3 Kritik Sosial yang Disindir Drakor The Trauma Code: Heroes on Call

Drama Korea The Trauma Code: Heroes on Call masih ramai diperbincangkan meskipun telah dirilis sejak 24 Januari 2025 lalu. Drakor garapan Netflix tersebut berhasil mencapai rating tertinggi di berbagai negara. Bahkan, meskipun sudah tayang lebih dari satu minggu, drakor tersebut masih sering menjadi perbincangan di media sosial.
The Trauma Code: Heroes on Call tidak hanya menyuguhkan ketegangan dari dunia medis, tetapi juga menyisipkan beberapa kritik sosial yang masih relevan di dunia kesehatan. Berikut kritik sosial yang disampaikan drakor The Trauma Code: Heroes on Call. Oh ya, artikel ini mengandung spoiler, jadi harap berhati-hati bagi yang belum menonton.
1. Konflik antara kepentingan finansial dan perawatan pasien

Kritik yang paling terasa dalam The Trauma Code: Heroes on Call adalah bagaimana rumah sakit terlihat lebih memprioritaskan keuntungan finansial dibandingkan kesejahteraan pasien. Hal itu dikemas dengan jelas lewat adegan-adegan yang ada di drama tersebut.
Pada awal epidode, penonton sudah disuguhkan dengan perdebatan anggaran rumah sakit. Anggaran yang diberikan pemerintah tidak digunakan dengan optimal oleh rumah sakit sehingga menimbulkan berbagai masalah yang dapat memengaruhi keselamatan pasien. Terdapat juga adegan yang menunjukkan bahwa beberapa fasilitas rumah sakit hanya ditujukan untuk pencitraan.
Dalam salah satu episode, direktur rumah sakit, Choi Jo Eun (Kim Eui Sung), terlihat khawatir pengeluaran rumah sakit akan semakin besar jika pasien yang diselamatkan dr. Baek Kang Hyuk (Ju Ji Hoon) dari departemen bedah trauma semakin banyak. Ia juga lebih mementingkan laba tiap departemen di rumah sakit alih-alih kesejahteraan pasien maupun tenaga kesehatan. Selain itu, defisit yang cukup besar dari departemen bedah trauma turut dipermasalahkan meskipun kelangsungan hidup pasien trauma berat meningkat pesat sejak kedatangan dr. Baek Kang Hyuk.
2. Birokrasi yang menghambat perawatan pasien

Birokrasi yang berbelit-belit juga cukup disorot dalam The Trauma Code: Heroes on Call. Hal itu bahkan sampai memengaruhi keselamatan pasien. Dalam salah satu episode, digambarkan bahwa prosedur administratif yang kaku dapat memperlambat tindakan medis, terutama dalam kondisi darurat.
Terdapat adegan ketika dr. Baek Kang Hyuk dipersulit perizinannya saat ingin menggunakan helikopter untuk melakukan penanganan pasien yang dalam kondisi darurat. Akhirnya, penanganan pasien sedikit terhambat dan nyaris meregang nyawa. Beruntung penyelamatan masih bisa dilakukan menggunakan ambulans meskipun tidak begitu maksimal.
Birokrasi yang berbelit-belit juga tergambar dalam adegan lain, tepatnya saat penanganan pasien darurat di ruang bedah. Dalam adegan tersebut, pasien membutuhkan pembuluh darah buatan. Namun, prosedur pengambilannya di ruang persediaan pusat terlalu berbelit-belit sehingga dr. Yang Jae Won (Choo Young Woo) dan perawat Cheon Jang Mi (Ha Young) mengambilnya secara paksa demi keselamatan pasien.
3. Keterbatasan layanan kesehatan di daerah konflik

Selain menggambarkan dinamika rumah sakit di Korea Selatan, The Trauma Code: Heroes on Call juga menyinggung soal keterbatasan layanan kesehatan di daerah konflik yang ada di Afrika. Dalam dua episode terakhir, diceritakan dr. Baek Kang Hyuk mendapatkan tugas penyelamatan di daerah konflik di Sudan Selatan. Di sana, dr. Baek Kang Hyuk diperintahkan untuk merawat salah satu tentara Korea Selatan.
dr. Baek Kang Hyuk beserta timnya sempat menemui kesulitan selama melakukan perawatan di Sudan Selatan. Itu disebabkan dengan keterbatasan berbagai hal, mulai dari keselamatan, alat, hingga hal penting lainnya. Meski begitu, dengan berbagai usaha akhirnya perawatan berhasil dilakukan dengan baik.
Tidak hanya menjadi tontonan yang seru dan menegangkan, The Trauma Code: Heroes on Call juga juga memberikan wadah untuk merenungkan tantangan nyata dalam dunia medis. Drakor ini sukses mengemas isu-isu penting lewat berbagai adegan dalam setiap episodenya.