5 Cara Move On dari Rekan Kerja Resign, Gak Perlu Putus Silaturahmi

- Akui perasaan kehilangan dan beri waktu untuk beradaptasi
- Tetap jalin komunikasi secara pribadi
- Gunakan momen perpisahan untuk menunjukkan dukungan
Punya rekan kerja yang akrab itu menyenangkan, apalagi kalau sudah jadi sahabat sendiri di kantor. Tapi ketika dia tiba-tiba resign, rasanya pasti ada yang hilang. Suasana kerja jadi berbeda, gak ada lagi partner ngobrol, tukar ide, atau sekadar ngopi bareng di jam istirahat. Wajar kalau kamu merasa sedih atau kehilangan semangat kerja di awal.
Namun, bukan berarti hubungan harus berakhir hanya karena kalian sudah tak satu kantor. Hubungan baik tetap bisa dijaga meski jalannya karier sudah berbeda arah. Berikut lima cara move on dari rekan kerja resign tanpa benar-benar "berpisah".
1. Akui perasaan kehilangan dan beri waktu untuk beradaptasi

Wajar banget kalau kamu merasa sedih, apalagi kalau rekan kerjamu punya peran besar dalam rutinitasmu di kantor. Jangan buru-buru menekan perasaan itu. Akui saja bahwa kamu memang butuh waktu untuk menyesuaikan diri dengan suasana kerja yang baru. Dengan mengakui perasaanmu, kamu bisa lebih cepat pulih. Setelah itu, cobalah fokus pada hal-hal positif seperti kesempatan mengenal rekan kerja baru atau mengembangkan kemampuan diri tanpa terlalu bergantung pada orang lain.
2. Tetap jalin komunikasi secara pribadi

Meskipun sudah tak satu tim, hubungan kalian gak harus berakhir begitu saja. Kamu bisa tetap berkomunikasi lewat pesan pribadi, media sosial, atau sesekali ajak nongkrong di luar kantor. Kadang, obrolan ringan di luar pekerjaan justru membuat hubungan jadi lebih santai dan tulus.
Pastikan komunikasi dilakukan dengan cara yang wajar dan gak memaksakan waktu mereka. Mungkin sekarang mereka sedang sibuk di tempat kerja baru, jadi biarkan hubungan berjalan secara natural. Hubungan profesional bisa berubah jadi pertemanan jangka panjang kalau sama-sama menjaga intensitas dengan bijak.
3. Gunakan momen perpisahan untuk menunjukkan dukungan

Alih-alih bersedih, jadikan momen perpisahan sebagai kesempatan untuk memberi semangat dan dukungan. Ucapkan selamat atas langkah barunya dan tunjukkan rasa bangga pada mereka. Sebab, mereka sudah berani mengambil keputusan penting dalam hidupnya. Sikap suportif seperti ini akan meninggalkan kesan positif, bukan hanya bagi mereka, tapi juga untukmu sendiri. Kamu menunjukkan kedewasaan emosional, bahwa kamu bisa menghargai perubahan tanpa merasa ditinggalkan.
4. Fokus memperkuat hubungan dengan rekan kerja lain

Setelah mereka pergi, suasana kerja mungkin terasa lebih sepi. Tapi jangan biarkan hal itu membuatmu menarik diri dari lingkungan kantor. Cobalah membuka diri pada rekan kerja lainnya. Siapa tahu kamu bisa menemukan chemistry baru dengan orang lain di timmu.
Dengan memperluas hubungan di tempat kerja, kamu juga akan merasa lebih bersemangat dan punya energi baru. Ingat, setiap rekan kerja datang membawa pelajaran dan pengalaman berbeda. Jadi, tetaplah terbuka terhadap kesempatan baru yang bisa memperkaya perjalanan kariermu.
5. Jadikan hubungan itu motivasi, bukan kenangan yang menahan

Kalau kamu punya rekan kerja yang inspiratif, jadikan dia sebagai motivasi. Misalnya, lihat bagaimana dia berani mengambil langkah baru, berkembang, atau mencari tantangan di luar zona nyaman. Itu bisa menjadi dorongan agar kamu juga lebih berani mengejar impian kariermu sendiri.
Dengan begitu, perpisahan bukan lagi sesuatu yang menyedihkan, tapi momen untuk tumbuh. Kamu bisa tetap menjaga hubungan baik tanpa terus terpaku pada masa lalu. Siapa tahu suatu saat kalian justru bisa bekerja sama lagi di tempat baru, tapi kali ini sebagai profesional yang lebih matang.
Kehilangan rekan kerja yang resign memang gak mudah, tapi bukan akhir dari hubungan baik. Dengan mengikuti cara move on dari rekan kerja resign, kamu bisa tetap terhubung tanpa benar-benar kehilangan. Karena sejatinya, hubungan yang tulus gak bergantung pada satu tempat, tapi pada niat untuk tetap saling menghargai dan mendukung.



















