Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Memulai Small Business yang Ramah Lingkungan

ilustrasi jual beli (pexels.com/cottonbro)

Konsep sustainability dan green lifestyle kian diminati banyak orang. Konsep ramah lingkungan ini terus berkembang dalam ranah bisnis dan usaha. Brand-brand dari berbagai barang mulai mempertimbangkan kondisi lingkungan dalam proses produksi.

Green business tidak melulu bertujuan untuk melipatgandakan keuntungan, tapi juga bertujuan untuk menjaga lingkungan agar tetap sustainable atau berkelanjutan. Green business bisa jadi langkah awal menyediakan bermacam-macam kebutuhan yang ramah lingkungan. Berikut ini beberapa langkah memulai small bussiness yang ramah lingkungan.

1. Menentukan produk

ilustrasi berdiskusi (pexels.com/ketut-subiyanto)

Menentukan produk yang akan dijual adalah langkah awal untuk memulai bisnis yang ramah lingkungan. Pilihlah barang yang diminati dan dibutuhkan oleh khalayak banyak. Kamu bisa mencari ide alternatif pengganti barang yang ramah lingkungan. Ada banyak ide jualan barang-barang eco-friendly, misalnya set alat makan, alat mandi, botol tumblr, goodie bag, pakaian, hingga suvenir.

Pastikan bahwa produk yang kamu jual adalah produk yang ramah lingkungan. Jangan sampai kamu melakukan greenwashing, dengan menaruh embel-embel ramah lingkungan padahal produk yang dijual bukan sepenuhnya ramah lingkungan atau daur ulang.

Misalnya, jika ingin menjual pakaian daur ulang, pastikan kain dari pakaian tersebut memang benar-benar dari proses daur ulang. Semakin unik dan kreatif produk yang kamu tawarkan, maka semakin banyak orang yang akan penasaran dan berminat membeli produkmu. 

2. Memilih green supplier

ilustrasi wanita menjahit (pexels.com/gustavo-fring)

Setelah menentukan produk ramah lingkungan yang akan kamu jual, selanjutnya pilihlah supplier atau pemasok bahan baku yang juga ramah lingkungan. Misalnya, saat kamu berminat membuka usaha dress dan kemeja dari bahan katun, pastikan proses pengolahan kain katun tersebut melalui proses yang berkelanjutan. Kain berasal dari pertanian yang berkelanjutan, dengan penggunaan pewarna alami, dan prosesnya tidak merusak lingkungan.

Kamu bisa melakukan survei pada calon supplier yang akan menyediakan bahan dasar dari produkmu. Ketahui dari apa saja bahan baku terbuat. Apakah barang tersebut biodegradable? Apakah pada saat proses pembuatannya menghasilkan banyak limbah dan sampah? Apakah dalam produksinya juga melukai hewan? Pertanyaan-pertanyaan itu bisa jadi acuan untuk menemukan supplier yang cocok dengan konsep usahamu.

3. Menghitung jejak karbon

ilustrasi mendaur ulang (pexels.com/shvets-production)

Langkah selanjutnya adalah menghitung jejak karbon hasil dari aktivitas usaha bisnismu. Perhitungan jejak karbon mencakup proses pengolahan, limbah, sampai distribusi produk. Besar kecilnya jejak karbon tergantung pada jenis produk yang kamu jual. Baik makanan, pakaian, atau alat-alat reusable, semua pasti menghasilkan jejak karbon.

Hal yang perlu kamu lakukan adalah menghitung dari awal sampai akhir carbon footprint yang kamu tinggalkan. Lalu, kamu bisa melakukan alternarif untuk mengurangi gas emisi. Misalnya, menanam satu pohon di setiap 100 produk yang terjual, dan mengolah limbah menjadi suatu barang yang bermanfaat.

4. Packaging ramah lingkungan

ilustrasi bungkus ramah lingkungan (pexels.com/ron-lach)

Bungkus atau kemasan plastik yang menumpuk jadi sampah menjadi salah satu penyebab sampah yang menumpuk, terlebih kemasan tersebut bukan berasal dari material yang mudah terurai. Untuk itu, pilihlah packaging yang eco-friendly. Sekarang, sudah banyak terobosan packaging yang ramah lingkungan dan biodegradable.

Kemasan yang berkelanjutan haruslah meninggalkan sedikit sampah, jadi buatlah kemasan produkmu menjadi multifungsi. Kemasan tidak berhenti pada bungkus produk saja, tapi juga bungkus pada paket barang jika kamu menjualnya secara online. Tentunya, kamu perlu mempertimbangkan biaya lebih untuk kemasan ini.

5. Mengedukasi pembeli

ilustrasi transaksi jual beli (pexels.com/mikhail-nilov)

Selain menyematkan logo eco-friendly atau green business, sampaikan juga dari material apa saja produkmu terbuat. Sampaikan keunggulan penggunaan barang tersebut dan kaitannya dengan lingkungan. Ini bisa jadi momentum untuk mengedukasi pembeli untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan. 

Mengedukasi pembeli juga bisa jadi sarana mempromosikan produk-produkmu. Mengingat, belakangan ini produk ramah lingkungan semakin diminati.

Memulai small business yang ramah lingkungan bisa jadi peluang baru bagi milenial. Bisnis yang eco-friendly adalah salah satu kontribusi dalam menghadapi krisis iklim. Kamu juga sekaligus mengajak orang-orang meningkatkan kesadaran untuk peduli lingkungan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us