Ketika Gen Alpha Unjuk Gigi: Cerdas, Kritis, dan Cinta Indonesia

- Kompetisi Teka-Teki Gen Alpha di Jakarta berlangsung seru dengan tiga kelompok finalis yang bersaing dalam berbagai bidang ilmu.
- Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, memberikan dukungan dan pesan motivasi kepada para peserta serta membagikan hadiah langsung.
- Acara final tidak hanya diwarnai ketegangan para peserta, tapi juga semarak dari barisan suporter yang tampil total dengan yel-yel meriah.
Final Teka-Teki Gen Alpha, ajang cerdas cermat pelajar se-DKI Jakarta, resmi digelar dan jadi penutup dari rangkaian kompetisi yang telah berlangsung sejak 16 Juni lalu. Dari puluhan sekolah yang ikut serta, hanya tiga tim yang berhasil melaju ke babak final: SMPN 115 Jakarta, SMPN 244 Jakarta, dan SMP Islam PB Soedirman Jakarta.
Dipandu dua jurnalis IDN Times, Ridwan Aji Pitoko dan Lia Hutasoit, acara final Teka-Teki Gen Alpha berlangsung penuh semangat dan canda tawa. 3 kelompok finalis bersaing menjawab soal-soal dari beragam bidang: Ilmu Pengetahuan Sosial, Sejarah , Ilmu Pengetahuan Alam, hingga Matematika. Semua dikemas dalam berbagai format pertanyaan yang menegangkan tapi juga menyenangkan. Seperti apa keseruannya? Yuk kita simak!
1. Bikin deg-degan, tapi seru

Kompetisi dibagi dalam tiga babak utama: babak kelompok, babak rebutan, dan babak esai.
Di babak kelompok, masing-masing tim mendiskusikan jawaban pilihan ganda secara kolektif.
Babak rebutan menguji kecepatan dan ketepatan individu dengan sistem siapa cepat dia dapat.
Sementara itu, babak esai mendorong peserta menjawab pertanyaan dengan penjabaran singkat, padat, dan tepat.
Ketegangan terasa nyata di tiap babak. Sorot mata peserta penuh fokus, namun sesekali tawa pecah entah karena salah jawab yang lucu, atau ekspresi spontan teman se-tim. Momen-momen itu jadi pengingat bahwa belajar tak harus kaku, apalagi membosankan.
2. Dukungan semangat dari Gubernur DKI Jakarta

Acara final Teka-Teki Gen Alpha dibuka langsung oleh Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, yang menyampaikan dukungannya kepada generasi muda Ibu Kota. Dalam sambutannya, Pramono menyampaikan harapan agar siswa-siswi di Jakarta bisa mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya, demi membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan siap membangun masa depan kota yang lebih baik.
Bagi Pramono, Teka-Teki Gen Alpha bukan sekadar kompetisi, tapi ruang untuk mengasah kemampuan, menumbuhkan rasa cinta terhadap Jakarta, dan membuktikan potensi masing-masing. Ia juga berpesan untuk bermimpilah dan bercita-citalah setinggi-tingginya, lalu wujudkan mimpi itu dengan kerja keras, fokus, dan keseriusan. Pramono pun turut membagikan hadiah langsung kepada peserta dan suporter yang berhasil menjawab kuis di sela acara. Sebuah bentuk motivasi kecil, namun bermakna besar bari para peserta yang hadir.
3. Yel-Yel meriah, suporter Jadi nyawa acara

Final Teka-Teki Gen Alpha tak hanya diwarnai ketegangan para peserta, tapi juga semarak dari barisan suporter yang tampil total. Dengan seragam sekolah, pom-pom berkilau, drum marching band, hingga hiasan kembang kelapa khas Betawi yang menjulang di antara kerumunan, mereka menjadikan auditorium IDN Times terasa seperti panggung pesta rakyat. Menariknya, tak sekadar memberi dukungan, para suporter juga berkompetisi lewat lomba yel-yel antar sekolah. Hal ini memotivasi tiap kelompok untuk mengemas dukungannya secara kreatif dan kompak.
4. Bertabur hadiah, semua punya kesempatan bersinar

Tak hanya para finalis yang berkesempatan membawa pulang hadiah, para penonton yang juga berperan sebagai suporter pun ikut merasakan keseruannya. Di sela-sela babak lomba, sesi kuis interaktif berhadiah digelar untuk menguji wawasan dan kecepatan menjawab para peserta di luar panggung utama.
Hadiah menarik pun menanti, mulai dari merchandise hingga tiket masuk ke Ancol yang langsung diserahkan kepada para pemenang. Momen ini menjadi penyegar di antara ketegangan lomba sekaligus penegas bahwa hari itu bukan hanya tentang siapa yang menang, tapi siapa yang ikut terlibat dan bersenang-senang.
5. Semua pulang dengan cerita

Setelah melalui tiga babak seru dan menegangkan, Sorak-sorai pun memenuhi auditorium saat SMPN 115 Jakarta dinobatkan sebagai Juara 1, diikuti oleh SMP Islam PB Soedirman Jakart sebagai Juara 2, dan SMPN 244 Jakarta sebagai Juara 3.
Namun sorakan tak hanya untuk para pemenang. Semua peserta disambut dengan tepuk tangan hangat, karena hari itu bukan hanya tentang siapa yang menang, tapi juga tentang siapa yang berani tampil, belajar, dan bersenang-senang bersama.
Acara ditutup dengan foto bersama, senyum lebar, dan sisa semangat yang masih terasa di udara. Ada yang membawa pulang piala, ada yang membawa tiket hadiah, tapi semua membawa pulang pengalaman dan mungkin, semangat baru untuk lebih rajin belajar dan berprestasi di kemudian hari.