Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Tips biar Gak Desperate saat Mencari Kerja, Terbuka pada Opsi Lain

ilustrasi mencari pekerjaan (pexels.com/Ron Lach)
ilustrasi mencari pekerjaan (pexels.com/Ron Lach)

Banyak dari generasi Z yang saat ini tengah mencari pekerjaan. Sementara itu, sebagian generasi milenial pun belum mapan dalam pekerjaannya. Situasi ini memperketat persaingan di dunia kerja. Generasi Z berhadapan dengan digitalisasi yang mengurangi kebutuhan akan pekerja dan banyaknya lowongan yang mensyaratkan pelamar memiliki pengalaman kerja.

Sedang generasi milenial walaupun telah memiliki sejumlah pengalaman kerja malah terganjal syarat usia. Kebanyakan lowongan kerja mensyaratkan usia 25-27 tahun. Padahal generasi milenial sudah berumur lebih dari 30 tahun, tetapi menjadi korban perampingan karyawan misalnya. Karut-marut di dunia kerja ini berpotensi membuatmu mengalami keputusasaan atau desperate.

Ada ketakutan kalau-kalau dirimu akan selamanya tidak bisa menghasilkan uang sendiri. Boro-boro kamu berkeluarga dan menafkahi pasangan serta anak, menafkahi diri sendiri pun mungkin tak pernah mampu. Jangan biarkan keputusasaan sekaligus kepanikan menguasaimu. Enam tips berikut dapat menyelamatkanmu dari tekanan mental sekaligus memperbesar peluangmu segera memiliki uang sendiri.

1. Membuka diri pada pekerjaan yang gak sesuai dengan pendidikan

ilustrasi wawancara (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi wawancara (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Untukmu yang sudah berusia lebih dari 25 tahun dan masih kesulitan memperoleh pekerjaan sesuai pendidikan, lebih baik segera bersikap praktis dan realistis. Kebutuhanmu saat ini yang paling mendesak adalah melepaskan diri dulu dari status pengangguran. Kamu harus segera mendapatkan pekerjaan dan uang untuk menghidupi diri sendiri.

Ada dua cara yang dapat dilakukan. Pertama, kamu tetap mencari pekerjaan yang mensyaratkan jenjang pendidikan sesuai pendidikan terakhirmu. Hanya saja, dirimu lebih terbuka terhadap lowongan untuk segala jurusan. Buang jauh-jauh pemikiran ini akan membuat ilmumu tidak berguna. 

Kamu mendapatkan pekerjaan serta uang sudah menjadi tanda bahwa pendidikanmu tak sia-sia. Cara kedua, bila mendapatkan pekerjaan yang terbuka buat lulusan segala jurusan pun sulit, turunkan jenjang pendidikannya. Contohnya, kamu S1 tetapi melamar lowongan untuk syarat minmal D3. Jangan langsung turun ke lowongan buat SMA/SMK karena bisa amat memengaruhi gaji dan posisimu.

2. Menciptakan lapangan kerja untuk diri sendiri

ilustrasi bekerja (pexels.com/Ivan Samkov)
ilustrasi bekerja (pexels.com/Ivan Samkov)

Jika mencari pekerjaan benar-benar memayahkanmu, maka jangan habiskan waktumu untuk itu. Boleh jadi kamu memang ditakdirkan untuk lebih berkembang di jalur yang lain. Ketika banyak temanmu sudah diterima bekerja di berbagai kantor, pikirkan tentang kemungkinan kamu menciptakan lapangan kerja buat diri sendiri.

Barangkali suatu saat nanti kamu juga akan dapat membuka lapangan kerja untuk orang lain. Namun, sekarang fokus pada nasibmu dulu. Membuka usaha sendiri apa pun jenis dan skalanya menjadi pilihan tepat daripada dirimu terus melamar pekerjaan tetapi tak kunjung berhasil. Kalaupun nanti usahamu berjalan dan kamu sambil mencoba melamar kerja lagi tidak apa-apa.

Terpenting sekarang ada upaya lain buat memperoleh uang. Tinggal lihat saja mana yang lebih beruntung antara usaha yang dirintis atau surat lamaran kerja. Bila akhirnya dirimu diterima bekerja di suatu kantor, usaha dapat dijalankan oleh orang lain. Kamu menjadi punya dua sumber pendapatan. Namun jika nasibmu tetap apes di urusan mencari kerja, cukup tekuni usaha itu sampai kian berkembang.

3. Ikut kerja di berbagai event atau jadi freelancer asal ada uangnya

ilustrasi menggunakan laptop (pexels.com/Anna Nekrashevich)
ilustrasi menggunakan laptop (pexels.com/Anna Nekrashevich)

Memang ada masalah terkait minimnya lapangan kerja dibandingkan pencari kerja. Juga syarat yang kurang relevan dalam lowongan seperti batas usia pelamar, pengalaman, dan penampilan menarik. Akan tetapi, ada pula kendala dalam dirimu yang menyulitkanmu untuk mendapatkan pekerjaan.

Kamu mungkin selalu berpikir bekerja berarti menjadi karyawan tetap di sebuah kantor. Kantor itu menyediakan gaji yang stabil, berbagai fasilitas, dan sebisa mungkin dirimu bekerja di sana hingga masa pensiun. Padahal bekerja untuk memperoleh uang tidak harus begitu. Ada banyak cara lain seperti bikin usaha sendiri atau ikut dalam berbagai event.

Acara besar di bidang olahraga, musik, bahkan lomba untuk anak-anak pun butuh banyak orang untuk membantu pelaksanaannya. Carilah informasi  event-event seperti ini. Meski masa kerjamu terbatas hanya selama acara berlangsung, biasanya dari sini akan makin mudah untukmu mendapatkan event berikutnya.

Hidup dari event ke event tidak salah. Terpenting dirimu mampu mengelola pendapatannya. Juga terus memperluas jaringan biar cepat memperoleh informasi tentang kegiatan lain yang butuh tambahan tenaga. Kamu dapat menjadi bagian dari panitia kegiatan di berbagai daerah.

Begitu pula dengan pekerjaan lepas yang lain seperti menjadi MC, menulis artikel, dan sebagainya. Selagi semua itu dilakukan secara profesional dan ada uangnya, itulah pekerjaan. Hindari terpaku pada jenis pekerjaan yang membuatmu duduk di kantor setiap hari, memakai seragam, dan memperoleh gaji setiap bulan.

4. Kerja magang meski cuma dapat uang saku

ilustrasi wawancara (pexels.com/Resume Genius)
ilustrasi wawancara (pexels.com/Resume Genius)

Status menganggur memang memberikan tekanan yang besar untuk psikismu. Kamu butuh status bekerja sekalipun pekerja magang. Bila suatu pekerjaan magang sama sekali tidak memberimu pendapatan memang berat dan melelahkan. Walaupun itu akan menambah pengalaman kerjamu, waktu serta energi yang dicurahkan layak diganjar dengan sejumlah uang. 

Oleh karenanya, carilah pekerjaan magang yang setidaknya memberimu uang saku. Uang saku itu mesti cukup buat biaya transportasi, makan sederhana tapi tetap sehat, serta kos-kosan sekadar cukup buat istirahat. Memang uang sakunya masih mepet sekali, tetapi terpenting bisa buat kamu bertahan hidup. 

Namun, apabila memungkinkan carilah kerja magang di kota asalmu saja. Biar kamu masih bisa tinggal dengan orangtua dulu. Ini memudahkanmu dalam mengatur keuangan. Kelak ada pekerjaan magang di luar kota yang pendapatannya lebih bagus, baru kamu indekos. Atau, sekalian dirimu baru merantau setelah dipastikan diterima sebagai karyawan tetap atau kontrak.

5. Menawarkan diri ke saudara yang punya usaha

ilustrasi bekerja (pexels.com/Thirdman)
ilustrasi bekerja (pexels.com/Thirdman)

Daripada kamu jatuh ke keputusasaan dan sulit tertolong secara mental, mending tanpa malu-malu menawarkan diri ke saudara yang punya usaha. Menawarkan diri berarti dirimu minta tolong padanya kalau-kalau dia membutuhkan tambahan tenaga untuk menjalankan usahanya. Kamu siap membantu baik sesuai dengan kemampuanmu maupun tidak selama ia bersedia membimbingmu.

Tingkat kepuasan dari ikut bekerja di usaha milik saudara memang berbeda dengan jika dirimu memperoleh pekerjaan sendiri. Namun, sebenarnya hubungan ini juga saling menguntungkan. Kemungkinan saudara mau menolongmu cukup besar. Sebaliknya, dia pun lebih tenang bekerja dengan orang yang sudah dikenalnya dengan baik.

Akan tetapi, pahami beberapa hal. Pertama, kamu gak boleh kebanyakan gaya mentang-mentang bersaudara dengan pemilik usaha. Kedua, tunjukkan kinerja yang sebaik mungkin. Ketiga, siap dengan bayaran yang tidak penuh bila sebenarnya tak ada posisi kosong di usaha saudara. Ia hanya berbaik hati menerimamu untuk mengerjakan tugas-tugas yang sebetulnya bisa ditangani orang lain.

6. Ikut kursus yang segera bisa dipakai buat mencari nafkah

ilustrasi menggunakan laptop (pexels.com/Oleksandr P)
ilustrasi menggunakan laptop (pexels.com/Oleksandr P)

Kamu juga boleh melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Hanya saja, kuliah lagi makan waktu dan biaya lebih besar. Pastikan dirimu memahami tujuanmu berkuliah kembali. Jangan sekadar untuk menutupi statusmu yang belum bekerja. Gelar akademik yang nanti diperoleh harus bisa mengantarkanmu ke pekerjaan impian.

Bila dirimu tidak yakin tentang itu, mending ambil kursus saja. Ini pun jenis kursusnya jangan sembarangan. Pilih kursus yang paling berguna untukmu mencari nafkah. Sebagai contoh, kamu ingin bekerja di luar negeri maka tetapkan negara tujuan dan kursus bahasa. Atau, kursus otomotif bila dirimu ingin buka usaha bengkel.

Hindari mengambil segala jenis kursus secara acak. Itu hanya akan membuang-buang waktu, uang, dan bikin kamu tambah gak fokus menentukan langkah berikutnya setelah kursus selesai. Nanti malah semua yang sudah dipelajari menjadi kurang berguna karena gagal diaplikasikan.

Memang tidak mudah memperoleh pekerjaan yang sesuai bidang studi, gajinya bagus, dan langsung bikin kamu betah. Namun, yakini bahwa dirimu masih dapat bekerja serta memperoleh penghidupan dengan berbagai cara yang halal dan baik. Bahkan bila surat lamaranmu terus ditolak, masih ada alternatif lain seperti enam poin di atas. Yuk, semangat lagi dan jaga pikiran tetap positif. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us