Ide menjadi poin penting bahkan utama dalam kegiatan menulis. Tanpa ide, kamu tidak tahu harus menuliskan apa. Bila dipaksakan, tulisanmu menjadi tidak fokus.
Bahkan, kamu gak bakal mampu menyelesaikannya karena tulisanmu berputar-putar. Tahukah kamu bahwa ada sejumlah hal yang kerap dikira mampu mendatangkan ide, tetapi justru menghambat proses kreatifmu?
Ayo, baca ulasan berikut ini agar kamu bisa lekas melanjutkan kegiatan menulismu. Aliran idemu bakal tersendat-sendat kalau kamu ....
Contoh, kamu terbiasa menulis artikel-artikel inspiratif, tetapi karena ingin mengembangkan kemampuan, kamu nekat menyeberang ke berbagai jenis artikel lainnya, seperti politik dan olahraga. Niatmu bagus. Kamu gak ingin kemampuan menulismu jalan di tempat. Hanya saja, kenalilah kemampuanmu dari yang terbaik, sedang, sampai terburuk.
Misalnya, kamu masih bisa mencoba menulis artikel sport karena suka menyaksikan pertandingan beberapa cabang olahraga. Akan tetapi, untuk bidang politik, mengikuti beritanya saja kamu malas. Gimana mau nulisnya?
Kamu yang suka berdalih sibuk ini itu sehingga gak sempat nulis wajib waspada. Makin lama kamu meninggalkan kegiatan menulis, dijamin makin susah untukmu dapat kembali menekuninya.
Bukan dunia kepenulisan yang menutup pintu untukmu. Namun, kamu yang kesulitan menemukan pintunya alias ide untuk dituliskan.
Ini sangat berkaitan dengan kebiasaan. Pisau yang sering diasah akan menjadi lebih tajam. Sama seperti kepekaanmu dalam menemukan ide bakal terjaga jika kamu rutin menulis.
Membaca tentu sudah menjadi kebutuhan seorang penulis. Namun, bukan sembarangan dalam membaca sampai kamu seperti menenggelamkan diri dalam lautan kata yang dibuat penulis lain.
Membacalah secara rutin barang satu atau dua jam setiap harinya. Lalu, gunakan sisa waktumu untuk memikirkan dan merasakan kembali semua yang telah kamu baca serta kegiatan menulis itu sendiri.
Ini dimaksudkan supaya kamu dapat menemukan permata-permata dalam bacaan itu yang dapat dijadikan ide tulisanmu. Bila kamu hanya membaca sebanyak mungkin dan tidak memikirkannya, semua permata itu terlewatkan begitu saja.
Betul, menjadi penulis yang karya-karyanya akan dibaca oleh banyak orang memang tidak boleh egois. Kalau kamu berhasil mengangkat topik-topik yang dibutuhkan atau diinginkan pembaca, artikelmu bisa viral atau bukumu menjadi best seller.
Namun, jangan lupa, penulis mana pun tak dapat sepenuhnya membaca kebutuhan atau keinginan pembaca. Di lain pihak, pembaca pun bisa tertarik pada topik-topik tulisan yang baru baginya, jauh dari harapannya.
Kamu perlu mempertimbangkan selera dan kebutuhan pembaca sebab kamu menulis untuk mereka. Namun, gak perlu sampai kehilangan kebebasanmu dalam berkarya, ya!
Jika terlalu lama meninggalkan kegiatan menulis dapat menyulitkanmu menemukan ide tulisan, bukan berarti terus menulis akan lebih baik. Keduanya sama saja membuat pikiranmu buntu.
Kegiatan menulis tanpa jeda menyebabkan pikiranmu capek. Akhirnya, kamu hanya mengulang-ulang ide tulisan sampai, bukan hanya pembaca yang bosan, melainkan kamu sendiri juga merasakannya.
Lalu, seperti apa jeda yang tepat dalam menulis supaya aliran idemu terjaga? Buatlah target tulisan per hari. Misal, sehari kamu harus menulis 2 sampai 3 artikel.
Nah, ambillah waktu istirahat saban telah menyelesaikan satu artikel. Kamu bisa bersantai sejenak atau melakukan kegiatan yang lain.
Menulis sangat mungkin dijadikan sebagai pekerjaan utama. Untuk dapat mencapainya dibutuhkan strategi dalam menjaga mood, kedisiplinan, dan kelancaran ide. Semoga habis ini kamu gak mengalami writer's block lagi, ya!