Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mau Jadi Pemimpin? Jangan Pernah Lakukan 5 Kebiasaan Buruk Ini!

pixabay.com/Free-Photos
pixabay.com/Free-Photos

Bagi sebagian orang menjadi pemimpin adalah sebuah mimpi buruk. Kebanyakan dari mereka menghindar bahkan menolak saat ditawari menjadi pemimpin karena berbagai alasan. Seperti tidak bisa mengatur waktu, merasa dirinya bukan sosok yang tepat, hingga alasan tidak sanggup menjalankan tugas sebagai seorang pemimpin.

Namun, dibalik semua alasan-alasan tersebut menjadi seorang pemimpin tidak sehoror seperti yang dibayangkan. Selain itu, tidak sedikit juga kok orang-orang yang awalnya ragu saat ditunjuk menjadi pemimpin malah pada akhirnya ia sukses saat menjadi pemimpin.

Hmmm apakah kamu juga jadi pengen menjadi seorang pemimpin yang sukses? Hilangkan dulu perilaku di bawah ini bila kamu ingin menjadi seorang pemimpin.

1.Mengungkapkan kemarahan secara berlebihan

pixabay.com/Olichel
pixabay.com/Olichel

Kesabaran memang ada batasnya, namun amarah juga ada batasnya. Kalimat itulah yang harus diingat oleh setiap pemimpin. Dalam mengungkapkan kemarahannya ada baiknya bila seorang pemimpin tetap menjaga martabatnya di hadapan para anggotanya.

Hindarilah perilaku yang kasar dan hindarilah mengucapkan kata-kata umpatan kepada anggotamu bila kamu sedang marah. Karena bila kamu sampai melakukan hal-hal yang demikian itu justru akan menjatuhkan martabatmu sebagai seorang pemimpin.

2.Membanding-bandingkan anggotamu dengan anggota lain

pixabay.com/rawpixel
pixabay.com/rawpixel

Perilaku yang satu ini pasti sering dialami oleh kebanyakan orang yang pernah ikut berorganisasi, baik di kampus ataupun di sekolah. Membanding-bandingkan salah satu anggotamu dengan anggota lain sebaiknya juga perlu untuk kamu hindari bila kamu menjadi seorang pemimpin. Cobalah untuk mengevaluasi kinerja anggotamu dengan secara baik-baik tanpa perlu membanding-bandingkan. Karena dengan membanding-bandingkan salah satu anggotamu dengan anggota lain, bisa menyebabkan kecemburuan diantara anggotamu sendiri.

3.Berbicaralah secara tegas dan tidak perlu banyak basa-basi

pixabay.com/rawpixel
pixabay.com/rawpixel

Dalam memulai sebuah diskusi pastinya kebiasaan basa-basi sudah menjadi hal yang lumrah, namun kebiasaan ini ada baiknya dihilangkan bila kamu terpilih sebagai seorang pemimpin. Bicaralah, instruksikan, dan jelaskan kepada anggotamu dengan pengucapan yang tegas, jelas, dan tidak perlu banyak basa-basi alias langsung to the point. Dengan begitu, kamu tidak perlu mengulang penjelasanmu yang membuat anggotamu cepat memahami dan cepat merespon.

4. Terlalu ingin dihormati sebagai seorang pemimpin

pixabay.com/StockSnap
pixabay.com/StockSnap

Saat kamu menjadi seorang pemimpin, secara langsung kamu akan mendapat status yang istimewa ketimbang posisi yang ada di bawahmu. Namun, jangan sampai kamu ingin selalu merasa dihormati terus menerus ya? Bila kamu demikian secara tidak sadar kamu akan cenderung bertindak secara frontal dan otoriter. Ingatlah bahwa seorang pemimpin akan benar-benar dihormati karena teladannya, bukan karena kekuasaannya semata.

5.Punya sifat "gak mau tau!"

pixabay.com/rawpixel
pixabay.com/rawpixel

Ngomong-ngomog ada gak sih pemimpinmu yang punya sifat yang demikian? Mengesalkan bukan?

Sifat untuk gak mau tau ini bisa dicontohkan dalam dua kasus, seperti seorang pemimpin yang hanya berorientasi pada hasil lewat tugas yang diberikannya kepada anggota atau pemimpin tersebut terlalu cuek dengan lingkungan di sekitarnya. Sifat semacam inilah yang justru akan menjadi boomerang bagi seorang pemimpin. Jadilah pemimpin yang mau mendengar saran, kritik, dan usaha para anggota dan pekalah terhadap situasi di sekitar organisasimu. Karena sadar atau tidak sadar itu juga bisa menjadi batu sandungan bagi kinerja organisasi atau kelompokmu.

Menjadi seorang pemimpin memanglah tidak mudah. Banyak orang yang dipilih namun hanya sedikit saja yang merasakan panggilan di dalam hatinya. Jadilah pemimpin yang tidak pernah lelah untuk belajar. Semoga dengan tips yang dibagikan di atas bisa membantumu dalam memimpin baik di dalam organisasi atau kelompok. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yefta Christopherus
EditorYefta Christopherus
Follow Us