Mengenal Basic Lighting dalam Desain Interior, Apa Saja?

- Pencahayaan ambient dan general menerangi ruang secara keseluruhan, cocok untuk area aktivitas sehari-hari.
- Pencahayaan tugas mendukung aktivitas khusus seperti belajar, bekerja, atau memasak dengan daya lebih kuat.
- Accent lighting menyoroti objek tertentu untuk menonjolkan keunggulan dan mood lighting menciptakan suasana hati yang nyaman.
Pencahayaan menjadi elemen visual utama di setiap rumah. Selain memungkinkan para penghuninya untuk dapat melihat dengan jelas saat berjalan, pencahayaan juga menciptakan suasana tertentu atau menyoroti benda-benda yang berharga.
Saat memutuskan jenis pencahayaan yang akan digunakan di rumah, kamu perlu mempertimbangkan beberapa hal seperti bagaimana setiap ruangan akan digunakan,
jenis lampu yang sesuai, efisiensi energi, dan biaya. Dalam desain interior, secara basic, ada tiga jenis pencahayaan, ambient, task, dan accent lighting. So, apa pengertian dari basic lighting ini? Check this out!
1. Ambient lighting/general lighting

Pencahayaan ambient dan general (ambient lighting dangeneral lighting) merupakan pencahayaan fungsional yang ideal untuk menerangi ruang secara keseluruhan. Biasanya, digunakan di area dimana melakukan aktivitas sehari-hari, seperti ruang keluarga.
Desainer interior April Russell menjelaskan, "General lighting merupakan cahaya praktis untuk penggunaan sehari-hari dan malam. Ambient lighting sering kali terhubung dengan sistem peredupan untuk mengontrol tingkat cahaya sesuai suasana. Ambient lighting biasanya digunakan untuk hiburan, yang dapat menciptakan suasana dramatis", jelasnya dikutip Homelane.
Ambient lighting bersifat tidak langsung dan lebih lembut dibandingkan general lighting. Contohnya termasuk lampu sorot yang menyinari dinding, lampu dinding (wall sconces) yang menyebarkan cahaya, panel perspex dengan pencahayaan latar, atau pencahayaan tersembunyi yang memantulkan cahaya ke langit-langit.
Ambient lighting yang digunakan di sini juga merupakan contoh pencahayaan arsitektural yang sering digunakan untuk mengubah tampilan atau ukuran ruang. Tanpa pencahayaan ini, ruangan tanpa jendela akan terasa sangat gelap dan sempit.
2. Task lighting

Pencahayaan tugas (task lighting) menyediakan tingkat pencahayaan yang sesuai untuk mendukung aktivitas tertentu, seperti belajar, bekerja, memasak, maupun menjalankan aktivitas lainnya. Task lighting membantu memaksimalkan bantuan visual, sehingga mengurangi tekanan pada mata tanpa membutuhkan pembesaran tambahan.
Contoh task lighting, seperti lampu sorot di atas meja atau lemari pakaian, serta lampu LED di meja belajar. Secara umum, lampu ini memiliki daya lebih kuat dibandingkan dengan jenis pencahayaan lain. Namun, selalu kombinasikan dengan ambient lighting yang memadai untuk menghindari ketegangan mata akibat kontras tajam antara area terang dan gelap.
Lampu dengan lengan yang dapat disesuaikan sangat cocok untuk meja kerja, sementara lampu baca fleksibel yang dipasang di dekat sandaran kepala sangat ideal untuk membaca sebelum tidur. Mirror lighting juga termasuk jenis pencahayaan ini yang berfungsi dengan baik di area perawatan pribadi dan kamar mandi.
Dapur menjadi area lainnya yang harus dilengkapi task lighting untuk memudahkan dan meningkatkan keamanan saat menyiapkan makanan. Lampu sorot di bawah kabinet, lampu downlight tersembunyi di atas meja kerja, atau lampu gantung panjang dan rendah di atas pulau dapur adalah beberapa opsi pencahayaan tugas di dapur.
3. Accent lighting

Accent lighting biasanya digunakan untuk memfokuskan cahaya pada area atau objek tertentu guna menonjolkan keunggulan dari hal-hal yang ingin disorot. Jenis pencahayaan ini menciptakan titik dramatis, misalnya pada karya seni, bingkai foto, pintu masuk, tanaman, atau dinding bertekstur.
Accent lighting dapat menghadirkan kehangatan dan suasana nyaman jika dilakukan dengan cara yang tepat. Mirip dengan task lighting, accent lighting memiliki fungsi tertentu, yaitu sebagai pencahayaan untuk menonjolkan fitur tertentu di dalam ruangan.
Contohnya, lampu sorot yang menyoroti karya seni, patung, atau objek dalam lemari atau di atas pijakan, adalah contoh accent lighting yang meningkatkan keindahan objek tersebut dan mencegahnya tenggelam dalam ruang yang kurang terang. Karena sifatnya, accent lighting membutuhkan lebih banyak lumen (output cahaya), setidaknya tiga kali lipat, sehingga memerlukan daya watt yang lebih tinggi dibandingkan pencahayaan biasa.
4. Mood lighting (opsional)

Untuk mempercantik sudut ruangan, mood lighting digunakan untuk menciptakan ruang yang mengundang. Mood lighting dapat meningkatkan suasana hati setelah hari yang melelahkan dengan meredakan stres dan meningkatkan motivasi.
Lampu yang dapat mengubah warna, strip LED, lampu hias seperti fairy lights, dan sejenisnya dapat digunakan untuk menciptakan suasana yang nyaman melalui pola pencahayaan yang indah. Pencahayaan suasana sama pentingnya dengan general dan ambient lighting dalam keseluruhan tampilan sebuah ruangan. Tanpa mood lighting, ruang akan terasa kosong.
Pencahayaan ini menciptakan titik-titik cahaya yang menyenangkan dan mengurangi bayangan yang dihasilkan oleh general lighting. Mood lighting juga menjadi elemen penting dalam gaya sebuah ruangan, karena berfungsi tidak hanya untuk kebutuhan praktis tetapi juga estetika.
5. Beberapa tips lighting dalam rumah

Untuk lampu meja, gunakan side table yang kokoh agar kabel dapat dengan mudah disembunyikan. Kabel dapat dimasukkan melalui lubang kecil yang tidak mencolok atau direkatkan sepanjang kaki meja. Pastikan soket listrik berada dekat dengan lokasi lampu.
Karena mood lighting sering berada pada level mata, penting untuk melindungi mata dari silau lampu dengan menggunakan filter. Hal yang sama berlaku untuk general lighting jika bohlam terlihat dari bawah.
Desainer interior Barbara Barry memberikan tips praktis tentang penataan lampu, "Tempatkan sumber cahaya (kisi lampu) sedikit di atas level mata. Ini menerangi seluruh ruangan dan sangat menyanjung karena tidak menciptakan bayangan ke bawah," ujarnya dikutip LuxDeco.
Sementara itu, untuk memilih lampu meja dan lampu lantai (desk lamp dan floor lamp), perhatikan proporsi antara kap lampu serta dasarnya, serta proporsi lampu terhadap furniture.
Linda Holmes, direktur kreatif LuxDeco, mengatakan, “Kesalahan umum yang sering terjadi adalah memilih lampu yang terlalu kecil. Jika ragu, pilih yang lebih besar, kecuali lampu tersebut harus muat di meja konsol sempit. Dalam hal ini, selalu ukur terlebih dahulu," katanya dilansir LuxDeco.
Adapun pertimbangan terkait kap lampu, tekstur kap lampu memengaruhi tampilan cahaya. Misalnya, desain linen kasar dapat menciptakan cahaya yang berbeda dibandingkan kap satin mengkilap.
Selain itu, kap berwarna terang untuk memungkinkan cahaya menembus lebih banyak, sedangkan warna gelap cocok untuk suasana dramatis. Lapisan perak atau emas adalah pilihan terbaik untuk menciptakan sentuhan mewah.
Nah, itu dia penjelasan mengenai pencahayaan dasar pada ruangan dalam rumah. Penggunaan lighting tersebut penting untuk memaksimalkan fungsi ruangan serta berpengaruh besar terhadap estetika interior. Semoga bermanfaat!