Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Itu Otoriter? Definisi, Ciri, Kelebihan dan Kekurangan

ilustrasi pria kantoran (pexels.com/olly)
ilustrasi pria kantoran (pexels.com/olly)

Dilansir Cambridge Dictionary, arti dari otoriter adalah menuntut agar orang patuh sepenuhnya dan menolak memberikan kebebasan kepada individu atau sekelompok orang  untuk bertindak sesuai dengan keinginan mereka. Sementara itu, dalam politik dan pemerintahan, otoriter adalah penghambaan buta kepada otoritas dan penindasan kebebasan berpikir serta bertindak secara individu.

Terdengar menyeramkan, bukan? Untuk mengetahui lebih dalam apa itu otoriter, mari jelajahi secara lebih rinci tentang definisi otoriter, ciri, kelebihan dan kekurangannya melalui artikel berikut ini. Yuk, simak penjelasannya!

1. Definisi otoriter

ilustrasi pria kantoran (pexels.com/goumbik)
ilustrasi pria kantoran (pexels.com/goumbik)

Mengutip dari jurnal The authoritarian personality, yang ditulis oleh Thomas Fraser Pettigrew, seorang psikolog sosial Amerika, kepribadian otoriter adalah suatu sindrom psikologis yang mencakup karakteristik yang memiliki korelasi tinggi dengan sikap prasangka terhadap kelompok luar. Tiga ciri khusus yang menandai sindrom ini melibatkan penghormatan terhadap otoritas, agresi terhadap kelompok luar, dan ketaatan kaku terhadap konvensi budaya. Dengan demikian, orang-orang dengan kepribadian otoriter cenderung memiliki pandangan dunia yang kaku dan hierarkis. 

Sementara itu, mengutip dari jurnal Authoritarian Leadership and Extra-Role Behaviors: A Role-Perception Perspective yang ditulis oleh Yan Zhang dan Yun-Hui Xie, dalam dunia leadership, pemimpin yang otoriter cenderung mengambil keputusan sendiri dan mengontrol bawahan dengan tegas. Beberapa tokoh dunia yang pernah memimpin dengan gaya otoriter adalah Genghis Khan, Napoleon Bonaparte, Queen Elizabeth I, Richard Nixon, dan Adolf Hitler.

2. Ciri-ciri otoriter

ilustrasi pria kantoran (pexels.com/augustderichelieu)
ilustrasi pria kantoran (pexels.com/augustderichelieu)

Mengutip dari buku A Cultural Analysis of Paternalistic Leadership in Chinese Organizations, oleh Farh, J.L. and Cheng, B.S. (2000), kepemimpinan otoriter merujuk pada perilaku seorang pemimpin yang menegakkan wewenang dan kontrol yang kuat terhadap bawahan serta menuntut ketaatan tanpa ragu dari mereka. Gaya kepemimpinan ini, melibatkan penggunaan kekuasaan formal dan posisi jabatan, bisa menghambat karyawan untuk bertindak di luar peran hierarkis yang telah ditetapkan.

Terdapat beberapa karakteristik yang ada pada gaya kepemimpinan otoriter. Dilansir Verywell Mind, yang ditulis oleh Kendra Cherry, MS, seorang spesialis rehabilitasi psikososial, berikut ini ciri-ciri yang ada pada kepemimpinan otoriter :

  • Memberi sedikit atau tidak ada masukan dari anggota kelompok
  • Mengharuskan pemimpin membuat hampir semua keputusan
  • Memberikan kemampuan kepada pemimpin untuk menentukan metode kerja dan proses
  • Membuat kelompok merasa seolah mereka tidak dipercayai untuk membuat keputusan atau tugas penting
  • Cenderung menciptakan lingkungan yang sangat terstruktur dan kaku
  • Menghambat kreativitas dan pemikiran di luar kebiasaan
  • Menetapkan aturan dan cenderung dijelaskan dan disampaikan dengan jelas

3. Kelebihan dalam otoriter

ilustrasi rapat (pexels.com/timamiroshnichenko)
ilustrasi rapat (pexels.com/timamiroshnichenko)

Meskipun sering terlihat negatif, kepemimpinan otoriter juga dapat memberikan sejumlah kelebihan dalam situasi tertentu. Gaya kepemimpinan ini bermanfaat ketika keputusan perlu diambil dengan cepat tanpa konsultasi kelompok yang besar.

Dalam kelompok kecil yang kurang memiliki kepemimpinan, gaya otokratis dapat memberikan arah yang efektif, menghindari kekacauan organisasi, dan menetapkan batas waktu yang jelas untuk menyelesaikan proyek. Di bawah tekanan tinggi, seperti dalam konflik militer, anggota kelompok cenderung memilih gaya otokratis, memungkinkan fokus pada tugas-tugas spesifik tanpa beban keputusan kompleks.

Gaya kepemimpinan ini juga efektif dalam pekerjaan manufaktur dan konstruksi, menciptakan struktur yang jelas dengan tugas, batas waktu, dan aturan yang ditentukan untuk memastikan proyek selesai tepat waktu dan meminimalkan risiko keselamatan. Meski demikian, perlu diingat bahwa kelebihan ini tetap tergantung pada konteks dan situasi yang dihadapi.

4. Kekurangan dalam otoriter

ilustrasi presentasi (pexels.com/rdne)
ilustrasi presentasi (pexels.com/rdne)

Meskipun kepemimpinan otoriter dapat memberikan keuntungan pada beberapa situasi, gaya kepemimpinan ini juga memiliki sejumlah kekurangan yang perlu diperhatikan. Pemimpin otoriter yang cenderung menentukan keputusan tanpa konsultasi kelompok dapat mengakibatkan ketidakpuasan anggota kelompok yang merasa tidak memiliki kesempatan untuk memberikan ide atau masukan.

Hal ini dapat menghambat kreativitas dan solusi inovatif dalam mengatasi masalah, merugikan performa kelompok secara keseluruhan. Selain itu, kebijakan otoriter dapat merugikan semangat kelompok, membuat anggota merasa tidak puas dan terhambat dalam memberikan kontribusi positif.

Dalam konteks ini, penting untuk mengenali bahwa kepemimpinan otoriter menjadi kurang efektif ketika digunakan secara berlebihan. Sementara pada situasi tertentu, seperti ketika waktu sangat terbatas, gaya kepemimpinan ini dapat memberikan arah yang diperlukan untuk kesuksesan kelompok.

Otoriter sering kali dianggap kontroversial karena mengorbankan hak-hak individu mau pun kelompok. Ciri-ciri seperti pembatasan kebebasan  ketidakadilan  dan ketidaktransparan seringkali mendefinisikan rezim otoriter. Oleh karena itu, penting untuk memahami secara mendalam tentang sifat otoriterisme untuk membantu untuk memperjuangkan prinsip-prinsip kebebasan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima Wima
EditorPinka Wima Wima
Follow Us