10 Keterangan Waktu dalam Bahasa Jawa, Pernah Tahu Surup?

Segala sesuatu yang kita lakukan pasti berkaitan dengan waktu, mulai dari pagi sampai malam hari. Setiap waktu memiliki suasana dan kondisi berbeda. Hal inilah yang membuat masing-masing waktu memiliki julukan tersendiri.
Rupanya ini juga berlaku dalam masyarakat Jawa. Setiap waktu memiliki keterangan yang berbeda satu sama lain, baik waktu di malam atau siang hari. Semuanya memiliki istilah yang tidak kalah unik, lho. Dari sepuluh keterangan waktu dalam bahasa Jawa berikut ini, adakah yang sering kamu dengarkan?
1. Pemandangan senja memang sangat menawan. Dalam bahasa Jawa, waktu matahari terbenam disebut dengan istilah 'surup'

2. Saat pagi hari, kamu akan mendapati cahaya matahari remang-remang menggantikan kegelapan. Waktu pagi seperti ini disebut 'saput lemah'

3. Hari esok ternyata juga memiliki keterangan waktu tersendiri. Kamu bisa menyebutnya 'sesok'

4. Sedangkan untuk hari kemarin yang sudah berlalu kamu bisa menyebutnya dengan istilah 'wingi'

5. Menjelang sepertiga malam, biasanya ayam jantan akan berkokok. Waktu tersebut dalam masyarakat Jawa bisa disebut 'jago kluruk sepisan'

6. Saat tengah malam, orang-orang akan terlelap dalam tidurnya. Waktu tersebut memiliki istilah 'titiyoni'

7. Saat pertengahan malam sudah mulai beranjak, ternyata juga memiliki sebutan tersendiri. Kamu bisa mengenalnya dengan istilah 'lingsir wengi'

8. Sebelum senja, kamu bisa mengamati matahari di atas punggung gunung sebelah barat. Waktu demikian memiliki sebutan yang tidak kalah unik, yaitu 'tunggang gunung'

9. Sedangkan waktu malam hari saat anak-anak lekas beranjak tidur biasa disebut dengan istilah 'sirep bocah'

10. Sedangkan waktu siang hari saat matahari sudah tergelincir sedikit ke arah barat, biasa disebut 'lingsir kulon'

Masyarakat Jawa memiliki keragaman bahasa yang unik. Hal ini turut ditunjukkan dalam penyebutan waktu, bahkan dalam satu hari memiliki istilah berbeda-beda. Berbagai sebutan keterangan waktu dalam bahasa Jawa tadi tentu merupakan kekayaan literasi yang patut dilestarikan. Sudahkah kamu mengingat sebutan-sebutan tersebut?