Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Pelajaran Berharga dari Keluarga Bok di The Atypical Family

Park So Yi di drakor The Atypical Family (instagram.com/soi_hami)

Dalam drama Korea The Atypical Family (2024), keluarga Bok dikisahkan memiliki kekuatan super yang unik. Meski punya kekuatan, hidup mereka juga gak lepas dari masalah, lho.

Berbagai masalah yang mereka hadapi sebetulnya jadi penguat ikatan keluarga. Kebersamaan pun tercipta setelah melalui berbagai permasalahan. Lima hal berikut ini bisa dipelajari dari kisah keluarga Bok. Apa saja?

1. Jangan terlalu mudah percaya pada orang lain

still cuts drakor The Atypical Family (instagram.com/jtbcdrama)

Salah satu highlight cerita yang ditekankan dalam The Atypical Family adalah aksi tipu-tipu yang dilakukan oleh Do Da Hae (Chun Woo Hee). Perempuan itu bertugas menggaet laki-laki kaya untuk dijadikan suami. Setelah menikah, barulah harta korbannya akan dikuras.

Nah, target ketiga dari aksi penipuannya ini adalah putra dari keluarga Bok, yakni Bok Gwi Ju (Jang Ki Yong). Demi melancarkan rencananya, Da Hae terus mengikuti Gwi Ju hingga di suatu titik pria itu tenggelam di laut, Da Hae pun bisa mendadak muncul sebagai pahlawan.

Heroik, bukan? Ya, strategi menjadi pahlawan di hidup sang korban nyatanya berhasil dijalankan. Alhasil, Gwi Ju yang terus-menerus didekati oleh Da Hae pun berakhir jatuh cinta pada sang penipu.

Meski seiring berjalannya waktu Da Hae berubah jadi tulus mencintai Gwi Ju, tetap saja sikap mudah percaya yang dimiliki laki-laki itu tetaplah riskan. Bayangkan kalau Da Hae tak berubah, maka keluarganya akan hidup dalam kemiskinan karena harta mereka dikuras habis.

2. Komunikasi harus dilakukan agar tidak ada kesalahpahaman

Park So Yi di drakor The Atypical Family (instagram.com/jtbcdrama)

Belasan tahun lamanya putri semata wayang Bok Gwi Ju, yakni Bok I Na (Park So Yi) dianggap sebagai anak haram oleh sang nenek, Bok Man Heum (Ko Du Shim). Sebab, meski menjadi anggota keluarga Bok, ia belum juga menunjukkan memiliki kekuatan. Padahal, aslinya I Na juga punya kekuatan super, lho.

Gadis berkacamata itu punya kekuatan mind power yang bisa membaca pikiran orang lain. Namun, ia memilih merahasiakan kekuatannya karena baginya itu merupakan musibah. Ia sering merasa terluka saat tak sengaja mendengar pikiran buruk orang lain tentangnya.

Andai I Na mau terbuka pada keluarganya, bahwa ia juga punya kekuatan, tentu label anak haram tak akan dilekatkan padanya oleh sang nenek. Di lain sisi, neneknya juga tipikal judgemental yang mudah menghakimi orang lain, tanpa berusaha mendengarkan penjelasan orang tersebut. Oleh karena itu, komunikasi yang asertif harus dilakukan oleh keduanya, agar tidak ada kesalahpahaman lagi.

3. Orangtua tidak boleh bersikap otoriter meskipun pada anak sendiri

Claudia Kim di drakor The Atypical Family (instagram.com/jtbcdrama)

Bok Man Heum menjadi orang paling berkuasa di keluarga Bok. Lewat mimpinya, Man Heum bisa melihat masa depan. Alhasil, ia pun bisa mengetahui saham mana saja yang nilainya akan mengalami kenaikan. Pundi-pundi uang pun berhasil ia kantongi dengan mudahnya.

Merasa menjadi sosok penting dalam keluarga, itulah yang mendasari keotoriteran Man Heum. Ia mulai menentukan arah kehidupan tiap anggota keluarganya berdasarkan mimpinya. Tak peduli apakah keluarganya setuju, ia akan memaksakan kehendak. Salah satu korban dari mimpinya adalah sang putri, Bok Dong Hee (Claudia Kim).

Man Heum mendapat penglihatan jika model utama dalam sebuah acara catwalk yang menjadikan Dong Hee sebagai model utamanya akan celaka. Oleh karena itu, Man Heum memaksa sang anak menghentikan kariernya sebagai model. Setelah itu, Dong Hee mengalami stres hingga sering makan berlebihan.

4. Peran orangtua tidak bisa digantikan oleh benda

still cuts drakor The Atypical Family (instagram.com/jtbcdrama)

Bok Gwi Ju selalu memberi Bok I Na sebuah boneka sebagai penggantinya saat ia tidak bisa berada di samping sang anak. Ketika sang istri masih hidup, strategi itu memang berhasil. Sebab, peran orangtua masih bisa didapatkan oleh I Na, meski hanya melalui ibunya. 

Namun, setelah sang istri meninggal dan Gwi Ju mengalami depresi, I Na hidup dalam kesendirian dan kesepian. Hal itu yang menyebabkan I Na tumbuh menjadi remaja pemurung. Semestinya, sekalut apa pun, Gwi Ju tidak boleh mengesampingkan perannya sebagai orangtua yang seharusnya perhatian pada sang anak.

Gwi Ju pun harus berhenti menghujani I Na dengan boneka di setiap momen ulang tahunnya. I Na sudah remaja dan tak akan terhibur lagi dengan kehadiran sebuah boneka. I Na butuh manusia sungguhan yang bisa menjadi tempat untuk bersandar. 

5. Meski berpenghasilan besar, istri tidak boleh meremehkan suami

still cuts drakor The Atypical Family (instagram.com/jtbcdrama)

Salah satu masalah klasik yang disajikan dalam The Atypical Family adalah ketimpangan penghasilan antara suami dan istri. Bahkan, Bok Man Heum selaku istri malah menjadi pencari nafkah, sedangkan Eun Sun Gu sebagai suami malah menjadi pengurus rumah tangga.

Keterbalikan peran ini memang bukanlah sebuah dosa, jika dilihat dari sudut pandang modernitas. Namun, stigma yang mengakar keras di masyarakat bahwa suami harus menjadi pencari nafkah tentu tak mudah diubah. Sedikitnya, stigma itu pasti menempel pada pikiran Man Heum. Alhasil, tanpa sadar ia kerap meremehkan sang suami.

Padahal, jika sudah sama-sama setuju akan adanya keterbalikan peran, seharusnya tidak ada pihak yang merasa dirinya lebih tinggi dibandingkan yang lain. Baik menjadi pencari nafkah maupun pengurus rumah tangga, keduanya merupakan tugas yang berat. Jadi, Man Heum maupun Sun Gu harus saling menghargai satu sama lain.

Ternyata, meski bergenre fantasi drama The Atypical Family memiliki berbagai pelajaran berharga yang bisa diterapkan dalam kehidupan nyata. Dari daftar di atas, manakah pelajaran hidup yang paling mengena di hatimu?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ines Sela Melia
EditorInes Sela Melia
Follow Us