Quentin Tarantino Puji Joker 2 karena Sudah Menyindir Hollywood

Setelah kesuksesan monumental Joker (2019) yang berhasil meraup lebih dari US$1 miliar di seluruh dunia, banyak yang menantikan bagaimana Todd Phillips akan membawa kisah ini ke level berikutnya lewat Joker: Folie à Deux (2024). Berbanding terbalik dengan ekspektasi, sekuel ini justru menuai banyak respons negatif dan flop di box office.
Meski demikian, Joker 2 berhasil menarik perhatian lewat konsepnya yang tak biasa dan penuh sindiran, khususnya kepada Hollywood. Sutradara legendaris Quentin Tarantino bahkan memberikan pujian untuk film ini. Apa saja? Berikut uraiannya!
1. Tarantino sebut Joker 2 berhasil "mengejek" Hollywood dan para geeks

Menurut Tarantino, Joker 2 bukan sekadar film tentang penjahat ikonik Gotham. Tarantino beranggapan film ini telah merobohkan ekspektasi akan narasi heroik dan formula blockbuster, sekaligus mengkritik industri film yang terlalu fokus pada profit.
"Ia [Phillips] adalah Jokernya. Sebuah film dari Joker, baiklah, memang seperti itu. Dia adalah Joker," ucap Tarantino di The Bret Easton Ellis Podcast seperti dilansir Variety.
Tarantino menambahkan Phillips sengaja menyusun Joker 2 sebagai sosok antagonis yang melawan harapan penggemar dan pihak studio.
"Dia menghabiskan uang studio dan membelanjakannya seperti Joker, oke? Dan kemudian kejutan terbesarnya—ha, ha!—jack-in-the-box, ketika dia menawarkan tangannya untuk bersalaman dan kamu memencet bel bertegangan 10 ribu volt."
Baginya, film itu terasa seperti ejekan untuk mereka yang berharap besar untuk mengulang kesuksesan film pertamanya. "Dia [Phillips] seperti berkata, 'Persetan kalian semua. Persetan para penonton. Persetan Hollywood'," tuturnya.
2. Ia juga memuji penampilan Joaquin Phoenix sebagai Joker

Tarantino juga turut menyampaikan kekagumannya terhadap penampilan Joaquin Phoenix sebagai Joker. Ia memberikan pujian khusus untuk Phoenix yang memenangkan Oscar setelah mengalahkan Leonardo DiCaprio yang membintangi Once Upon a Time in Hollywood (2019).
"Yang jelas dia layak memenangkan Oscar tahun itu (dari film pertama)," kara Tarantino.
Sutradara Inglourious Basterds (2009) ini juga mengatakan Phoenix telah memberikan salah satu penampilan terbaik yang pernah dilihat dalam hidupnya. Tarantino sendiri tidak terlalu mengingat penampilan Phoenix di Joker, tapi terpesona dengan perannya di Folie à Deux.
Tarantino bahkan menyebut Joker "biasa saja" sampai adegan klimaksnya saat Joker menembak Murray Franklin (Robert De Niro). Ia menyebut momen itu sebagai "salah satu adegan terbaik dalam 20 tahun terakhir" dan seluruh film Folie à Deux sepadan dengan itu.
3. Selain Tarantino, Hideo Kojima juga ikut puji Joker 2

Selain Tarantino, kreator game Hideo Kojima juga memberikan apresiasi terhadap Joker 2. Dalam sebuah unggahan di X/Twitter, Kojima menyebut Joker: Folie à Deux sebagai film yang unik dan penuh dengan makna tersirat yang baru bisa dihargai seiring waktu.
"Saya menonton Joker: Folie à Deux. Awal film ini adalah animasi yang mengingatkan saya pada Looney Tunes yang penuh nostalgia yang menggambarkan kisah Joker dan bayangannya."
Kojima melanjutkan dengan penjelasan bahwa film ini menggali pertanyaan mendalam tentang dualitas kepribadian. Apakah Joker adalah Arthur? Apakah Joker adalah kepribadian lain (bayangannya) Arthur? Siapa sebenarnya Arthur?
Baginya, pertanyaan-pertanyaan ini menjadi sebuah refleksi yang jarang ditemukan dalam film arus utama. "Dalam film sebelumnya, Joker, apakah benar-benar Joker yang memikat penonton di seluruh dunia? Atau apakah itu Arthur?" sambungnya.
Kojima menyebut kalau dalam 10 sampai 20 tahun ke depan, reputasi Joker 2 akan berubah seiring dengan menjamurnya film-film superhero. Mungkin perlu waktu untuk menjadikannya sebagai cult classic di masa depan.
4. Apakah Joker 2 akan jadi cult classic di masa depan?

Meski gagal di box office, Joker 2 tetap memiliki potensi untuk menjadi "cult classic" di masa depan. Film cult classic adalah film yang memiliki basis penggemar khusus yang membentuk subkultur di sekitarnya. Contohnya adalah The Thing (1982) dan Donnie Darko (2001).
Sama seperti Joker 2, film-film tersebut juga sempat "diremehkan" saat perilisannya. Bahkan, mendapat respons negatif dari para kritikus. Namun seiring berjalannya waktu, berhasil mendapatkan banyak pengikut dan terus didiskusikan oleh para sinefil.
Quentin Tarantino dan Hideo Kojima telah membuktikan bagaimana Joker 2 memiliki daya tarik yang unik, meski tidak dalam cara yang konvensional. Menarik untuk melihat apakah film ini akan menjadi ikon kultus di masa depan atau tidak.