Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

9 Film yang Bikin Kamu Ingin Habiskan Quality Time dengan Orangtua

Honey (dok. Kaplan Film Production/Honey)

Hidup ini tentang pilihan dan pilihan-pilihan itulah yang menentukan prioritas kita. Namun, bisa saja kita salah membuat prioritas. Salah satunya dengan membuang kesempatan untuk mengutamakan orang terdekat demi mengejar ambisi-ambisi duniawi. Sedang merasakan kegundahan ini, tetapi masih belum yakin mau menggeser prioritasmu? 

Coba deh tonton 9 film di bawah ini. Bertema hubungan orangtua dan anaknya, kamu bakal dibikin makin galau. Selagi ada waktu, bolehlah luangkan waktu dalam hidupmu untuk menghabiskan waktu bareng orangtua. Kita tak pernah tahu kapan perpisahan itu bakal terjadi, lho. 

1. Honey (2011)

Honey (dok. Kaplan Film Production/Honey)

Honey adalah film Turki yang dibuat lewat kacamata seorang bocah 6 tahun yang terisolasi di sekolah. Sebagai gantinya, ia lebih senang menghabiskan waktu dengan ayahnya yang bekerja sebagai pemburu madu lebah liar. Saat suplai madu liarnya mulai menipis, sang ayah terpaksa berburu ke tempat yang lebih jauh. Masalahnya, sudah berhari-hari, sang ayah tak kunjung pulang. Rasa rindu dan kehilangan tercermin jelas dalam ekspresi sang bocah, bikin siapapun ikut tersentuh. 

2. Aftersun (2022)

Aftersun (dok. A24/Aftersun)

Aftersun gak kalah haru. Ia mengikuti momen liburan seorang anak 11 tahun dengan ayahnya di Turki. Meski tak tinggal serumah, keduanya cukup akrab. Ini seperti bukti kalau perceraian tak bisa jadi alasan absennya ayah dalam hidup anaknya. Menariknya, film melankolis ini seperti dibuat sebagai kenangan terakhir sebelum si bocah benar-benar berpisah dengan sang ayah. Ada indikasi sang ayah mengidap isu kesehatan mental dalam beberapa adegan. 

3. Petite Maman (2021)

Petite Maman (dok. Unifrance/Petite Maman)

Dikemas dengan sentuhan magical-realism, Petite Maman akan mengajakmu mengamati pertemuan seorang bocah dengan ibunya saat masih seumuran dirinya. Awalnya tak tahu, mereka membentuk koneksi layaknya rekan sebaya. Pada akhirnya, pertemuan ini membuat koneksi si bocah dan ibunya jadi lebih bermakna. Bayangkan kalau itu terjadi padamu? Apa yang bakal berubah dari relasimu dan orangtua? 

4. Nowhere Special (2022)

Nowhere Special (dok. Beta Cinema/Nowhere Special)

Nowhere Special adalah petualangan mengharukan seorang ayah yang mencari orangtua asuh untuk putra semata wayangnya. Ini ia lakukan setelah didiagnosa tak bakal hidup lama karena sebuah penyakit. Prosesnya ternyata tak sesederhana yang ia bayangkan, sampai-sampai ia lupa untuk menikmati waktu bersama putranya selagi masih sempat. 

5. Manchester by the Sea (2016)

Manchester by the Sea (dok. Amazon Studios/Manchester by the Sea)

Menjelajahi kompleksitas dari dukacita, Manchester by the Sea mempertemukan seorang remaja dengan pamannya setelah kematian ayah tunggalnya. Masalahnya, tak hanya sang remaja yang sedang memproses rasa kehilangannya, sang paman pun punya masa lalu kelam yang berkaitan dengan dukacita. Bersama mereka mencoba jadi penguat untuk satu sama lain. 

6. Sorry We Missed You (2019)

film Sorry We Missed You (dok. Zeigeist Films/Sorry We Missed You)

Datang dari Ken Loach, sutradara spesialis film kerah biru Inggris, Sorry We Missed You sebenarnya membahas dampak buruk gig economy. Namun, dalam beberapa adegan, kita justru disuguhi relasi menawan seorang ayah dan anak perempuannya. Sepulang sekolah, sang anak akan ikut ayahnya mencari nafkah dengan mengantar paket dari rumah ke rumah. Bikin kangen momen masa kecil bareng orangtua, deh. 

7. All of us Strangers (2023)

All of Us Strangers (dok. Searchlight Pictures/All of Us Strangers)

All of Us Strangers cukup unik. Dikemas ala mimpi yang absurd, tetapi kontemplatif, ini adalah balada seorang pria 40-an mengisolasi diri. Salah satu faktor yang membuatnya punya kecenderungan ini adalah belum berdamainya ia dengan masa lalunya. Ditinggal  kedua orangtuanya pada usia 12 tahun karena kecelakaan, sang pria belum sempat mengungkap satu rahasia tentang dirinya sendiri. Ini membuatnya terhantui dan mencoba membayangkan bilamana ia bisa berbicara dengan mereka sekarang. 

8. When Marnie Was There (2015)

When Marnie Was There (dok. Studio Ghibli/When Marnie Was There)

When Marnie Was There juga berlakonkan bocah penyendiri yang berlibur di rumah seorang kerabat. Saat menjelajahi desa, ia menemukan sebuah rumah mewah dan berkawan dengan seorang bocah sebayanya yang menghuni rumah itu. Mereka tersambung karena persamaan nasib, sama-sama kesepian dan terkucil karena alasan yang berbeda. Persahabatan mereka unik dan spesial sampai sebuah fakta masa lalu tentang bocah rumah mewah itu terbongkar perlahan. Premisnya mirip Petite Maman, tetapi lebih kompleks. 

9. Big Fish (2003)

Big Fish (dok. Columbia Pictures/Big Fish)

Big Fish adalah kisah epik seorang pria dengan ayahnya. Terjerembab dalam love-hate relationship, sang pria akhirnya jengah dengan ayahnya dan memilih untuk tak menggubrisnya selama beberapa tahun. Sampai satu ketika sang ayah didiagnosa mengidap kanker dan sang anak pulang untuk merawat ayahnya itu. Hubungan unik mereka kemudian diceritakan lewat kilas balik yang berpadu dengan cerita-cerita epik karangan ayahnya yang memang seorang pencerita ulung. 

Meski ada yang ditulis dari perspektif orangtua, kesembilan film tadi bisa jadi pengingat untuk yang masih sering menunda berkunjung ke rumah orang terdekat. Lakukan segera sebelum terlambat dan menyesal, deh. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Ayu Silawati
EditorDwi Ayu Silawati
Follow Us