Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Unspoken Rules Saat Bekerja Hybrid Biar Tetap Dikenal Profesional

bekerja
ilustrasi bekerja (freepik.com/benzoix)

Kerja hybrid itu kedengarannya ideal banget punya fleksibilitas buat kerja dari rumah tapi tetap bisa datang ke kantor saat dibutuhkan. Tapi di balik kenyamanan itu, ada tantangan tersendiri yang sering gak kelihatan dari luar. Kamu dituntut menjaga ritme kerja, komunikasi, dan kehadiran profesional di dua dunia sekaligus. Kadang kamu harus gesit beradaptasi, ngatur waktu lebih disiplin, dan memastikan performa tetap stabil meski suasana kerja berubah-ubah. Fleksibel sih iya, tapi tanggung jawabnya justru makin terasa.

Di fase ini, banyak hal kecil yang ternyata sangat menentukan reputasimu di tempat kerja. Cara kamu membalas pesan, hadir di meeting online, dan menjaga output sering jadi tolok ukur kompetensi. Makanya, memahami “unspoken rules” kerja hybrid bisa bantu kamu tetap dipercaya, dianggap profesional, dan dihargai tim. Lima poin berikut bisa jadi pegangan praktis buat kamu yang pengin tetap tampil solid meski pola kerja makin fleksibel. Dengan kebiasaan yang tepat, kamu bisa menikmati kenyamanan hybrid tanpa mengorbankan reputasi kerja.

1. Selalu hadir di jam yang kamu sepakati

ilustrasi disiplin dalam bekerja
ilustrasi disiplin dalam bekerja (freepik.com/jcomp)

Meski kerja hybrid memberi kebebasan, kamu tetap perlu konsisten dengan jam kerja yang kamu pilih. Konsistensi ini bikin rekan kerja paham kapan mereka bisa menghubungi kamu dan kapan kamu sedang fokus bekerja. Pola kehadiran yang jelas membantu tim menyesuaikan ritme kerja tanpa kebingungan.

Kalau jam kerja kamu selalu berubah-ubah, orang bisa merasa kamu sulit diandalkan meski sebenarnya kamu tetap produktif. Karena itu, penting banget buat menetapkan jam yang realistis dan sesuai gaya kerja kamu. Dengan begitu, flow kerja tim tetap stabil dan kamu tetap terlihat profesional.

Selain itu, hadir tepat waktu di meeting online maupun offline adalah tanda bahwa kamu menghargai waktu semua orang. Di lingkungan kerja hybrid, gesture kecil seperti ini punya bobot besar karena menunjukkan kedisiplinan dan komitmen.

2. Komunikasikan progres dengan lebih proaktif

ilustrasi sedang bekerja
ilustrasi sedang bekerja (freepik.com/freepik)

Dalam kerja hybrid, nggak ada yang bisa memantau pekerjaanmu secara langsung. Makanya, kamu perlu proaktif melaporkan progres agar orang tahu kamu benar-benar bekerja dan menjaga tanggung jawabmu. Komunikasi yang jelas bikin kerja tim lebih lancar meski jarang bertemu fisik.

Kamu bisa menyampaikan update lewat chat kerja, email, atau kanal komunikasi yang disepakati. Berikan detail seperlunya tanpa bertele-tele supaya pesanmu mudah dicerna. Ini bukan soal pamer kerja keras, tapi memastikan semua orang ada di halaman yang sama.

Dengan rutin memberikan update, kamu juga terlihat lebih sigap dan terorganisir. Sikap ini bikin rekan kerja dan atasan lebih percaya pada kemampuanmu, bahkan ketika kamu lebih sering bekerja dari rumah.

3. Pastikan kualitas kerja tetap stabil di dua lingkungan

ilustrasi ruang kerja khusus
ilustrasi ruang kerja khusus (freepik.com/freepik)

Kualitas kerja yang bagus di kantor tapi berantakan saat WFH bisa bikin reputasimu menurun. Orang mungkin berpikir kamu cuma fokus kalau diawasi langsung. Karena itu, penting buat menjaga standar kerja tetap stabil, entah kamu sedang di rumah atau di kantor.

Siapkan ruang kerja yang nyaman supaya kamu bisa tetap fokus tanpa banyak gangguan. Ruang ini nggak harus besar, yang penting bersih, rapi, dan mendukung produktivitas. Dengan suasana yang kondusif, kamu bisa tetap menghasilkan pekerjaan yang rapi dan tepat waktu.

Kalau kamu sering mengerjakan pekerjaan detail, pastikan perangkat kamu mumpuni agar performa kerja nggak turun. Konsistensi ini bikin tim yakin kalau kamu bisa diandalkan di situasi apa pun.

4. Tunjukkan kehadiran aktif meski jarang di kantor

ilustrasi profesional dalam bekerja
ilustrasi profesional dalam bekerja (freepik.com/freepik)

Dalam kerja hybrid, kehadiran fisik bukan lagi satu-satunya tolok ukur keterlibatan. Kamu bisa tetap terlihat “hadir” dengan aktif berpartisipasi dalam diskusi, memberikan ide, atau menanggapi pesan penting dengan cepat. Kehadiran digital yang responsif menunjukkan kamu engaged dan peduli dengan perkembangan tim.

Berikan komentar yang relevan di platform diskusi tim atau hadir di brainstorming online. Ini bikin orang merasa kamu tetap menjadi bagian penting dari alur kerja meski jarang bertatap muka. Kehadiran aktif semacam ini jadi nilai tambah besar dalam lingkungan kerja modern.

Kalau kamu datang ke kantor, manfaatkan waktumu untuk interaksi yang lebih personal, seperti ngobrol ringan dengan rekan kerja atau sinkronisasi cepat dengan atasan. Momen kecil ini membantu menjaga koneksi yang mungkin kurang terasa saat remote.

5. Tetap jaga etika profesional dalam komunikasi digital

ilustrasi bekerja dari rumah
ilustrasi bekerja dari rumah (freepik.com/freepik)

Saat kerja hybrid, sebagian besar interaksi terjadi lewat chat, email, atau panggilan video. Cara kamu berkomunikasi di ruang digital ini memengaruhi bagaimana orang memandang profesionalismemu. Nada bicara, pilihan kata, sampai durasi respons perlu kamu jaga biar tetap sopan dan efisien.

Hindari membalas pesan dengan nada terlalu santai yang bisa disalahpahami. Di sisi lain, kamu juga gak perlu kaku berlebihan yang penting tetap jelas, sopan, dan sesuai konteks. Komunikasi yang baik bikin kerja tim lebih harmonis dan minim miskomunikasi.

Di meeting online, pastikan kamera, mic, dan background kamu terlihat rapi. Hal sederhana seperti ini menunjukkan bahwa kamu menghargai pertemuan dan menjaga citra profesional, meski kamu bekerja dari ruang pribadi.

Kerja hybrid memang butuh adaptasi ekstra, tapi bukan berarti kamu harus kehilangan sentuhan profesionalitas. Dengan memahami unspoken rules ini, kamu bisa menyeimbangkan antara fleksibilitas dan tanggung jawab tanpa drama. Nikmati ritme kerja yang lebih luwes, tapi tetap jaga kualitas diri kamu di mata tim!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kirana Mulya
EditorKirana Mulya
Follow Us

Latest in Life

See More

Kenapa Sikap Sok Tahu Sangat Berbahaya? Ini 3 Alasannya!

20 Nov 2025, 17:28 WIBLife