Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Menghindari Penipuan Lowongan Kerja, Harus Teliti!

ilustrasi seseorang sedang mencari lowongan kerja (pexels.com/George Milton)
Intinya sih...
  • Pencari kerja mudah menjadi korban sindikat penipuan lowongan kerja daring yang mengakibatkan kerugian hingga Rp.59 Miliar.
  • Cara mencegahnya adalah dengan riset mendalam perusahaan, waspada terhadap permintaan pembayaran, dan menjaga data pribadi.
  • Lakukan riset gaji, cek platform pencarian kerja terpercaya, dan waspada terhadap panggilan telepon tawaran pekerjaan yang tidak dikenal.

Pencari kerja merupakan salah satu golongan yang mudah menjadi sasaran tindak kejahatan, apalagi yang memanfaatkan sistem pencarian lowongan kerja secara daring. Sindikat penipuan lowongan kerja pun berusaha mengembangkan berbagai modus kejahatan yang semakin sulit dikenali.

Menurut Data Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, sepanjang tahun 2022 hingga 2024 telah terjadi penipuan lowongan kerja berbasis daring kepada 823 korban. Total kerugian yang ditimbulkan bahkan mencapai Rp.59 Miliar.

Dalam rangka memperingati International Fraud Awareness Week pada 17 - 23 November 2023, Jobstreet by Seek membagikan beberapa tips menghindari penipuan lowongan kerja, terutama yang berbasis online. Simak ulasannya bersama, yuk.

1. Pentingnya melakukan riset mendalam tentang perusahaan yang dilamar

ilustrasi seseorang sedang mencari lowongan kerja (pexels.com/Thirdman)

Hal pertama yang bisa kamu lakukan untuk mencegah penipuan lowongan kerja adalah dengan melakukan riset mendalam terhadap perusahaan tujuan. Riset ini termasuk mengetahui apakah perusahaan tersebut terdaftar secara resmi serta benar-benar memiliki kantor di alamat yang ditunjukkan.

Jika perusahaan tersebut memiliki website, pastikan juga domain yang dimiliki merupakan domain resmi, seperti .com atau .co.id bukan domain gratis seperti .blogspot.com atau .worspress.com.

Jika kamu masih ragu tentang status perusahaan yang kamu lamar, ada baiknya kamu mencari pertimbangan dari pihak ketiga, seperti keluarga atau teman yang dipercaya. Kamu juga bisa memanfaatkan jaringan profesional, seperti grup obrolan profesi atau alumni.

2. Menolak peluang kerja yang mengharuskan pembayaran di muka

ilustrasi seseorang sedang mencari lowongan kerja (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Salah satu ciri khas penipuan lowongan kerja adalah mengharuskan pelamar mengirimkan sejumlah uang kepada pemberi kerja. Ingatlah, pemberi kerja resmi tidak akan meminta pembayaran apa pun selama proses perekrutan.

Jika perusahaan yang kamu lamar mengharuskanmu membayarkan sejumlah uang, maka kamu wajib waspada. Cek kembali reputasi perusahaan tersebut serta rekam jejaknya secara digital. Jika menurutmu meragukan, skip aja, deh!

3. Waspada ketika diminta memberikan informasi pribadi yang sensitif

ilustrasi seseorang sedang mencari lowongan kerja (pexels.com/Beyzanur K.)

Selama proses perekrutan, ada data-data pribadi yang sebaiknya lebih dijaga dan tidak secara gampang kamu berikan kepada pencari kerja. Data tersebut antara lain; NIK, nomor Kartu Keluarga, nomor rekening, apalagi nama ibu kandung yang berhubungan langsung dengan aktivitas perbankan.

Sindikat penipuan lowongan kerja sering kali memanfaatkan data tersebut untuk melakukan kejahatan. Apalagi para penipu sekarang lebih kreatif dalam melakukan aksinya, temasuk memanfaatkan ilmu social engineering. Kamu harus tahu, bahwa perusahaan resmi baru akan meminta data diri yang lebih detail setelah menerimamu secara formal.

4. Mencurigai lowongan pekerjaan yang terlalu menggiurkan

ilustrasi seseorang sedang mencari lowongan kerja (pexels.com/Kaboompics.com)

Satu hal lagi yang bisa dilakukan untuk mencegah penipuan lowongan kerja adalah dengan melihat gaji yang ditawarkan serta membandingkannya dengan standar gaji yang biasa diberikan perusahaan lain untuk posisi serupa. Jika gaji yang ditawarkan jauh di atas rata-rata, maka kamu patut curiga. 

Periksa juga deskripsi pekerjaan yang diberikan, lalu bandingkan dengan perusahaan lain. Jika dengan beban pekerjaan serupa, perusahaan yang kamu lamar memberikan gaji jauh lebih tinggi dari standar, kamu juga harus waspada. Tawaran pekerjaan yang too good to be true biasanya justru membawa masalah.

5. Memanfaatkan platform pencarian kerja terpercaya untuk meminimisir penipuan

ilustrasi orang sedang belajar (pexels.com/RDNE Stock project)

Usaha terakhir yang bisa kamu lakukan adalah dengan mencari kerja lewat platform pencarian kerja terpercaya. Kamu bisa mencari tahu apakah platform tempatmu mencari lowongan kerja adalah platform resmi serta apakah platform tersebut menerapkan standar yang baik untuk pencari kerja yang membuka lowongan. Selain itu, kamu juga bisa melamar lewat website resmi perusahaan.

Saat ini modus kejahatan semakin bervariasi, salah satunya adalah lewat panggilan telepon. Kamu juga harus waspada jika mendapatkan telepon tentang tawaran pekerjaan yang mengatasnamakan platform pencarian kerja tertentu, padahal kamu tidak mengirimkan lamaran. 

Jika mendapatkan telepon serupa, cek kembali kredibilitas perusahaan yang memberikan tawaran, serta pihak yang mengaku berasal dari perusahaan tersebut. Kamu harus ingat, bahwa lamaran dari jalur resmi perusahaan serta platform pencarian kerja kredibel jauh lebih aman daripada tawaran tiba-tiba lewat telepon yang tidak dikenal.

Usaha mencegah penipuan lowongan kerja tentunya akan betmanfaat bagi dirimu. Kejahatan tersebut bukan hanya berpotensi memberikan dampak kerugian finansial, namun juga secara mental.

Pencari kerja yang mengalami penipuan bisa saja kehilangan sejumlah uang. Tak jarang, mereka juga kehilangan semangat untuk kembali mencari kerja, bahkan juga bisa berujung depresi. Semoga beberapa kiat di atas membantumu untuk lebih waspada, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anita Hadi Saputri
EditorAnita Hadi Saputri
Follow Us