Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Faktor Penghambat Skripsi pada Mahasiswa, Cegah dari Sekarang!

ilustrasi mengerjakan skripsi (pexels.com/Tim Gouw)

Bukan hal yang baru lagi, skripsi seringkali menjadi sumber stres terbesar bagi para mahasiswa tingkat akhir. Banyak yang merasa terbebani dan tertekan dengan adanya tugas akhir ini. Akibatnya, skripsi yang harusnya dapat diselesaikan dalam satu semester saja, berakhir terombang ambing selama beberapa semester. 

Lalu, hal apa yang sebenarnya menyebabkan para mahasiswa kesulitan menyelesaikan skripsinya? Beberapa penelitian di Indonesia menemukan serangkaian faktor penghambat yang menjadi alasan para mahasiswa tidak mampu menyelesaikan studinya dengan tepat waktu. Yuk, kita intip beberapa faktor di antaranya!

1. Kehilangan motivasi

ilustrasi malas bekerja (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Faktor pertama dan terbesar yang dialami oleh para mahasiswa ialah adanya hambatan psikologis, berupa kehilangan motivasi. Mereka merasa malas, sulit berkonsentrasi dan cenderung sering menunda-nunda mengerjakan skripsinya. Biasanya hal ini dilatarbelakangi karena tidak adanya target jelas yang ditentukan oleh para mahasiswa. 

Akibatnya, mereka tidak memiliki patokan atau standar yang jelas tentang penyelesaian skripsinya sendiri. Merekapun tanpa sadar membuang-buang waktu yang begitu banyak karena terlalu santai dengan diri sendiri. Jadi, untuk mencegah hal ini terjadi, kamu harus mulai menetapkan target dengan rinci sebagai pemacu semangat dalam belajar. 

2. Minat baca rendah

ilustrasi fokus dalam belajar (pexels.com/George Dolgikh)

Faktor kedua ialah minat baca yang rendah. Seperti yang diketahui, menyelesaikan skripsi membutuhkan referensi yang beragam sesuai dengan topik yang diteliti. Dengan begitu, membaca tentu menjadi sebuah keahlian yang harus dimiliki. Suka tidak suka, senang tidak senang, kamu harus memaksa diri untuk rajin membaca khususnya tentang penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitianmu. 

Kalau minat bacamu rendah dan tidak ada keinginan untuk berusaha mencari jalan keluar, maka jangan heran kalau skripsimu gak akan selesai dengan tepat waktu. Cobalah temukan cara belajar yang sesuai dengan dirimu. Misalnya, membaca referensi dan berdiskusi dengan teman, menjauhkan pendistraksi saat fokus dengan laptop, dan sebagainya. 

3. Lingkungan tidak kondusif

ilustrasi orang fokus bekerja (pexels.com/Kindel Media)

Faktor berikutnya ialah lingkungan yang tidak kondusif, entah rumah yang berantakan atau ramai, serta lingkungan yang tidak mendukung proses belajar. Penelitian yang dilakukan oleh Anila Umriana (2019) menemukan bahwa sebesar 37,9% mahasiswa menganggap lingkungan atau teman yang tidak mendukung menjadi penghambat penyelesaian skripsi dan 34,5% menganggap faktor keluarga ikut serta menjadi penghambat penyelesaian skripsi. 

Lingkungan yang dianggap menjadi hambatan berupa teman yang sering mengajak jalan, kost yang ramai dan ribut, ataupun teman yang malas mengerjakan skripsi. Jadi, peran teman semasa skripsi pun harus bisa diperhatikan, ya! Adapun faktor keluarga yang dianggap menghambat ialah tekanan berlebihan dari orang tua maupun dukungan finansial yang tidak memadai. 

4. Referensi yang kurang

ilustrasi fokus dalam belajar (pexels.com/Vlada Karpovich)

Selain faktor-faktor di atas, referensi yang kurang juga ternyata menjadi penghambat para mahasiswa tingkat akhir, lho! Banyak dari mereka yang merasa kesulitan dalam mencari referensi yang tepat atau relevan dengan penelitiannya. Akibatnya, waktu yang dimiliki habis untuk mencari referensi tersebut. 

Jadi, bagi kamu yang akan menyusun skripsi, persiapkan sejak dini apa yang akan kamu teliti. Kalau bisa, mulailah mencari referensi yang kiranya relevan dengan minatmu. Kalau merasa sangat kesulitan, mungkin kamu butuh mengganti minat penelitianmu dengan yang lebih familiar. Dengan begitu, faktor ini bisa kamu cegah sejak dini!

5. Takut bertemu dosen pembimbing

ilustrasi orang merasa khawatir (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ada juga nih yang memiliki ketakutan berlebihan dengan dosen pembimbingnya sendiri. Akibatnya, ia sering menunda-nunda waktu untuk bertemu dan melakukan proses bimbingan. Padahal, gak ada yang perlu ditakuti kalau kamu memang sudah menyiapkan yang terbaik dari skripsimu. 

Kalaupun ada yang keliru, hal tersebut bisa kamu perbaiki dari masukan para dosen pembimbing. Terkadang, ketakutan yang kita miliki adalah ketakutan tidak berdasar dan merugikan diri sendiri. Padahal, ketakutan-ketakutan itu seringkali tidak semenakutkan itu saat sudah dijalani. Jadi, ayo dilawan demi skripsi yang optimal!

Bagi kamu yang sebentar lagi akan berhadapan dengan skripsi, semoga artikel ini bisa membantu untuk mencegahnya agar hal itu tidak terjadi padamu kelak. Bagi kamu yang masih berjuang dengan tugas akhir ini, semoga selalu dimudahkan. Terus berjuang dan jangan patah semangat, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nur Tazkiyah Sejati
EditorNur Tazkiyah Sejati
Follow Us