saking akuratnya. 

4. The Assistant (2019)

The Assistant (dok. Bleecker Street/The Assistant)

Dirilis beriringan dengan gerakan #MeToo, The Assistant adalah potret horor yang harus dilalui pekerja perempuan di tengah dominasi pekerja pria. Lakon kita diceritakan sebagai pegawai baru di sebuah agensi model. Bekerja di bagian administrasi, ia dibuat tak nyaman dengan celotehan para rekan kerja prianya yang lebih senior.

Ketidaknyamanannya memuncak ketika ia mencurigai bosnya mengambil keuntungan dari posisi dan kekuasaannya saat menyeleksi beberapa talent perempuan. Meski gak ada adegan eksplisit, kamu bisa merasakan dengan jelas kengerian yang harus dirasakan para perempuan di tempat itu. Akting Julia Garner berperan besar di sini. 

5. Working Girl (1988)

Working Girl (dok. Twentieth Century Fox/Working Girl)

Dirilis pada 1980-an, Working Girl masih relevan sampai sekarang. Film berpusat pada perjuangan seorang mbak-mbak kantoran bernama Tess (Melanie Griffith) yang setelah diremehkan di kantor lamanya hanya karena ia perempuan memutuskan untuk mengundurkan diri. Di kantor baru, ia ternyata tak serta merta lepas dari masalah bias gender yang sama.

Kebetulan, ia justru harus berurusan dengan bos sesama perempuan yang menganggapnya pesaing. Isu seperti subordinasi (menomorduakan perempuan) sampai misogini internal dibahas tuntas dan akurat. Meski tak lepas dari bumbu drama percintaan, komposisinya masih proporsional, kok. 

6. Home Sweet Loan (2024)

Home Sweet Loan (dok. Visinema Pictures/Home Sweet Loan)

Datang dari tanah air, Home Sweet Loan bisa dibilang gebrakan yang dinanti-nanti. Tak fokus pada percintaan, film justru mengikuti pergumulan batin seorang mbak-mbak kantoran yang terjebak keadaan tak menguntungkan. Ia terpaksa jadi sandwich generation karena kesalahan orang di sekitarnya, mulai dari orangtua sampai kakak laki-lakinya. 

Jengah dengan tanggung jawab itu, ia bermimpi bisa hidup sendiri dan mengambil jarak dari keluarganya yang toksik. Namun, inflasi harga tanah dan rumah yang tak terbendung jadi hambatan untuk mimpinya tersebut.

Terlepas dari beberapa detail yang jadi perdebatan, seperti jumlah tabungannya yang lumayan fantastis untuk orang seusia sang lakon, film ini cukup relevan dengan realitas pahit negeri ini. 

Dengan riset yang niat, film-film tentang mbak-mbak kantoran bisa secerdas dan serealistis ini. Tentu kehidupan perempuan gak berkutat pada masalah percintaan belaka. Ada banyak hal genting lain yang menghantui dan lebih mendesak untuk didiskusikan. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Ayu Silawati
EditorDwi Ayu Silawati
Follow Us