5 Rekomendasi Film dengan Alur Mundur Terbaik

Film dibuka dengan adegan yang cukup kelam—Kim Hyung-go yang diperankan oleh Sol Kyung-gu datang menghadiri acara reuni dalam keadaan kacau dan bertingkah aneh. Hyung-so semakin tidak bisa mengendalikan diri dan berakhir di atas rel kereta, siap untuk mengakhiri hidupnya. Lalu, apa yang sebenarnya terjadi hingga membuat Hyung-so bisa bertindak senekat itu?

Terbagi dalam lima fase, penonton di ajak untuk mengupas satu demi satu misteri tentang kenapa dan bagaimana hidup Hyung-so bisa berakhir dengan tragis. Disutradarai oleh Lee Chang-dong, Peppermint Candy menjadi salah satu film Korea Selatan terbaik sepanjang sejarah.

Kurang lengkap rasanya jika membahas film beralur mundur tanpa menyebutkan Irreversible. Membuat puluhan orang walked out, muntah, dan pingsan saat pemutaran perdananya di Cannes Film Festival tahun 2002 lalu hingga dicekal di berbagai negara. Gaspar Noé memang sengaja membuat Irreversible sulit untuk ditonton. Berbekal draft naskah yang baru memiliki 3 halaman, Gaspar Noé bersama Monica Bellucci, Vincent Cassel, dan Albert Dupontel membuat film ini dengan melakukan banyak improvisasi.

Irreversible sendiri mengikuti perjalanan Marcus (Vincent Cassel) dan sahabatnya Pierre (Vincent Cassel) dalam mencari seorang pria yang telah memperkosa istrinya Alex (Monica Bellucci) dengan brutal di lorong kota. Tanpa Marcus dan Pierre ketahui, pelakunya selama ini berada di sekitar mereka. 

Tidak hanya mengusung ending yang multitafsir, Christopher Nolan turut membuat Memento dengan format alur mundur yang membuat teka-teki di film ini terasa begitu runyam. Tidak heran rasanya jika film yang dirilis pada tahun 2000 silam ini dinobatkan sebagai salah satu film thriller terbaik sepanjang masa.

Memento sendiri mengikuti perjalan Leonard (Guy Pearce) dalam mengungkap orang yang telah menyerang rumahnya dengan brutal hingga membuat dirinya mengalami short-term memory loss serta menewaskan istrinya. Dalam keterbatasan tersebut, Leonard mengakalinya dengan menyimpan setiap informasi penting lewat foto polaroid, tato di sekujur tubuhnya, dan catatan-catatan kecil yang akan menuntunnya pada pelaku penyerangan yang telah membunuh istrinya.

Memulai debut penyutradaraannya dengan menggarap film yang dirilis di stasiun televisi Australia pada tahun 1986, Jane Campion sukses membuktikan bahwa dirinya memiliki visi yang kuat dalam membuat sebuah film.

Memiliki struktur cerita yang terbilang rumit, narasi yang cukup eksperimental, serta alur mundur tidak menjadikan Two Friends sebagai film yang sulit untuk dinikmati. Sebaliknya, kamu akan langsung terpana dengan kepingan teka-teki penyebab putusnya hubungan pertemanan Louise (Emma Coles) dan Kelly (Kris Bidenko) yang baru bisa terpecahkan di akhir film.

Rilis pada tahun 1997 silam, The Sweet Hereafter di adaptasi dari novel berjudul sama karya Russel Banks. Atom Egoyan selaku sutradara memutuskan membuat alur film berjalan mundur di mana scene pertama dimulai di tahun 1977 dan scene terakhir berlatar di tahun 1968. Meskipun terdengar cukup rumit dan tidak mudah untuk ditonton, metode tersebut justru digunakan untuk menonjolkan emosi dari setiap karakter dengan menyederhanakan urutan kejadian di film tersebut.

The Sweet Hereafter sendiri mengikuti perjalanan seorang pengacara bernama Mitchell Stephens (Ian Holm) yang datang ke sebuah kota kecil di Kanada untuk menjalankan tugasnya sebagai pengacara. Warga kota tersebut menunjuknya sebagai pengacara untuk membantu menyelesaikan kasus kecelakaan bus sekolah yang telah menewaskan 14 orang anak dengan harapan dapat menemukan titik terang dari kasus tersebut.

Premisnya menarik semua, bukan? Kamu bisa menonton rekomendasi film di atas di berbagai macam layanan streaming favorit kamu.