6 Cara Menegosiasi Tawaran Pekerjaan agar Lebih Menguntungkan

Menerima tawaran pekerjaan merupakan langkah penting dalam karirmu, namun seringkali ada kesempatan untuk menyesuaikan tawaran agar lebih sesuai dengan kebutuhan dan harapanmu. Negosiasi terkait gaji dan kondisi kerja adalah bagian yang wajar dari proses ini, untuk memastikan tercapainya kesepakatan yang saling menguntungkan.
Melalui pendekatan yang tepat, kamu bisa mendapatkan lebih dari sekadar angka di slip gaji, tetapi juga kesepakatan yang mendukung perkembangan karirmu. Nah, berikut ini terdapat beberapa cara menegosiasikan tawaran pekerjaan agar lebih menguntungkan. Langsung cek ke bawah!
1. Lakukan riset terlebih dahulu

Sebelum menegosiasikan tawaran kerja, penting untuk memahami terlebih dahulu nilai pasar dari posisi yang kamu tuju. Cari tahu kisaran gaji, tunjangan, dan manfaat lain yang umum ditawarkan di industri dan lokasi tersebut.
Informasi ini bisa didapat dari platform profesional, laporan industri, atau pengalaman orang lain di bidang serupa. Dengan bekal data ini, kamu bisa menyusun permintaan yang masuk akal dan berdasar, sekaligus meningkatkan kepercayaan diri saat menyampaikan harapanmu kepada calon pemberi kerja.
2. Manfaatkan posisimu setelah mendapatkan tawaran

Setelah kamu menerima tawaran kerja, posisi tawar kamu otomatis meningkat. Ini karena perusahaan sudah memilihmu sebagai kandidat terbaik dan berharap kamu bergabung. Pada titik ini, mereka biasanya lebih terbuka untuk berdiskusi soal gaji, tunjangan, atau hal-hal lain yang sebelumnya mungkin terasa sulit dibicarakan.
Manfaatkan momentum ini untuk menyampaikan harapanmu secara bijak. Jangan ragu untuk menyampaikan permintaan yang masuk akal, karena perusahaan pada dasarnya ingin proses ini berakhir dengan kesepakatan yang saling menguntungkan.
3. Jangan langsung negosiasi di tempat

Saat mendapat tawaran kerja, sebaiknya hindari langsung memberi jawaban atau bernegosiasi saat itu juga. Luangkan waktu untuk menelaah isi tawaran secara menyeluruh, baik dari segi gaji, tunjangan, maupun peran yang ditawarkan. Dengan jeda ini, kamu bisa menganalisis tawaran secara objektif dan merancang pendekatan negosiasi yang lebih terarah dan menguntungkan.
Selain itu, jarak waktu ini juga membantu kamu merespons dengan lebih percaya diri dan terarah, bukan hanya berdasarkan emosi sesaat atau tekanan dari lawan bicara. Ingat, negosiasi yang baik lahir dari persiapan, bukan spontanitas.
4. Siapkan beberapa hal yang bisa dinegosiasi

Dalam proses negosiasi, jangan hanya fokus pada satu hal seperti gaji pokok. Sebaiknya siapkan beberapa poin yang bisa kamu ajukan, misalnya bonus tahunan, jumlah cuti, fleksibilitas kerja, tunjangan kesehatan, atau bahkan peluang pengembangan diri.
"Selain gaji, faktor-faktor lain seperti asuransi kesehatan, rencana pensiun, bonus, cuti, dan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan profesional juga sangat penting dan dapat menambah nilai besar pada keseluruhan paket kompensasi yang kamu terima.," kata kata Tessa White, seorang pelatih karir dan pendiri The Job Doctor, dilansir CNBC.
Dengan memiliki beberapa opsi, kamu punya ruang gerak lebih besar saat negosiasi, kalau satu permintaan ditolak, masih ada peluang di poin lain. Pendekatan ini juga menunjukkan bahwa kamu fleksibel dan terbuka untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.
5. Tetap positif dan profesional

Tetap menjaga sikap positif dan profesional sangat penting, meskipun ada beberapa hal yang belum memenuhi harapanmu. Alihkan fokus pembicaraan pada bagaimana kamu dapat memberikan kontribusi terbaik bagi perusahaan, sambil mengomunikasikan kebutuhan atau harapan dengan cara yang jelas dan konstruktif.
Hindari menggunakan nada negatif atau terkesan memaksa, karena ini dapat memberikan kesan kurang fleksibel. Sebaliknya, tunjukkan bahwa kamu menghargai kesempatan yang diberikan dan ingin mencapainya dengan cara yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
"Jika kamu bersikap positif, tidak berseteru, dan menyampaikan argumen yang logis dalam negosiasi, mereka akan terkesan dan kemungkinan besar akan lebih tertarik padamu," jelas Robert Hellmann, seorang pelatih karier & eksekutif, dilansir Forbes.
6. Bersiap untuk menghadapi penolakan

Dalam proses negosiasi ini, penting juga untuk siap menghadapi kemungkinan penolakan. Ini karena tidak semua permintaan atau harapan yang kamu ajukan akan langsung diterima, dan itu adalah bagian dari proses. Jika ada aspek dari tawaran yang tidak bisa dipenuhi, jangan langsung merasa kecewa atau kehilangan semangat.
Sebaliknya, gunakan kesempatan ini untuk mendiskusikan alternatif atau solusi lain yang bisa saling menguntungkan. Misalnya, jika kenaikan gaji yang kamu harapkan ditolak, kamu bisa mencoba untuk mendapatkan manfaat lain seperti fleksibilitas kerja atau tunjangan tambahan.
Negosiasi adalah proses dua arah, di mana kedua belah pihak mencari hasil yang saling menguntungkan. Persiapan yang baik, sikap profesional, dan komunikasi yang jelas akan membuka peluang karier yang lebih baik.