7 Film Internasional Submisi Oscar 2024 yang Wajib Diantisipasi

Masih ada beberapa bulan sebelum Oscar atau Academy Awards dihelat awal tahun depan. Seperti biasa, kategori yang lebih dulu diseleksi adalah Film Fitur Internasional. Jelang akhir tahun seperti ini, submisi resmi dari tiap negara mulai diumumkan. Indonesia misalnya sudah mendaftarkan Autobiography (2022) karya Makbul Mubarak sebagai submisi resmi. Begitu pula dengan beberapa negara lain seperti Jepang, Prancis, dan Tunisia.
Tentunya akan ada puluhan film yang bakal bersaing merebut kuota 5 film yang dinominasikan pada kategori tersebut. Kira-kira mana sih yang layak dinanti? Berikut 7 judul yang kiranya harus kamu antisipasi, berdasar popularitas dan prestasinya sejauh ini.
1. Perfect Days (Jepang)

Meski disutradarai Wim Wenders yang berkebangsaan Jerman, Perfect Days berlatarkan Jepang dan dipilih negara itu mewakili mereka pada Academy Awards 2024 mendatang. Perfect Days jadi pesaing kuat setelah merengkuh satu penghargaan pada Cannes Film Festival 2023, yakni Aktor Terbaik atas nama Kôji Yakusho.
Aktor senior Jepang Yakusho memerankan sosok pria paruh baya yang bekerja sebagai petugas kebersihan. Namun, ia amat menikmati sisa hidupnya yang ia habiskan dengan mendengarkan musik, membaca buku, dan mengamati pohon. Meski terdengar bersahaja, alurnya tidak terduga. Meski Perfect Days sering dibandingkan dengan film-filmnya Hirokazu Koreeda, Wim Wenders sendiri adalah sosok sutradara berpengalaman. Ia sudah pernah meraih 3 nominasi Oscar di kategori film dokumenter.
2. The Teachers' Lounge (Jerman)

Pemilihan The Teachers' Lounge arahan Ilker Çatak sebagai submisi resmi Jerman dalam Oscar 2024 sebenarnya hal yang sudah tertebak. Film ini merajai German Film Awards dan sempat meramaikan Berlinale 2023. Sinema slow-burn ini bakal mengajakmu menyusuri dinamika sebuah sekolah di Jerman yang dilanda skandal pencurian.
Seorang murid keturunan imigran jadi suspek utama dalam kasus ini. Namun, seorang guru berusaha keras mencari akar masalah dan konspirasi di balik itu semua. Selain popularitas dan prestasi mencoloknya di Jerman, The Teachers' Lounge punya vibrasi yang sama dengan The Class (2008), film asal Prancis yang meraih nominasi Oscar belasan tahun lalu.
3. Fallen Leaves (Finlandia)

Fallen Leaves tak kalah mentereng secara prestasi. Selain digarap sutradara senior Aki Kaurismaki, film romantis ini berhasil meraih Jury Prize (peringkat tiga) pada Cannes Film Festival 2023. Fallen Leaves sendiri dibuat dengan pendekatan klasik dan pro kelas pekerja, ciri khas Kaurismaki yang susah ditiru.
Ceritanya berkutat pada dua orang dewasa kesepian yang akhirnya menemukan satu sama lain. Namun, masalah pekerjaan, tuntutan kapitalisme, ancaman keamanan, hingga isu adiksi mengancam hubungan mereka. Meski dikemas manis layaknya film romantis, ada banyak kritik sosial yang disenggol.
4. Four Daughters (Tunisia)

Sama dengan film sebelumnya, Four Daughters juga mendulang popularitas setelah tayang perdana di Cannes Film Festival dan berhasil meraih Golden Eye (penghargaan khusus film dokumenter). Meski dikemas dengan format dokumenter, Kaouther Ben Hania sebenarnya mengaburkan batas antara realitas dan fiksi dalam film ini.
Ceritanya tentang seorang ibu yang kehilangan 2 dari 4 putrinya. Untuk keperluan pembuatan film, Ben Hania kemudian merekrut dua aktor untuk memerankan putri sang ibu yang menghilang tadi. Mengganjal, tetapi menyentuh pada waktu yang bersamaan. Bila berhasil dapat nominasi, Four Daughters akan jadi film kedua Ben Hania yang dapat nominasi Oscar setelah The Man Who Sold His Skin (2020).
5. About Dry Grasses (Turki)

Nuri Bilge Ceylan kembali mewakili Turki di Oscar 2024 nanti lewat About Dry Grasses. Ini adalah film keenamnya yang bakal bersaing merebut 1 nominasi di kategori Film Fitur Internasional Terbaik.
About Dry Grasses sendiri cukup mencolok selama gelaran Cannes Film Festival. Selain dapat nominasi Palme d'Or, film ini mengantarkan Merve Dizdar meraih gelar Aktris Terbaik. Dalam karya terbarunya itu, Ceylan mengulik isu tuduhan pelecehan seksual yang menimpa dua guru laki-laki di sebuah sekolah terpencil. Premisnya bakal mengingatkanmu pada film nomine Oscar, The Hunt (2012) karya Thomas Vinterberg yang dibintangi Mads Mikkelsen.
6. Concrete Utopia (Korea Selatan)

Sejak Parasite mendominasi Oscar 2020, banyak orang menaruh perhatian lebih pada film-film submisi Korsel. Kali ini Concrete Utopia resmi dipilih Korea Selatan sebagai perwakilan mereka pada Oscar 2024 mendatang. Premisnya lumayan menjanjikan, yakni membayangkan dinamika sosial di Korsel bilamana sebuah gempa besar terjadi. Lewat beberapa penyintas yang berkumpul di satu komplek, berbagai masalah dan kisah pun disibak.
7. Autobiography (Indonesia)

Sudah tayang di salah satu layanan OTT, film ini akan mengajakmu mengamati relasi seorang majikan dan asisten rumah tangganya. Mengangkat isu politik khas Indonesia, yakni pilkada yang sarat korupsi dan kecurangan, kamu akan mengikuti sudut pandang seorang pensiunan militer, Purna yang hendak mencalonkan diri jadi bupati. Bersama Rakib, sang asisten, cara-cara kotor pun mereka lancarkan.
Walau ini karya debut sutradara Makbul Mubarak, filmnya berhasil dapat nominasi di Asian Film Awards dan dapat undangan untuk menayangkan filmnya itu di beberapa festival film di berbagai benua. Wajib diapresiasi.
Selain tujuh film yang sudah dipilih jadi submisi resmi Oscar, masih ada beberapa kandidat kuat yang belum diputuskan keikutsertaannya. Yakni Anatomy of a Fall (Prancis) dan The Zone of Interest (Inggris). Keduanya juga mendulang prestasi mencolok sepanjang tahun 2023 ini yakni juara pertama dan kedua Cannes Film Festival atau yang biasa disebut Palme d'Or dan Grand Prix.