8 Sutradara Film Minimalis yang Karyanya Bikin Hati Adem

Sederhana, tapi pas kena di hati

Dalam industri film, maksimalisme lebih dihargai. Biasanya ditandai dengan dekorasi dan latar yang megah, efek CGI yang mumpuni, hingga kostum serta riasan yang memanjakan mata.  

Namun, ada beberapa sineas yang memilih mengambil jalur yang agak berbeda. Mereka sering disebut sebagai sutradara film minimalis, yaitu film yang fokus pada hal-hal esensial seperti filosofi dan pesan moral di baliknya. 

Film seperti ini umumnya mengangkat premis-premis sederhana yang lekat dengan kehidupan sehari-hari. Kalau ini beresonansi dengan seleramu, silakan tengok rekomendasi film dari delapan sutradara film minimalis di bawah ini. 

1. Robert Breeson 

https://www.youtube.com/embed/Gi33NBMXfBY

Breeson adalah sutradara asal Prancis yang cukup tersohor. Ia didapuk sebagai salah satu pelopor genre minimalis. Ciri khasnya adalah mengemas filmnya dalam bentuk potongan-potongan yang berkesinambungan. Tujuannya adalah meminimalisasi adegan-adegan pengisi yang tidak berkontribusi nyata pada plot. 

Karya-karya Breeson juga cenderung ascetic alias mengandung pesan religious dan normatif, tetapi dikemasnya dengan sangat samar sehingga bisa diilhami banyak kalangan. Film terbaik Breeson antara lain Mouchette, A Man Escaped, dan Pickpocket

2. Aki Kaurismäki

https://www.youtube.com/embed/OeKM0fjOtgA

Empu film minimalis lainnya datang dari Finlandia dengan nama Aki Kaurismäki. Ia banyak mengambil backdrop sederhana untuk filmnya, seperti bar, restoran murah, pelabuhan, dan tempat-tempat lain yang jauh dari kesan glamor. 

Ia dikenal pertama kali lewat film Calamari Union di tahun 1985. Film tersebut bergenre komedi, tetapi dibalut surealisme dan absurditas. Beberapa karya setelahnya, Kaurismäki tertarik untuk mengangkat karakter kaum proletar atau kelas pekerja kelas bawah dengan premis yang lebih simplistik, tetapi sarat akan kritik sosial. Coba tonton Ariel, The Other Side of Hope, Le Havre, dan The Match Factory Girl. 

3. Alice Diop 

https://www.youtube.com/embed/N5OVmfWerGk

Alice Diop adalah sutradara Prancis keturunan Senegal yang gemar memfitur diversitas di negaranya. Kebanyakan karyanya berupa film dokumenter dan film pendek tentang kehidupan sehari-hari. 

Diop memiliki mata dan telinga yang jeli untuk menangkap kisah-kisah menarik orang-orang yang ia temui. Ini membuat cerita yang sebenarnya biasa dan sederhana jadi punya perspektif baru. Kamu bisa mencoba tonton We, On Call, dan Towards Tenderness. 

4. Chloe Zhao 

https://www.youtube.com/embed/-Bcr2L8xNxc

Sebelum dikenal luas karena Nomadland, Chloe Zhao sudah merilis beberapa film serupa macam Songs My Brother Taught Me dan The Rider. Gayanya khas, selalu mengambil cerita yang sederhana, tetapi dibalut dengan dialog yang puitis dan lanskap natural yang memukau. 

Zhao lebih sering menggarap film dengan dana terbatas. Proyek terbesarnya adalah Eternal yang merupakan bagian dari Marvel Cinematic Universe. Sentuhan minimalistik Zhao sepertinya tidak beresonansi dengan gaya film superhero pada umumnya. Ini membuat Eternal dinilai penggemar sebagai salah satu film MCU terburuk. 

5. Abbas Kiarostami

https://www.youtube.com/embed/gMZQzKpBXZ8

Bicara film minimalis tentu tak bisa lepas dari sosok Abbas Kiarostami. Ia dijuluki pelopor gelombang baru dalam industri film Iran lewat karyanya yang visioner, tetapi juga mengandung respek pada tradisi lokal. 

Kiarostami piawai meramu cerita-cerita sederhana dengan latar yang realistis, tetapi sanggup membuat penonton betah menikmati karyanya sampai kredit filmnya tampil. Where's The Friend's Home, Close-Up, dan Taste of Cherry dijuluki sebagai mahakarya sutradara yang tutup usia di 2016 lalu. 

Baca Juga: Ada Umay Shahab, 9 Aktor Ini Eksis Jadi Sutradara Film dan Web Series

6. Jafar Panahi 

https://www.youtube.com/embed/eM2tblIkL4g

Bersama Kiarostami, Jafar Panahi juga dikenal sebagai sutradara yang membawa angin segar di perfilman Iran. Ia pernah bekerja bersama Kiarostami sebelum akhirnya merilis film sendiri di tahun 1990 hingga 2000an. 

Ia dikenal pertama lewat film The White Baloon dan The Circle. Dilanjut dengan Offside yang termasuk berani karena mengkritik larangan bagi perempuan untuk menonton sepak bola langsung di stadion. 

Di tahun 2010, ia sempat dipenjara oleh pemerintah karena hadir dalam acara peringatan dan protes atas kematian sejumlah demonstran yang turun ke jalan setelah pemilu. Atas aksinya ini, ia dianggap menyebarkan propaganda melawan rezim berkuasa. Setelah bebas, ia kembali aktif berkarya lewat film Taxi, Hidden, 3 Faces, dan lain sebagainya. 

7. Kelly Reichardt 

https://www.youtube.com/embed/SRUWVT87mt8

Kelly Reichardt adalah sutradara film minimalis asal Amerika Serikat. Keberadaannya langka di tengah industri film Hollywood yang lebih memprioritaskan maksimalisme. 

Namun, Reichardt seperti Chloe Zhao juga banyak mengangkat cerita dari kaum-kaum terpinggirkan dan terlupakan di negaranya. Mulai dari tunawisma perempuan sampai imigran Asia di Amerika pada abad ke-19. Coba First Cow dan Wendy and Lucy, deh. 

8. Yasujirō Ozu

https://www.youtube.com/embed/43gHCJe1OcU

Yasujiro Ozu memulai kariernya di era film bisu, tepatnya di tahun 1920an. Sempat vakum karena Perang Dunia II, Ozu kembali berkarya di akhir tahun 1940an. 

Ozu jago menulis naskah yang premisnya sederhana ditambah gaya sinematografinya yang dianggap visioner di masa itu. Ia tidak mengekor gaya Hollywood dan menemukan teknik-teknik baru sendiri. Seperti mengambil video dari ketinggian yang cukup rendah hingga menggunakan video statis yang akhirnya banyak diadopsi sineas lain. 

Lagi jenuh dengan sinema mainstream? Mungkin ini saatnya menjernihkan pikiran dengan karya dari sutradara film minimalis di atas. Pilih salah satu judul untuk menikmatinya.

Baca Juga: 7 Film Terbaik Karya Roland Emmerich, Sutradara Film Moonfall

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya