4 Alasan Moon Baek Ingin Menyebarluaskan Senapan di Drakor Trigger

Kehadiran Moon Baek (Kim Young Kwang) sebagai villain di drakor Trigger cukup membuat heboh para penonton drama Korea. Karakter tersebut diceritakan tampil ramah dan sering membantu polisi bernama Lee Do (Kim Nam Gil) untuk menyelidiki kasus penembakan. Namun, lama-kelamaan tampak bahwa keramahannya itu hanya tipu daya karena nyatanya ia adalah pemasok senapan ilegal yang menyebabkan maraknya kasus penembakan.
Moon Baek punya alasan tersendiri yang membuatnya ingin menyebarluaskan senapan di Korea. Ia punya impian untuk membuat dunia baru bagi manusia. Dunia yang ia maksud itu adalah dunia yang membebaskan manusia memakai senapan dan terjadi tembakan di seluruh penjuru negeri. Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah beberapa alasan Moon Baek ingin menyebarluaskan senapan di drakor Trigger.
1. Awalnya hanya ingin balas dendam

Moon Baek diceritakan gak pernah tahu sosok orangtua kandungnya karena saat ia masih bayi, ia dibuang oleh ibunya. Nahas, orang-orang yang menampungnya adalah para pelaku perdagangan manusia. Ia bersama anak-anak lain dibesarkan tanpa pendidikan yang layak. Ia dan anak-anak tersebut bisa diadopsi atau hanya diambil organ tubuhnya demi keuntungan orang-orang yang menampung mereka.
Moon Baek sudah merasakan dioper ke sana-sini dan negara kelahirannya gak pernah mengetahuinya. Ia sampai kehilangan matanya yang sebelah kiri dan organ-organnya yang lain hampir diambil juga akibat perilaku oknum gak bertanggung jawab. Ketika sudah cukup umur, Moon Baek ingin balas dendam kepada orang-orang yang menghancurkan masa kecilnya. Ia menembaki orang-orang yang pernah membedah tubuhnya. Ia merasa seharusnya aksi tersebut sudah ia lakukan sejak lama karena harga pistol tidak semahal perkiraannya.
2. Ingin balas budi dan merasa dianggap potensial

Ketika pertama kali melakukan penembakan, Moon Baek bertemu dengan laki-laki asing yang ternyata merupakan pemimpin organsisasi besar bernama IRU (International Rifle Union). IRU adalah pemasok senjata ilegal yang beroperasi di pasar gelap. Targetnya adalah negara-negara atau kelompok lain yang gak bisa membeli senapan melalui jalur resmi. Laki-laki itu tertarik kepada Moon Baek yang masih remaja, tapi berani menghabisi nyawa orang dewasa menggunakan pistol.
Moon Baek mendapatkan mata yang baru dari laki-laki yang menolongnya itu. Ia lalu diajak untuk menekuni bidang yang gak biasa. Moon Baek sempat merasa gak pantas karena ia gak punya fisik yang kuat, tapi laki-laki itu meyakinkannya bahwa ia bisa menjadi orang yang berbeda saat memegang senapan. Moon Baek yang ingin balas budi dan merasa dianggap potensial pun benar-benar terbawa arus. Ia menjadi penanggung jawab atas penyebaran senapan di Korea dan dikenal dengan nama samaran Blue Brown.
3. Ingin memicu adrenalin orang-orang yang merasa putus asa

Sebagai orang yang pernah menjadi korban kejahatan, Moon Baek bisa mengetahui perasaan orang-orang yang mendapatkan ketidakadilan. Mereka biasanya diperlakukan semena-mena, merasa terkekang, atau merasa putus asa. Dengan pistol yang ia kirimkan, ia ingin orang-orang tersebut terpicu untuk melakukan balas dendam, yaitu dengan menembaki orang-orang yang gak menganggap serius suara mereka. Ia ingin memanfaatkan sisa waktunya untuk melihat kekacauan yang bisa ditimbulkan oleh orang-orang tersebut.
4. Tahu bahwa di Korea banyak yang bisa memakai senapan, terutama laki-laki

Keputusan Moon Baek untuk memasok senapan ke Korea sempat dipertanyakan oleh bosnya. Namun, ia meyakinkan bahwa Korea adalah negara yang tepat untuk dijadikan target. Di negara tersebut, masyarakatnya mudah sekali berkonflik, apalagi peran hukumnya terbilang minim. Ditambah dengan banyak warga yang mampu menggunakan senapan (terutama laki-laki yang sudah wajib militer), ia yakin keputusan untuk menyebarkan ribuan senapan ke negara tersebut adalah keputusan terbaik.
Ada banyak alasan yang melatarbelakangi Moon Baek hingga nekat menyebarluaskan senapan di drakor Trigger. Berawal dari masa lalu penuh trauma karena jadi korban kejahatan hingga melihat peluang yang menjanjikan, ia berupaya maksimal untuk menciptakan dunia impiannya.