Fiersa Besari merupakan seorang musisi sekaligus penulis buku yang lahir di Bandung pada 3 Maret 1984. Selain sudah menerbitkan beberapa novel, Fiersa Besari juga menulis lagu lho.
Selain itu kegemarannya dalam membaca, membuatnya mendirikan Komunis Pecandu Buku. Tapi, yang akan kita bahas adalah buku populer karya Bung Fiersa. Intip yuk deretan buku yang pernah beliau tulis!
"Aku biarlah seperti bumi. Menopang meski diinjak, memberi meski dihujani, diam meski dipanasi. Sampai kau sadar, jika aku hancur kau juga."
Garis Waktu menceritakan tentang dua tokoh yang tak bernama dan hanya menggunakan kata "Aku" dan "Kamu" dalam kisahnya. Kisah cinta keduanya yang awalnya manis dan romantis, lalu di tengah jalan merasakan perih dan getir karena terjadinya sebuah penghianatan. Kamu bisa merasakan gejolak emosi dari si tokoh "Aku".
Buku ini diterbitkan pada tahun 2016 silam dengan tebal 216 halaman. Dengan membaca buku tersebut, kita akan belajar untuk mengikhlaskan perasaan karena tidak semua hal bisa kita miliki.
"Manusia terbentuk dari impian. Tanpa itu, kita hanyalah robot yang bergerak menuju hiruk-pikuk dunia, tapi tidak mengiringi irama yang dilantunkan bumi. Dan impian bukanlah sesuatu yang absolut. Ia dapat berubah, bertambah, hingga berkurang."
Lalu, ada buku Konspirasi Alam Semesta merupakan novel tahun 2017 dengan tebal 238 halaman. Novel ini menyampaikan pesan kemanusiaan dan sosial, dari mulai tentang cinta, pengembangan diri, hingga sastra.
Buku ini menceritakan tentang kisah cinta Juang Astrajingga dan Ana Tidae yang dipertemukan oleh semesta. Kisah cinta mereka yang penuh lika-liku dan penuh pengorbanan, bisa menjadi inspirasi. Selain menceritakan kisah cinta, novel ini juga menyajikan data-data yang faktual tentang daerah di Indonesia sehingga edukatif, hangat, dan membantumu menemukan makna cinta.
"Seiring bertambahnya usia, makin aku menyadari bahwa fisik yang rupawan akan selalu kalah dengan perbincangan yang menyenangkan."
Catatan Juang merupakan karya fiksi ketiga dari Fiersa Besari yang terbit pada tahun 2017 silam dengan tebal kurang lebih 300 halaman.
Buku ini menceritakan tentang Kasuarina atau biasa dipanggil Suar yang menemukan buku sampul berwarna merah yang berisi tulisan dari lelaki bernama Juang ketika hendak turun dari angkutan umum.
Suar merupakan karyawan swasta yang telah melupakan mimpinya, lalu catatan tersebur berisi unsur humanisme, mimpi, cinta, hingga nasionalisme yang akan menemani tiap langkah perjalanan Suar.
"Aku belajar bahwa hidup ini menyenangkan kalau kita melihat dari sudut pandang yang tepat. Bahagia cuman akan menjadi rumit kalau kita terlalu tinggi berharap."
Buku Arah Langkah terbit pada tahun 2018 yang memiliki tebal 300 halaman. Buku ini mengisahkan tentang perjalanan dari tiga orang pemuda yang berpetualang di daerah Indonesia.
Buku ini menceritakan tentang perjalanan tiga pengelana yang menyusuri daerah-daerah di Indonesia pada tahun 2013. Meskipun dengan niat dan tujuan yang berbeda, ketiganya melakukan perjalanan yang seru sekaligus menantang karena setiap daerah memiliki cerita berbeda nan bermakna. Untuk kamu yang suka berpetualang, jangan lupa baca buku ini, ya!
"Aku pernah kehilangan makna 'rumah' , sekarang aku tahu bahwa rumah adalah tempat kita menaruh hati. Untuk pulang, ikuti hati. Ia takkan membawa kita ke tempat yang salah."
Tapak Jejak merupakan lanjutan atau sekuel dari buku Arah langkah untuk mengunjungi daerah-daerah di wilayah timur Indonesia dalam menelusuri keindahan alam, budaya, tradisi, hingga menemukan makna "rumah". Di tengah perjalanannya, ia menemukan nilai-nilai kehidupan, keindahan alamnya, hingga kehidupan masyarakat di sana.
Buku ini menjadi memoir dari Bung Fiersa dalam menjalajahi Indonesia dan cocok dibaca untuk kamu yang suka berpetualang. Buku yang terbit pada tahun 2019 silam ini memiliki tebal 310 halaman.
Beberapa buku karangan Fiersa Besari tentunya bisa kamu baca agar semakin mencintai alam. Nah, kamu sudah pernah baca judul yang mana nih?