5 Alasan Jadi Pemimpin Gak Boleh Plin-plan, Wajib Tegas!

Jika kita membicarakan tentang pemimpin, pasti yang pertama terpikirkan adalah perasaan bangga. Kamu menjadi yang terpilih menempati posisi hierarkis tertinggi. Secara tidak langsung banyak prestise dan privilege melekat. Pandangan orang-orang sekitar terhadapmu juga ikut berubah. Kamu jadi lebih disegani dan dihormati.
Namun, menempati jabatan sebagai seorang pemimpin juga menjadi tantangan. Sebagaimana yang kita tahu, sosok pemimpin tidak boleh plin-plan. Kamu harus tegas dalam membuat kebijakan sekaligus mengambil keputusan. Jangan sampai pola kepemimpinanmu disetir oleh pihak tertentu. Berikut lima alasan mengapa jadi pemimpin gak boleh plin-plan. Kamu wajib tegas!
1. Pemimpin yang menentukan arah suatu tim

Menjadi pemimpin dari suatu kelompok menjadi kebanggaan. Banyak masyarakat sekitar yang menaruh kagum dan respek. Padahal menjadi seorang pemimpin juga tidak mudah. Kamu harus menghilangkan beberapa sifat buruk. Salah satunya berusaha menghilangkan sifat plin-plan.
Ini dikarenakan posisi pemimpin yang tidak bisa dianggap sembarangan. Sebagai seorang pemimpin, kamulah yang menentukan arah suatu tim. Kira-kira strategi apa yang diterapkan dan bagaimana rencana ke depan. Ketika tumbuh menjadi sosok plin-plan, kamu gampang terombang-ambing sehingga strategi yang diterapkan tidak jelas.
2. Seorang pemimpin harus bisa mengayomi mereka yang ada di bawahnya

Tidak dapat dimungkiri jika jabatan sebagai seorang pemimpin adalah posisi hierarkis tertinggi. Tapi menjadi seorang pemimpin bukan berarti paling berkuasa. Apalagi bertindak semena-mena terhadap bawahan. Sebaliknya, kamu harus menjadi sosok bijaksana. Termasuk diantaranya menghilangkan sifat plin-plan.
Pastinya ada alasan tersendiri mengapa seorang pemimpin tidak boleh plin-plan. Jabatan hierarkis tertinggi mengharuskan kamu bisa jadi pengayom bagi masyarakat di bawahnya. Kamu harus memiliki ketenangan berpikir dan kematangan bersikap. Hal inilah yang tidak dimiliki oleh orang plin-plan. Mereka cenderung gegabah di setiap keadaan.
3. Seorang pemimpin juga harus memiliki sifat adil

Kamu pasti sudah mengenal perilaku Plin-plan. Mereka ini tidak memiliki pendirian yang jelas. Sikap dan pemikirannya sangat mudah terombang-ambing, tidak jarang dikendalikan oleh orang-orang sekitar. Akibatnya kamu tidak bisa bersifat adil, baik kepada diri sendiri maupun orang lain.
Penjelasan di atas menjadi alasan mengapa seorang pemimpin tidak boleh bersifat plin-plan. Ia adalah atasan bagi orang-orang di bawah kepemimpinannya. Ketika sikapnya condong kepada salah satu pihak, pasti timbul kegaduhan. Seorang pemimpin harus memiliki sifat adil untuk menjaga ketenangan orang-orang yang diayomi.
4. Pemimpin adalah penentu keputusan yang paling dinantikan

Menjadi pemimpin bukan persoalan prestise atau wibawa. Ini adalah kebanggaan sesaat yang tidak boleh bikin dirimu terlena. Di baliknya, ada amanah dan tanggung jawab besar yang harus dilaksanakan. Apalagi saat kelompok yang kamu pimpin menghadapi suatu persoalan. Sesegera mungkin harus mengambil keputusan untuk mencari jalan keluar.
Rupanya ini jadi alasan mengapa seorang pemimpin tidak boleh memiliki perilaku plin-plan. Sosok yang plin-plan cenderung tidak bisa membuat keputusan. Mereka selalu bergantung kepada pihak tertentu dalam bersikap. Akibatnya, keputusan yang diambil tidak tepat sasaran, bahkan menguntungkan salah satu pihak saja. Keberlangsungan tujuan bersama jadi terancam.
5. Kesuksesan suatu tim berada di tangan pemimpin

Banyak hal yang membuat seseorang bangga menjadi pemimpin. Selain mendapatkan bermacam pujian, juga ada perasaan puas memiliki kekuasaan tertinggi. Padahal seorang pemimpin memiliki tanggung jawab besar yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Mereka harus mendidik dirinya menjadi sosok yang bijaksana.
Termasuk dengan menghilangkan kebiasaan plin-plan. Seorang pemimpin memegang kekuasaan tertinggi atas suatu kelompok. Otomatis kesuksesan bersama terletak di tangannya. Ketika tumbuh jadi sosok plin-plan, ia tidak memiliki ketegasan diri. Alih-alih meraih kesuksesan, kepemimpinannya gampang disetir oleh orang yang tidak bertanggungjawab .
Menjadi seorang pemimpin bukan tentang prestise dan wibawa. Namun, ada tanggung jawab besar yang tidak boleh diabaikan. Kamu harus mendidik diri untuk bersikap bijak dan mengayomi. Selain itu, seorang pemimpin juga kunci utama kesuksesan bersama. Jika kamu ingin menjadi seorang pemimpin, harus siap menghilangkan sifat plin-plan. Seorang pemimpin harus tegas dan berani.