Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

8 Film 2010-an yang Berpeluang Dapat Label Cult Classic

Upgrade (dok. Universal Pictures/Upgrade)
Upgrade (dok. Universal Pictures/Upgrade)
Intinya sih...
  • Film-film yang awalnya tak sukses secara komersial, seperti "Mandy" dan "Under the Skin," kini mendapat apresiasi setelah beberapa tahun.
  • "Blue Ruin," "The Cabin in the Woods," dan "Upgrade" adalah film 2010-an yang belakangan mendapat perhatian karena cerita dan pendekatannya yang unik.
  • "Only God Forgives," "Green Room," dan "Starred Up" adalah film lain yang mendapat apresiasi belakangan ini setelah awalnya dianggap kurang menarik.

Pernahkah kamu menemukan film yang tiba-tiba ramai diperbincangkan padahal tahun rilisnya cukup lawas? Biasanya mereka disebut cult classic, yakni tipe film yang saat awal rilis tak seberapa sukses secara komersial, tetapi akhirnya dapat apresiasi setelah beberapa waktu. Bisa karena isunya relevan atau orang mulai melihat superioritasnya. 

Kalau boleh bikin daftar sinema yang berpeluang dapat gelar cult classic, rasanya film-film 2010-an ini bisa diklaim, deh. Mengapa? Bahas satu per satu, yuk!

1. Mandy (2018)

Mandy (dok. SpectreVision/Mandy)
Mandy (dok. SpectreVision/Mandy)

Mandy adalah film balas dendam yang bermula dari kematian seorang perempuan di tangan pemimpin kultus sesat di hadapan kekasihnya sendiri. Tak terima dengan perlakuan itu, si kekasih pun bertekat membalas perbuatan para pelaku.

Dirilis secara independen, film dengan sentuhan surealisme ini ternyata dapat penggemar baru beberapa tahun belakangan. Terutama setelah Nicolas Cage yang memerankan lakon dapat beberapa proyek indie yang mencuri perhatian macam Dream Scenario (2023) dan Longlegs (2024). 

2. Under the Skin (2013)

Under the Skin (dok. A24/Under the Skin)
Under the Skin (dok. A24/Under the Skin)

Saat pertama dirilis pada 2013, Under the Skin gagal mencuri perhatian. Nama besar A24 sebagai distributornya pun tak banyak membantu. Namun, setelah Jonathan Glazer berhasil meraih beberapa nominasi Oscar berkat The Zone of Interest (2023), film ini mulai dilirik.

Menariknya, hanya Scarlett Johanson satu-satunya nama tenar dalam proyek ini. Aktor lainnya adalah pendatang baru dan amatir. Namun, ini tak mengubah fakta bahwa plotnya makin relevan belakangan ini, terutama yang berkaitan dengan male gaze dan relasi gender.

3. Blue Ruin (2013)

Blue Ruin (dok. The Weinstein Company/Blue Ruin)
Blue Ruin (dok. The Weinstein Company/Blue Ruin)

Blue Ruin sudah mulai dilabeli cult classic. Belakangan, film ini dapat perhatian karena pendekatan unik dan beda mereka saat membahas balas dendam dan kekerasan. Tidak seperti film balas dendam pada umumnya yang fokus pada proses, Blue Ruin justru fokus pada konsekuensi-konsekuensi yang harus ditanggung seseorang setelah ia melancarkan aksi balas dendam. 

4. The Cabin in the Woods (2011)

The Cabin in the Woods (dok. Lionsgate/The Cabin in the Woods)
The Cabin in the Woods (dok. Lionsgate/The Cabin in the Woods)

Empat anak muda yang merepresentasikan arketipe tertentu terjebak di sebuah rumah berisi tantangan dan bahaya. Tanpa mereka sadari, keempatnya adalah objek eksperimen sekelompok peneliti yang punya tujuan tertentu.

Meski terdengar klise, kamu tak pernah tahu apa yang bakal terjadi pada mereka. Efek kejut ditambah analogi dan kritik sosial yang menawan, gak heran kalau banyak yang akhirnya memasukkan The Cabin in the Woods  dalam daftar film horor favorit. 

5. Upgrade (2018)

Upgrade (dok. Universal Pictures/Upgrade)
Upgrade (dok. Universal Pictures/Upgrade)

Bertema balas dendam, tetapi lengkap dengan sentuhan sains, Upgrade adalah film 2010-an yang belakangan mulai digandrungi. Ia mengikuti perjuangan seorang pria korban kecelakaan yang kehilangan istri dan kemampuannya berjalan.

Dengan bantuan seorang pemuda genius, ia pun menemukan cara untuk bisa bergerak dan mencari pelaku penabrakan. Ide segar memang bukan titik berat Upgrade, tetapi dinamika ceritanya cukup kompleks dan efektif untuk sebuah film aksi-thriller. 

6. Only God Forgives (2013)

Only God Forgives (dok. Wild Bunch/Only God Forgives)
Only God Forgives (dok. Wild Bunch/Only God Forgives)

Saat pertama dirilis, tak banyak orang yang melihat potensi film Only God Forgives. Ia berada di tepian selama bertahun-tahun sampai orang melihat kualitas cerita dan sekuens perkelahiannya yang memesona.

Only God Forgives adalah kolaborasi kedua antara sutradara Nicolas Winding Refn dengan Ryan Gosling setelah Drive (2011) yang juga bergenre aksi. Keduanya brutal dan tragis dengan jalan cerita yang kompleks dan penuh dilema moral. 

7. Green Room (2015)

Green Room (dok. A24/Green Room)
Green Room (dok. A24/Green Room)

Green Room juga boleh diadu. Film aksi survival ini mengikuti sekelompok band yang terjebak dalam situasi sulit. Mereka jadi saksi kunci sebuah pembunuhan yang melibatkan komunitas ekstremis Skinhead.

Pihak pengelola venue tak sudi kasus ini tercium pihak berwenang. Sebagai solusinya, mereka menyekap dan berencana membunuh semua anggota band itu. Berjibaku dengan waktu dan kesabaran, para personel band harus mencari cara melarikan diri. 

8. Starred Up (2013)

Starred Up (dok. Film4/Starred Up)
Starred Up (dok. Film4/Starred Up)

Starred Up adalah istilah yang dipakai untuk menjelaskan fenomena naik kelas seorang tahanan remaja ke tanahan dewasa. Napi yang dimaksud adalah Eric (Jack O'Connell). Ia bakal bertemu ayahnya, sesama tahanan yang  jadi semacam dedengkot di penjara itu.

Meski punya dukungan kuat, Eric ternyata harus tetap menjalani proses masuk ke hierarki ketat penjara itu. Termasuk menghadapi tahanan lain dan staf korup. Film ini dianggap superior, karena tak hanya memotret kehidupan brutal di penjara Inggris, tetapi juga relasi kompleks ayah dan anak laki-lakinya yang diselimuti tradisi maskulinitas toksik.  

Ini bukti kalau istilah late-bloomer (terlambat mekar) berlaku pula dalam karya seni. Nyatanya, tak semua karya seni langsung menemukan penggemarnya, terkadang butuh waktu untuk mereka mencapai target yang tepat. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us