Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Kuat ke Luar Kota saat Ramadan, Pekerjaan Tetap Jalan

ilustrasi bepergian (pexels.com/Gustavo Fring)
Intinya sih...
  • Perjalanan jauh di bulan puasa buatmu yang berpuasa bisa jadi berat
  • Penuhi kebutuhan tubuh dengan tak melewatkan sahur dan hindari minuman diuretik
  • Pilih waktu keberangkatan malam atau pagi, sesuaikan dengan bujet perjalananmu

Bepergian jauh di bulan puasa tidak hanya saat kamu mudik. Urusan pekerjaan dan studi kadang mengharuskanmu untuk tetap pergi ke luar kota di bulan Ramadan. Buatmu yang berpuasa tentu ini menjadi perjalanan yang cukup berat. Memang musafir atau orang yang dalam perjalanan diperbolehkan tidak berpuasa.

Dirimu dapat mengganti puasa di hari lain selepas Idulfitri sesuai jumlah puasa yang ditinggalkan. Akan tetapi, membayar utang puasa sering kali terasa lebih berat. Sebab gak banyak teman dan keluarga yang juga akan berpuasa di hari yang sama denganmu. Godaannya menjadi lebih besar.

Oleh sebab itu, kamu punya pilihan buat mengusahakan tetap berpuasa sekalipun sedang bepergian ke luar kota. Selain niat yang kuat, dirimu juga mesti mengatur jadwal perjalanan dengan lebih cermat. Siapkan fisikmu biar gak drop selama perjalanan. Lima tips di bawah ini membantu puasamu tetap lancar walaupun kamu harus bepergian jauh.

1. Pastikan bersantap sahur dan minum cukup air putih

ilustrasi sahur (pexels.com/Timur Weber)

Perjalanan ke luar kota memerlukan energi ekstra. Dengan kondisi kamu tidak berpuasa saja, perjalanan jauh sering bikin dehidrasi dan lapar karena gak leluasa minum serta bersantap. Takutnya dirimu sulit menemukan toilet atau malah ingin muntah di dalam kendaraan. Akan tetapi, bukan artinya pergi dengan perut kosong lebih baik.

Meski berpuasa membuatmu tidak dapat makan dan minum, penuhi dulu hak tubuh dengan tak melewatkan sahur. Lengkapi piringmu dengan sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Sejak berbuka sampai sahur, kebutuhan air putih juga mesti tercukupi. Jangan kamu makan sebanyak mungkin ketika berbuka, tapi melewatkan sahur.

Waktu antara makan malam dengan berbuka di hari berikutnya sangat panjang. Dirimu bakal merasa lebih lemah dalam perjalanan yang memerlukan waktu berjam-jam. Hindari pula minuman seperti teh dan kopi yang bersifat diuretik ketika sahur. Meski untuk sesaat tubuh terasa segar, tapi nanti siang sedikit kamu sudah kehausan di jalan.

2. Berangkat setelah berbuka atau sahur

ilustrasi di ruang tunggu (pexels.com/Kelly)

Perjalanan sepanjang siang hari akan terasa lebih berat saat kamu berpuasa. Dirimu bakal merasa lemah sampai sakit kepala. Mending kamu berangkat di malam hari setelah berbuka atau paling lambat habis sahur. Dengan dirimu berangkat setelah berbuka puasa, tubuh terasa lebih fresh. 

Namun, pastikan perjalanan tersebut tak membuatmu kesulitan buat bersantap sahur. Dirimu dapat membawa bekal sahur, mampir ke tempat makan yang buka di jam sahur kalau membawa kendaraan sendiri, atau ikut mobil travel dan bus yang singgah di restoran. Untuk perjalanan pulangnya pun sama. 

Utamakan keberangkatan malam atau pagi daripada siang atau sore hari. Jika kamu berangkat siang atau sore memang mungkin bisa tidur di dalam kendaraan. Akan tetapi, badan terasa lebih lemah sampai kamu gak yakin bakal kuat tetap berpuasa atau tidak. Jika dirimu telah berniat untuk puasa, pandai-pandai mengatur jadwal keberangkatan.

3. Pilih alat transportasi yang paling cepat

ilustrasi menunggu kereta (pexels.com/Life Of Pix)

Cara ini mungkin memang membuatmu harus mengeluarkan uang lebih banyak. Sebagai contoh, kamu naik pesawat daripada kereta atau bus yang memakan waktu perjalanan jauh lebih lama. Akan tetapi, keputusan itu  worth it kalau berhasil membuat puasamu tetap lancar. Agendamu di luar kota juga bisa lebih cepat selesai.

Sesuaikan dengan bujet perjalananmu. Bila dananya gak cukup buat beli tiket pesawat pergi dan pulang, pilih alternatif kedua seperti kereta yang masih lebih cepat daripada bus. Belilah tiket kereta eksekutif misalnya, daripada ekonomi supaya lebih nyaman. Apabila uang saku cuma cukup buat bus atau mobil travel, pilih bus.

Alasannya, mobil travel dengan sistem antar jemput penumpang sampai ke titik lokasi masing-masing bikin perjalanan lebih panjang. Terutama kalau alamat tujuanmu paling jauh. Dirimu pasti diantarkan terakhir setelah sopir mengantar penumpang lain serta berbagai paket. Jika hanya ada mobil travel, kamu dapat memilih travel yang cuma mengantar penumpang dan paket dari agen ke agen. Lanjutkan perjalananmu ke titik lokasi dengan ojek atau taksi online.

4. Jika naik mobil pilih rute yang lebih pendek, gak macet, dan sejuk

ilustrasi berkendara (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Mobil di sini bisa berarti mobil pribadi atau travel. Gak semua mobil travel mengambil rute yang sama sekalipun kota tujuan terakhirnya sama. Kamu dapat melihat-lihat dulu perkiraan jarak serta waktu tempuh sesuai rute masing-masing mobil travel. Cari tahu juga gambaran daerah yang dilewatinya.

Makin pendek jarak dan waktu tempuhnya makin baik. Namun, terkadang jarak tidak beriringan dengan waktu tempuh kalau di sana lalu lintasnya lebih padat. Pilih mobil travel dengan rute yang memungkinkanmu tiba lebih cepat. Supaya kamu terhindar dari kelelahan yang berlebih.

Selain jarak, waktu tempuh, dan kepadatan lalu lintas di setiap rute lihat juga udaranya. Jika perjalananmu siang hari dan melewati daerah-daerah yang lebih panas tentu bikin tubuh cepat lemas. Sekalipun kendaraan ber-AC, panas dari luar tetap memengaruhi daya tahanmu apalagi dalam kondisi kamu berpuasa. Sementara itu, rute yang lebih sejuk bikin badan terasa lebih enak sampai di tujuan.

5. Jadi penumpang saja

ilustrasi siap pergi (pexels.com/AMORIE SAM)

Kalau biasanya kamu ke mana-mana menyetir sendiri, selama bulan puasa mungkin perlu off dulu. Khususnya untuk perjalanan jauh yang makan waktu berjam-jam dan di siang hari. Bagaimanapun, tidak makan serta minum selama kurang lebih 12 jam akan membuatmu sulit berkonsentrasi.

Dirimu juga barangkali merasa lebih cepat mengantuk. Jika penurunan stamina terasa sekali setiap dirimu berpuasa, gunakan kendaraan umum atau menyewa sopir. Sekali-kali kamu menikmati posisi sebagai penumpang. Dirimu bisa tidur selama perjalanan buat menghemat energi.

Akan tetapi bila kamu tak merasakan kendala yang berarti dalam mengemudi meski sedang berpuasa, tetap menyetir tak apa-apa. Kenali daya konsentrasimu dalam keadaan tidak makan dan minum supaya keputusanmu lebih tepat. Jika dirimu harus berangkat di malam hari tetapi kamu selalu mengantuk sehabis berbuka, menjadi penumpang jauh lebih aman.

Dirimu boleh berusaha menjalankan ibadah puasa walaupun sedang berpuasa. Namun, jangan pula memaksakan diri apabila gak kuat. Meski kamu sudah mencoba berpuasa, batalkan saja kalau di tengah perjalanan rasanya sudah tak sanggup lagi. Hitung sebagai utang puasa dan ganti di bulan-bulan lain.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us