Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Film Klasik Tahun 60-an yang Jauh Melampaui Zamannya, Sudah Nonton?

film 2001: A Space Odyssey (dok. Warner Bros/2001: A Space Odyssey)
film 2001: A Space Odyssey (dok. Warner Bros/2001: A Space Odyssey)
Intinya sih...
  • 2001: A Space Odyssey karya Stanley Kubrick melampaui zamannya dengan desain futuristik dan cerita tentang teknologi yang lepas kendali.
  • Psycho karya Alfred Hitchcock mengubah genre horor dengan adegan ikonik pembunuhan di kamar mandi dan membunuh karakter utama di awal film.
  • Film Cléo from 5 to 7, Black Girl, dan Blow-Up juga terasa jauh melampaui zamannya dalam menyuarakan isu feminisme, ilusi, persepsi, kebenaran, dan pascakolonialisme.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pada dekade 1960-an, dunia sinema sedang berada di persimpangan antara tradisi dan inovasi. Banyak sutradara mulai berani melanggar tema-tema sosial yang dianggap tabu. Di tengah perkembangan budaya dan teknologi yang belum semaju sekarang, muncul sejumlah film yang tidak hanya unik untuk masanya, tetapi juga terasa seperti datang dari masa depan.

Beberapa di antaranya bahkan berhasil memprediksi ketakutan modern, memperjuangkan perspektif yang termarjinalkan, atau meruntuhkan norma-norma industri yang sudah lama mapan. Karya-karya ini membuka jalan bagi generasi pembuat film selanjutnya. Apa saja film klasik dari era 60-an yang terasa jauh melampaui zamannya?

1. 2001: A Space Odyssey (1968)

film 2001: A Space Odyssey (dok. Warner Bros/2001: A Space Odyssey)
film 2001: A Space Odyssey (dok. Warner Bros/2001: A Space Odyssey)

Stanley Kubrick dikenal sebagai sutradara visioner, tapi 2001: A Space Odyssey adalah karya yang benar-benar melampaui zamannya. Dengan desain futuristik dan gambaran luar angkasa yang begitu realistis, banyak orang dulu bahkan percaya bahwa Kubrick terlibat dalam "rekayasa" pendaratan di bulan.

Dirilis pada 1968, film ini terasa sangat modern dan jadi pondasi bagi film fiksi ilmiah masa depan seperti Star Wars dan Close Encounters of the Third Kind. Bukan cuma visualnya yang canggih, cerita tentang teknologi yang lepas kendali sangat relevan dengan situasi saat ini.

Komputer pintar yang diberi nama HAL 9000 dalam film ini mulai punya kesadaran sendiri, yang menggambarkan kecemasan manusia terhadap AI. HAL diciptakan manusia, tapi justru berbalik mengancam eksistensi penciptanya.

2. Psycho (1960)

film Psycho (dok. Universal Pictures/Psycho)
film Psycho (dok. Universal Pictures/Psycho)

Sebelum Psycho, film horor umumnya terinspirasi dari kisah klasik seperti Dracula atau Frankenstein. Namun, Hitchcock mengubah segalanya dengan membawakan horor psikologis yang lebih realistis dan mengganggu. Adegan ikonik pembunuhan di kamar mandi menjadi titik balik genre horor dan menandai kelahiran subgenre slasher yang kelak mendominasi layar lebar.

Hitchcock juga mengejutkan penonton dengan membunuh karakter utama, Marion Crane, di awal film, sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Meskipun terlihat biasa dibanding film horor modern, dampaknya sangat besar dan membuka jalan bagi film seperti Halloween dan The Silence of the Lambs. Psycho adalah bukti bahwa ketegangan bisa dibangun lewat kekuatan psikologis, bukan hanya monster.

3. Cleo from 5 to 7 (1962)

film Cléo from 5 to 7 (dok. Cine Tamaris/Cléo from 5 to 7)
film Cléo from 5 to 7 (dok. Cine Tamaris/Cléo from 5 to 7)

Di era ketika sutradara perempuan sangat jarang, Agnès Varda tampil sebagai suara unik dan berani dalam sinema Prancis. Film Cléo from 5 to 7 terasa sangat mendahului waktunya karena membahas isu feminisme jauh sebelum gerakan ini benar-benar bergema. Alih-alih sekadar bercerita tentang perempuan, Varda menyuguhkan pengalaman batin perempuan dari sudut pandang yang otentik.

Film ini mengikuti Cléo, seorang penyanyi pop yang menanti hasil tes medis, dan bagaimana ia mulai mempertanyakan identitasnya sebagai perempuan dan figur publik. Varda menantang standar kecantikan dan ekspektasi sosial terhadap perempuan dengan cara yang sangat halus tapi kuat. Cléo from 5 to 7 bukan hanya refleksi atas kematian, tapi juga atas pembebasan diri.

4. Blow-Up (1966)

film Blow-Up (dok. Warner Bros/Blow-Up)
film Blow-Up (dok. Warner Bros/Blow-Up)

Blow-Up menggambarkan sisi gelap dari budaya pop Inggris tahun 1960-an dengan sangat elegan. Disutradarai oleh Michelangelo Antonioni, film ini mengangkat tema tentang ilusi, persepsi, dan kebenaran. Karakter utama, seorang fotografer, menemukan sesuatu mencurigakan dalam salah satu fotonya dan terobsesi mencari tahu apakah ia tanpa sengaja memotret pembunuhan.

Gaya visual Blow-Up terasa sangat modern, ditambah keberaniannya menghadirkan adegan-adegan yang menantang norma sensor saat itu. Film ini membantu mendorong runtuhnya sistem sensor Hays Code di Amerika dan membuka jalan bagi kebebasan berekspresi dalam film-film selanjutnya. Ini bukan hanya cerita misteri, tetapi juga refleksi tentang cara melihat dunia dan apa yang bisa dipercaya.

5. Black Girl (1966)

film Black Girl (dok. Janus Films/Black Girl)
film Black Girl (dok. Janus Films/Black Girl)

Black Girl karya Ousmane Sembène adalah film pendek berdurasi satu jam yang mengangkat isu pascakolonialisme dari sudut pandang perempuan Afrika. Diouana bekerja sebagai pembantu rumah tangga untuk pasangan Prancis yang menganggap budaya Afrika hanya sebagai dekorasi. Film ini menyentil cara Barat memandang Afrika yang sering kali merendahkan.

Sembène menyampaikan pesannya dengan pendekatan dokumenter yang kuat dan emosional. Melalui pengalaman pribadi Diouana, penonton diajak menyadari dampak kolonialisme secara nyata, bukan sekadar wacana sejarah. Di masa ketika isu ini nyaris tak dibahas di layar lebar, Black Girl menjadi karya berani yang menyuarakan kenyataan pahit yang selama ini disembunyikan.

Kelima film klasik ini tidak hanya menyampaikan cerita, tapi juga meramal masa depan dengan kepekaan yang luar biasa. Jika film dari puluhan tahun lalu bisa tetap relevan hingga hari ini, kira-kira film masa kini akan terlihat seperti apa dalam 50 tahun mendatang?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us