Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
cuplikan drama The Trauma Code: Heroes on Call (instagram.com/netflixkr)

Dirilis oleh Netflix pada bulan Januari lalu, drakor The Trauma Code: Heroes on Call menuai kesuksesan yang luar biasa. Drama ini mendapat pujian baik dari netizen Korea maupun penonton dari luar negeri.

Gak sekadar drama medis biasa, drakor ini menampilkan berbagai peristiwa relatable yang kerap terjadi kepada para tenaga medis dan pasien. Berikut akan dipaparkan tiga sisi gelap dunia medis yang tercermin di The Trauma Code: Heroes on Call.

1.Banyak petinggi rumah sakit yang mengalihkan dana dari pemerintah ke keperluan yang tidak terlalu penting

cuplikan drama The Trauma Code: Heroes on Call (instagram.com/netflixkr)

Di salah satu episode, para dokter, khususnya yang menjabat sebagai kepala departemen di Rumah Sakit Universitas Hankuk diwajibkan menghadiri rapat bersama direktur. Agendanya adalah membahas anggaran yang digunakan oleh setiap departemen di rumah sakit.

Saat baru pertama kali bekerja di departemen bedah trauma, Baek Kang Hyuk (Ju Ji Hoon) berjanji bahwa ia akan memanfaatkan bantuan dana sebesar 10 miliar dari menteri kesehatan dengan sebaik-baiknya. Di rapat yang ia hadiri, ia menyebutkan kalau seharusnya kucuran dana dari pemerintah itu harusnya digunakan untuk hal-hal urgen, khususnya untuk departemen bedah trauma,

Namun, para petinggi menyebutkan bahwa dana itu merupakan subsidi untuk seluruh departemen di rumah sakit, bukan hanya untuk departemen bedah trauma. Mereka menambahkan, dari subsidi 10 miliar itu, 9 miliar dialokasikan untuk peralatan. Padahal, dana tersebut bisa dimanfaatkan untuk keperluan yang lebih mendesak, misalnya memanggil helikopter untuk menyelamatkan pasien yang sulit dievakuasi.

2.Keselamatan pasien gak diprioritaskan, yang penting profit selalu tinggi

Editorial Team

Tonton lebih seru di