Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Istilah Psikologi yang Wajib Kamu Ketahui, Jangan Keliru, Ya!

ilustrasi mental health (pexels.com/Polina Zimmerman)
ilustrasi mental health (pexels.com/Polina Zimmerman)

Program studi psikologi semakin banyak diminati oleh generasi muda, rasa keingintahuan mereka akan perilaku, emosi, dan kepribadian orang lain menjadi latar belakang mereka untuk mengambil jurusan ini.

Tidak hanya itu, di tengah keterbukaan informasi melalui teknologi menimbulkan masyarakat sekarang lebih sadar akan pentingnya kesehatan mental. Namun, peran teknologi seperti media sosial sering kali memberikan informasi psikologi secara berlebihan, hal ini akan mengakibatkan kesalahan penafsiran pada masyarakat umum.

Nah, siapa di sini ketika scroll media sosial terus nemuin pemrograman ulang otak? Dan apa yang kamu lakukan? Pasti kamu mengikuti instruksi yang diarahkan di video tersebut bukan? Apalagi di caption-nya ada embel-embel ‘menurut psikologi’.

Wah, kamu jadi percaya dan menelan informasinya mentah-mentah. Mungkin bagi kamu ‘pemrograman ulang otak’ terkesan ilmiah, tapi itu bukan ilmu psikologi yang sebenarnya lho. Daripada kamu dibuat penasaran, berikut ini istilah psikologi yang wajib kamu tahu ya.

1. Pseudosains

ilustrasi sidik jari (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi sidik jari (pexels.com/cottonbro studio)

Pseudosains ialah ilmu psikologi yang terkesan ilmiah, tapi semu, yakni tidak dapat dibuktikan dan dilandaskan dengan metode ilmiah yang ada. Fenomena ini terjadi ketika hal di luar sains menjadi sains yang menimbulkan keraguan. Sering kali muncul dalam bentuk teknologi yang menjanjikan penyelesaian masalah.

Contohnya, tes minat bakat dapat diketahui melalui sidik jari anak. Pola yang ada dalam sidik jari ini bisa mendeteksi minat dan bakat anak, hingga menentukan pola asuh orang tua pada anaknya. Padahal bakat anak itu tumbuh melalui faktor kognitif dan pengalaman di lingkungannya.

2. Psychobabble

ilustrasi stop psychobabble (pexels.com/RDNE Stock Project)
ilustrasi stop psychobabble (pexels.com/RDNE Stock Project)

Psychobabble, istilah ini merujuk pada penggunaan kata psikologi secara sembarangan oleh orang awam. Tidak memiliki pemahaman yang mendalam secara konteks maupun klinis. Memberi pembenaran atau melabeli seseorang tanpa tahu dasar artinya, seperti menyebut seseorang ‘psikopat’ karena dia tidak menoleransi kesalahan.

Penyederhanaan istilah psikologi yang seharusnya memiliki makna cukup rumit, akan berdampak panjang. Bukan hanya kekeliruan informasi saja yang terjadi, tetapi menjuluki orang lain ‘psikopat’ akan menyerang karakter orang tersebut. Karena ketidaktahuan kita, seseorang itu mengalami stigmatisasi.

3. Psikologi ilmiah

ilustrasi psikologi (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi psikologi (pexels.com/Mikhail Nilov)

Psikologi sendiri ialah disiplin ilmu yang mempelajari pikiran, mental dan perilaku manusia, serta bagaimana proses itu dipengaruhi kondisi fisik atau lingkungan sekitar. Hal ini didasarkan pada penelitian ilmiah dan faktor empiris, yang diperoleh melalui penelitian, observasi dan eksperimen. Dibandingkan dengan psikologi populer, psikologi ilmiah memiliki jangkauan yang lebih luas.

Saat seseorang berpikir mengenai psikologi, biasanya ia akan beranggapan orang yang menangani penderita gangguan jiwa dan permasalahan mental lainnya. Meski hal itu benar, namun seorang psikolog menganggap ilmu psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dengan segala spektrumnya.

Mereka ingin memahami bagaimana manusia dan hewan beradaptasi di lingkungannya, memecahkan suatu masalah dan memersepsikan pengalaman-pengalaman di kehidupan.

Setelah mempelajari perbedaan pseudosains, psychobabble, dan psikologi ilmiah. Kamu jadi mengetahui, selama ini informasi kesehatan mental yang tersebar luas di sosial media, website, televisi belum tentu benar dan cenderung melebihkan fakta yang ada.

Teruslah selektif dalam menerima informasi, pergunakan rumus 5W+1H agar tidak menelan mentah-mentah informasi yang ada.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arifina Budi
EditorArifina Budi
Follow Us