[MADING] Dari Sekolah untuk Bumi: Membangun Generasi Hemat Energi

Hai readers! Kami dari tim Three Aksara Rupa akan menyajikan karya mading kami yang bertema ECO-Warrior Mode:On dengan tajuk "Dari Sekolah Untuk Bumi: Membangun Generasi Hemat Energi." Kami mengajak para readers untuk melakukan kegiatan yang bisa menyelamatkan Bumi kita melalui karya mading kami, seperti mematikan lampu di siang hari, mulai dari langkah kecil hingga besar.
Sekecil apapun langkah yang kita ambil untuk menyelamatkan Bumi saat ini, akan sangat berdampak besar untuk masa depan.
Tim redaksi Three Aksara Rupa:
Ketua: Sakhiya Dhona Amalia. Anggota: Febby Cinditya, Ibnu Raisha Ibrahim, Yessa Auliana Rahmat. Guru pendamping: Ibu Anisa Alifiyanti Gustini, S.Pd
Karya ini dibuat untuk keperluan Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025. Mading ini ditampilkan apa adanya tanpa proses penyuntingan dari redaksi IDN Times.
Esai: Latar Belakang

Aksi ramah lingkungan, belakangan ini sedang marak sekali pembahasan mengenai aksi ramah lingkungan. Khususnya di sekolah, banyak siswa menganggap dan merasa dirinya sudah melakukan aksi tersebut, namun kenyataannya jauh sekali dari kata ramah lingkungan.
Ramah lingkungan bukan hanya tentang membuang sampah pada tempatnya, ada banyak aspek dalam aksi ramah lingkungan, diantaranya adalah menghemat energi. Jika kita lihat dari waktu ke waktu kebutuhan energi listrik semakin meningkat, permintaan konsumsi energi yang meningkat disebabkan oleh bertambahnya jumlah penduduk yang mengakibatkan peningkatan terhadap konsumsi energi, baik dari permintaan rumah tangga, instansi, industri dan fasilitas umum.
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mencatat bahwa konsumsi listrik perkapita di Indonesia pada akhir Juni 2025 telah mencapai 1.448 kWh. Angka tersebut menunjukkan konsumsi energi listrik di Indonesia cukup tinggi.
Dari konsumsi energi yang tinggi itu dapat menyebabkan rusaknya lingkungan dan habisnya bahan bakar fosil. Dengan demikian kita harus mulai menanamkan perilaku hemat energi, dan buktikan bahwa dari sekolah kita bisa mewujudkan bumi yang hijau dan lestari.
Esai: Kesimpulan

Mulai dari yang pertama, masih banyak siswa yang menganggap tidak mematikan lampu pada siang hari dan mencabut charger dari stopkontak itu adalah hal yang sepele. Padahal itu sangat berpengaruh terhadap lingkungan. Seperti yang kita tahu, sumber energi listrik terbesar yang ada di dunia berasal dari bahan bakar fosil diantaranya adalah batu bara, gas bumi dan minyak bumi, dimana bahan bakar tersebut dapat habis bila dipakai terus-menerus. Bukan hanya itu pemakaian bahan bakar fosil juga berdampak pada lingkungan yang sifatnya merusak, karena proses pembakaran inilah yang dapat merusak lingkungan, diantara dampak tersebut adalah pencemaran udara, pencemaran air dan tanah, perubahan iklim, bahkan merusak ekosistem.
Maka dari itu, dibutuhkan upaya penghematan energi, khususnya untuk anak sekolah, agar bisa menjadi kebiasaan yang baik untuk kedepannya. Lalu dari mana kesadaran penghematan energi itu muncul? Dari para guru yang bertugas untuk membimbing dan mengarahkan siswa agar memiliki kesadaran dalam menghemat energi, diantaranya ada empat kesadaran.
Yang pertama, rangsangan kesadaran tersebut bisa dipicu oleh kesadaran bahwa sumber energi yang selama ini dipakai adalah sumber energi yang terbatas, hal tersebut terjadi karena disebabkan oleh konsumsi energi berlebih.
Yang kedua, memiliki rasa khawatir terhadap dampak pemakaian energi, seperti seseorang yang sering membaca artikel, bahwa menggunakan energi listrik dari bahan bakar fosil bisa merusak bumi, sehingga orang tersebut khawatir, lalu akhirnya mengurangi penggunaan energi.
Ketiga, pandangan atau pemahaman seseorang dalam penggunaan energi secara bijak untuk mendapatkan manfaat langsung untuk dirinya sendiri, seperti menghemat listrik bisa mengurangi tagihan listrik. Yang terakhir, memiliki rasa tanggung jawab untuk menghemat energi, artinya seseorang memiliki kewajiban untuk menghemat energi meskipun dalam tindakan kecil seperti mematikan lampu di siang hari atau mematikan alat elektronik yang tidak digunakan seperti pendingin ruangan dan mencabut charger dari stopkontak. Meskipun hanya tindakan kecil tapi itu merupakan salah satu upaya yang berkonstribusi untuk menjaga masa depan bumi.
Apa saja langkah yang bisa dilakukan untuk menghemat energi? Nah, berikut adalah beberapa perilaku yang dapat dilakukan siswa di sekolah dalam menghemat energi adalah mengurangi penggunaan energi, seperti mematikan lampu di siang hari, tidak menghubungkan charger dengan stop kontak jika tidak dipakai dan mematikan seluruh alat elektronik pada saat jam pulang sekolah, lalu menggunakan sumber energi alternatif atau peralatan ramah lingkungan seperti menggunakan teknologi terbarukan, contohnya seperti Panel Surya atau biogas untuk menghasilkan energi yang ramah lingkungan, dan melakukan perawatan alat elektronik seperti melakukan pemeriksaan, pembersihan, dan perbaikan secara rutin pada mesin, alat, atau perangkat yang membutuhkan energi listrik agar bisa terus berfungsi dengan baik, aman, dan awet.
Infografik

Bayangkan, setiap kali kita menyalakan lampu, mencolokkan charger, atau menyalakan AC, ada jejak energi yang kita tinggalkan. Infografik ini bukan hanya tentang data, tapi tentang jejak itu. Itu adalah jejak yang membentuk masa depan bumi kita. Mungkin kita berpikir, "Apa pengaruhnya sih, cuma dari saya?" Tapi, jika jutaan orang berpikir sama dan bertindak bersama, dampaknya luar biasa!
Infografik ini mengajak kita melihat fakta: 70% listrik di Indonesia masih dari bahan bakar fosil yang mencemari udara. Tapi kabar baiknya, kita punya kekuatan untuk mengubahnya. Cuma dengan mematikan listrik saat tidak dipakai, memilih jalan kaki atau naik sepeda, kita sudah mengambil langkah besar. Ini bukan soal pengorbanan, tapi soal investasi untuk masa depan. Mari kita tinggalkan jejak yang hijau, bukan jejak yang merusak. Karena menghemat energi bukan sekadar pilihan, tapi warisan terbaik kita untuk anak cucu. #BijakEnergi #HematEnergi #PeduliLingkungan #MasaDepanHijau
Rubik Diskusi—Infografik Pertamina

Fakta menarik yang wajib kamu tahu: bumi kita makin panas, polusi udara membunuh 7 juta orang setiap tahunnya, dan 75% sampah plastik berakhir di laut! 😱 Tapi jangan khawatir, kita bisa beraksi.
Infografik ini mengajak kita untuk merawat bumi dan mengelola limbah dengan cara sederhana, seperti mengurangi penggunaan plastik, memilah sampah, dan mendukung inovasi ramah lingkungan. Peran Pertamina dalam menyediakan stasiun pengisian energi terbarukan dan biofuel pesawat juga menunjukkan bahwa perubahan itu nyata. Mari bersama Pertamina dan jutaan orang lainnya menjadi bagian dari perubahan!
Foto Bercerita

Melalui Foto Bercerita, kami menuangkan proses pengerjaan dengan segala riset yang kami lakukan. Berawal dari Membuat Mading online hingga Pengeditan video yang dilakukan bersama-sama. Mading digital ini tercipta juga bertujuan untuk menuntun pembaca agar menerapkan perilaku sadar lingkungan dalah kehidupan sehari-hari. Diharapkan pembaca dapat terpengaruh dalam hal positif terutama dalam Penghematan Energi. Jadi, ayo saling mendukung dan memberi semangat dalam hal peduli lingkungan!
[PENUTUP]
Di balik setiap gambar dan tulisan di Mading XPlore ini, tersimpan harapan besar dari kami: agar edukasi tentang lingkungan tidak hanya berhenti di sini. Kami ingin memicu percakapan, menginspirasi tindakan, dan membangun kesadaran bersama. Kami percaya bahwa untuk menciptakan perubahan nyata, kita tidak bisa hanya menjadi penonton. Kita harus terlibat, memahami, dan akhirnya, bertindak.
Mading XPlore ini adalah ajakan untukmu. Kami mengajakmu untuk menyerap setiap ilmu dan pengetahuan yang kami sajikan, tidak hanya untuk dirimu sendiri, tetapi juga agar kita semua bisa menerapkannya. Mari kita buktikan bahwa generasi kita adalah generasi yang peduli dan mau berbuat. Kita memiliki kesempatan emas untuk membentuk masa depan yang tidak hanya lebih bersih dan sehat, tetapi juga penuh dengan keseimbangan dan keberlanjutan. Setiap langkah kecil yang kita ambil hari ini—dari mengurangi sampah plastik hingga menghemat energi—adalah fondasi untuk warisan berharga yang akan kita tinggalkan bagi generasi mendatang dan untuk Bumi yang kita cintai.