Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Alasan Harus Mengawasi Pekerjaan Tukang saat Renovasi Rumah

ilustrasi renovasi rumah (pexels.com/CÔNG TY CP THI CÔNG MỘC PHÁT)
ilustrasi renovasi rumah (pexels.com/CÔNG TY CP THI CÔNG MỘC PHÁT)
Intinya sih...
  • Renovasi rumah perlu direncanakan sebaik mungkin agar biaya tidak membengkak dan pengerjaannya tidak terlalu mengganggu aktivitas sehari-hari.
  • Pemantauan diperlukan untuk mewaspadai tukang yang suka bolos, bekerja terlalu santai, penyalahgunaan material, mark up belanja material, dan pengerjaan tidak sesuai keinginan.
  • Keamanan barang-barang di rumah dan pembuangan benda-benda sisa renovasi juga perlu diawasi agar tidak merugikan pemilik rumah maupun warga sekitar.

Renovasi tidak hanya dilakukan setelah usia rumah cukup tua. Kadang rumah baru pun perlu segera direnovasi kalau menurutmu ada bagian-bagian yang kurang pas atau ingin ditambah berbagai hal. Seperti penambahan kanopi, pagar, dapur, dan sebagainya.

Untukmu melakukan renovasi rumah perlu direncanakan sebaik mungkin. Tujuannya, agar biaya tidak membengkak. Pun kalau hanya sekadar renovasi yang tak terlalu besar dirimu dan keluarga masih menghuni rumah tersebut.

Usahakan pengerjaannya cepat serta tidak terlalu mengganggu aktivitas kalian sehari-hari. Namun meski sudah ada tukang senior atau mandor, kamu sebagai pemilik rumah harus tetap mengawasi jalannya renovasi. Luangkan waktu untuk mengawasi pekerjaan tukang saat renovasi rumah berdasarkan alasan berikut ini.

1. Siapa tahu ada tukang yang suka bolos

ilustrasi renovasi rumah (pexels.com/Infinity lifespaces)
ilustrasi renovasi rumah (pexels.com/Infinity lifespaces)

Jika renovasi hanya dikerjakan oleh satu tukang jelas terlihat sekali setiap ia tidak masuk. Akan tetapi, makin banyak tukang makin sulit pula buatmu memastikan semuanya datang kalau kamu gak memantau jalannya renovasi. Saat dirimu mesti berangkat kerja lebih pagi daripada jam kerja tukang, minta anggota keluarga lain menunggu sampai tukang berdatangan.

Mending jika sesama tukang jujur dan melaporkan siapa yang gak masuk kerja hari itu. Bila tidak, bisa-bisa kamu membayar penuh semua tukang di akhir minggu. Padahal, dengan berkurangnya tenaga kerja satu hari saja, pekerjaan pasti melambat. Dirimu rugi dobel.

2. Atau, masuk semua tapi bekerja terlalu santai

ilustrasi renovasi rumah (pexels.com/Robert So)
ilustrasi renovasi rumah (pexels.com/Robert So)

Andai pun tukang masuk semua, kamu mesti tetap mencermati kecepatan mereka dalam bekerja. Tentu pekerjaan yang dilakukan oleh manusia ada batas kecepatannya. Renovasi rumah gak bisa seperti sulap sehingga langsung jadi. Namun dengan kamu hadir langsung di lokasi di jam yang acak, dirimu bakal tahu mereka termasuk sigap atau lamban dalam bekerja.

Tukang yang terlalu santai dalam bekerja sangat merugikanmu. Ini kerap terjadi kalau sistem upahnya harian. Kian lama tukang bekerja berarti kian banyak juga pendapatan mereka. Sementara itu, pengeluaranmu malah membengkak. Kamu bisa mengajukan protes apabila pekerjaan terlalu lambat dari yang sewajarnya. Bila tidak ada perubahan mending ganti tukang.

3. Penyalahgunaan material

ilustrasi renovasi rumah (pexels.com/Mikael Blomkvist)
ilustrasi renovasi rumah (pexels.com/Mikael Blomkvist)

Masih banyak tukang yang jujur. Tapi ada satu saja oknum tukang yang nakal bisa bikin kamu rugi besar. Harga material bangunan tidak murah. Apalagi dirimu sengaja memilih kualitas yang terbaik dengan harapan hasil renovasi lebih bagus dan awet. Bujetmu sudah diatur sedemikian rupa biar cukup.

Namun, tukang nakal ini malah menyalahgunakan material tersebut. Sedikit demi sedikit ada bahan bangunan yang dibawanya pulang entah untuk digunakan sendiri di rumahnya atau dikumpulkan dan nantinya dijual kembali. Jangan sampai kamu merasa sudah belanja material berkali-kali tetapi masih juga kurang terus. Setiap pagi dan sore hitung material yang tersisa.

4. Mark up belanja material

ilustrasi renovasi rumah (pexels.com/Mikael Blomkvist)
ilustrasi renovasi rumah (pexels.com/Mikael Blomkvist)

Di poin sebelumnya, material yang telah dibeli disalahgunakan oleh oknum tukang. Sementara itu, poin ini lebih ke penggelembungan jumlah material yang dibeli dan harganya. Mark up begini bisa melibatkan oknum toko material juga. Tukang meminta harga setiap bahan bangunan dinaikkan dari harga aslinya di nota.

Akibatnya, dirimu mesti membayar lebih banyak. Selisihnya dapat dinikmati sendiri oleh tukang tersebut atau dibagi dengan oknum karyawan toko. Sebaiknya kamu selalu melakukan pemeriksaan dua arah. Dirimu mesti kritis ketika tukang mengatakan jumlah material yang dibutuhkan.

Lalu cek ke toko berapa harga masing-masing bahan. Cocokkan dengan nota yang sudah dibuat dan diserahkan tukang jika bahan dibeli ketika dirimu tidak di rumah. Atau, kamu sendiri saja yang belanja material sehingga tukang betul-betul hanya bekerja di rumah.

5. Pengerjaan tidak sesuai keinginan

ilustrasi renovasi rumah (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi renovasi rumah (pexels.com/cottonbro studio)

Ini sering terjadi apabila renovasi bertujuan untuk mempercantik rumah. Biasanya kamu fokus pada sejumlah detail. Sedikit saja ada ketidaksesuaian antara ekspektasi dengan hasil jadinya bakal mengecewakanmu. Sayang apabila bagian tersebut mesti dibongkar semuanya dan dibuat ulang.

Baik kamu maupun tukang sama-sama kesal, waktu renovasi tambah lama, serta ada material yang terbuang sia-sia. Jika dirimu selalu melakukan pengawasan, komunikasi dengan tukang akan lebih lancar. Sedikit saja ada tanda eksekusi bakal kurang tepat, kamu dapat segera memberi tahu tukang. Perbaikannya menjadi lebih mudah.

6. Keamanan barang-barang di rumah

ilustrasi renovasi rumah (pexels.com/Ksenia Chernaya)
ilustrasi renovasi rumah (pexels.com/Ksenia Chernaya)

Umumnya renovasi tidak membuatmu sampai mengosongkan isi rumah. Kamu dan keluarga bisa saja sementara mengontrak rumah kalau renovasinya cukup besar. Seperti perlu membongkar atap dan meninggikan dinding. Namun, barang-barang yang sulit dipindahkan masih di rumah.

Kalau kamu gak sering menengok rumah yang sedang direnovasi, bisa-bisa barang-barang itu rusak setelah pengerjaan selesai. Terkadang tukang hanya fokus melakukan pekerjaan utama mereka dan kurang peduli buat menjaga barang-barang di rumah.

Mereka mungkin tidak menggeser dulu lemari dan dipan sehingga tertimpa berbagai material. Sekalipun perabot sudah ditutup plastik tetap bisa terjadi kerusakan. Belum lagi seandainya sampai ada barangmu yang hilang meski sudah disimpan di kamar yang terkunci.

7. Pembuangan benda-benda sisa renovasi secara sembarangan

ilustrasi renovasi rumah (pexels.com/Monica Silvestre)
ilustrasi renovasi rumah (pexels.com/Monica Silvestre)

Dalam renovasi kerap kali ada banyak papan, paku, dan logam bekas yang tidak lagi terpakai. Semua itu bisa membahayakan orang bila dibuang sembarangan. Sebagai contoh, tukang melemparkan begitu saja benda-benda tersebut dari lantai atas ke bawah. Berbagai material keras bahkan tajam itu dapat mengenai orang yang sedang lewat atau berserakan di jalan.

Bahkan mungkin ada benda sisa renovasi yang sampai ke halaman tetangga atau ditinggal begitu saja di atap rumah mereka yang bersebelahan dengan rumahmu. Nanti jika ada orang yang menjadi korban dari tindakan sembrono ini, malah kamu yang dimintai pertanggungjawaban. Awasi dan selalu arahkan tukang terkait cara serta lokasi pembuangan sisa-sisa renovasi.

Meski setiap tukang punya keahlian masing-masing, pemilik rumah harusnya tetap mengawasi pekerjaan tukang saat renovasi rumah. Gak perlu kamu 24 jam mengawasi yang malah bisa bikin tukang kurang nyaman dan pekerjaanmu sendiri terganggu. Akan tetapi, jangan pula dirimu sama sekali tak mengecek pengerjaannya. Supaya hasilnya tepat seperti keinginan tanpa bikin bujet membengkak atau mengganggu warga sekitar.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us