Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[MADING] DARI TANGAN KECIL, TERCIPTA JEJAK, UNTUK CERITA TETAP HIDUP

IDN TImes  Xplore/PRASADA_SMA Cengkareng 1 Jakarta
IDN TImes Xplore/PRASADA_SMA Cengkareng 1 Jakarta

Halo, teman-teman pembaca IDN Times!

"Ini hanya sampah, tidak bermakna!"

Perjalanan kami hadir sebab banyaknya kalimat yang menyepelekan sebuah sampah. Ternyata, dari sampah, lahir keajaiban, lahirlah cahaya hangat untuk bumi.

Kami tim Prasada dari SMA Cengkareng 1. Perubahan besar selalu dimulai dari perubahan kecil. Oleh karena itu, kami mempersembahkan mading ini sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan untuk mengingatkan kita semua bahwa bumi perlu dijaga. Mulai dari hal kecil seperti mengurangi limbah, hingga mengolahnya menjadi barang bernilai guna dan ekonomis.

Tim Redaksi kami terdiri dari :

Guru Pendamping : Indri Sulistyowati, S.S,.M.Pd.

Ketua kelompok : Hani Sarifah

Anggota : Aliya Marwadina Usni, Awey Aroma, Restika Febri Wiyanti

Esai: Latar Belakang

IDN Times Xplore/PRASADA_SMA Cengkareng 1 Jakarta
IDN Times Xplore/PRASADA_SMA Cengkareng 1 Jakarta

Hangatnya suhu global dan ancaman iklim ekstrem menjadi bukti nyata bahwa bumi semakin mengkhawatirkan. Menurut laporan C3S, suhu bumi pada Januari 2025 telah melonjak hingga 1,75°C. Lebih dari itu, Mei 2025 tercatat sebagai Mei terpanas kedua dalam sejarah pengukuran dengan suhu rata-rata global mencapai 1,40°.

Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbanyak keempat di dunia. Dilansir dari Badan Pusat Statistik Indonesia pada tahun 2025, diperkirakan jumlah penduduk Indonesia mencapai 285,7 juta jiwa. Banyaknya penduduk ini berakibat pada tingginya tingkat aktivitas rumah tangga, artinya semakin banyak aktivitas rumah tangga maka semakin banyak pula limbah yang dihasilkannya. Limbah rumah tangga ini menyumbang proporsi signifikan pada pencemaran lingkungan, contoh yang sering ditemui namun kita abaikan adalah minyak jelantah dan limbah plastik. Kehidupan yang kita rasakan, tanah yang subur, air bersih, juga oksigen yang melimpah tidak lain tidak bukan karena bumi pertiwi selalu memberi tanpa henti. Namun, lama-kelamaan fana kehidupan membuat kita terlena dan mengacuhkan tempat berpijak kita, yaitu bumi.

Situasi ini menjadi alarm keras bagi kita semua, terutama generasi muda untuk tidak tinggal diam. Seperti pepatah mengatakan, tangan memberi lebih baik daripada tangan menerima.

Setiap hari, rumah tangga dan rumah makan menghasilkan minyak jelantah dan limbah plastik dalam jumlah besar. Tidak hanya mencemari lingkungan, limbah ini juga membahayakan berbagai makhluk hidup darat maupun laut, bahkan kita juga akan ikut terkena dampaknya. Dari data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) jumlah sampah pada tahun 2025 menghasilkan 70,8 juta ton atau setara dengan 194 ribu ton setiap harinya. Sering kali juga, minyak jelantah dibuang seperti ke selokan atau aliran air lainnya. Masalah ini bukan hanya menjadi tugas pemerintah, tetapi juga butuh kesadaran masyarakat. Tidak harus melalui tindakan besar yang mampu mengubah segalanya dalam sekejap mata, tapi mulai dari tindakan kecil yang sederhana dari setiap individu untuk mengubah dasar dan fondasi di masyarakat.

Dengan judul “Dari Kita Yang Kecil, Untuk Alam Yang Besar, Demi Harapan Abadi” menggambarkan semangat untuk perubahan. Dalam menyelamatkan alam kita dari kerusakan, mulai dengan melakukan hal-hal kecil yang mana setiap anggota masyarakat dapat berkontribusi aktif. Langkah kecil ini yang nantinya membawa harapan baru untuk masa depan yang bebas dari pencemaran dan memiliki lingkungan yang sehat.

 

Langkah ini hadir sebab kami sebagai generasi muda melihat bagaimana sekeliling tidak dapat mengolah sampah dengan baik, setiap harinya kita menyumbang sampah, sudah seharusnya kita juga dapat mengelolanya dengan bijak. Kami menyimpulkan beberapa langkah tersebut dalam singkatan BUMI, yaitu :

      B : Bersihkan lingkungan dari mulai diri sendiri.

Pernahkah kamu menyadari seberapa banyak sampah yang kamu hasilkan setiap hari? Begitu pun saat ini, kita harus memulai kebiasaan baik dari diri sendiri. Mulai dari tidak membuang minyak jelantah sembarangan, juga dapat  mengolah limbah plastik menjadi ecobrick.

       U : Ubah limbah menjadi sesuatu  yang berguna.

Limbah bukanlah akhir, namun awal baru. Dari limbah, lahir cahaya keajaiban. Sudah banyak inovasi yang lahir dari limbah menumpuk. Seperti halnya minyak jelantah yang dianggap tidak berguna, tetapi dapat diubah menjadi barang berguna seperti lilin aromaterapi ataupun biodiesel yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Begitu pun dengan limbah plastik.

       M : Manfaatkan teknologi untuk mengedukasi.

Kemajuan globalisasi mengubah segala aspek kehidupan, begitu pun dengan cara kita berkomunikasi. Kemudahan teknologi dapat sangat berkontribusi besar, kita dapat menyebarkan, memberikan informasi juga edukasi melalui media sosial.

        I : Ikut serta menjaga keberlanjutan bumi.

Ide sudah, tindakan sudah, inovasi sudah, lalu langkah yang terakhir yaitu berkelanjutan. Generasi muda memiliki peranan penting dalam kepentingan masalah global ini, selain menjadi pencetus ide, kita juga dapat menjadi agen keberlanjutan perubahan.

Fakta mendukung optimisme ini. Sejumlah artikel dari IDN Times menggarisbawahi bahwa pengolahan minyak jelantah tidak hanya mudah diterapkan, tapi juga berdampak positif. Keberhasilan nyata juga telah ditunjukkan di lapangan. Pertamina Patra Niaga mengadakan program pelatihan di Palembang yang mengajarkan warga Talang Betutu cara mengolah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi.

Sama halnya minyak jelantah, limbah plastik juga dapat diolah menjadi hal yang lebih bermanfaat. Salah satunya ecobrick yaitu metode memanfaatkan kembali limbah plastik seperti kemasan makanan instan dan botol plastik bekas. Misalnya, di Indonesia ecobrick, khususnya di lingkungan sekolah kami, ecobrick dapat diubah menjadi bangku dan memiliki nilai jual. Begitu pun dengan minyak jelantah yang diolah kembali menjadi lilin aromaterapi. Tentunya kebiasaan atau langkah kecil ini memiliki hambatan tersendiri, namun hal tersebut dapat kita tangani dengan bijak. Dari masalah tersebut, hadir satu kunci besar pemegang keberhasilan, yaitu kolaborasi.

 

Esai: Kesimpulan

IDN Times Xplore/PRASADA_SMA Cengkareng 1 Jakarta
IDN TimesXplore/PRASADA_SMA Cengkareng 1_Kesimpulan

Kebiasaan buruk masyarakat dalam membuang minyak jelantah dan limbah plastik sembarangan harus segera diganti dengan kebiasaan yang lebih ramah lingkungan. Salah satunya menjadikan limbah sebagai sumber peluang inovatif yang bernilai ekonomi, dengan cara mengolah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi. Misalnya, disarankan untuk menyimpan minyak bekas di wadah tertutup agar terhindar dari kontaminan, kemudian disaring untuk memisahkan residu makanan sebelum diolah kembali. Dengan langkah sederhana seperti itu, minyak jelantah bisa diolah ulang secara aman daripada dibuang sembarangan—mengurangi pencemaran air dan tanah. Begitupum dengan sampah yang sering kita hasilkan sehari-hari, dapat kita simpan menjadi serpihan, dimasukan ke botol plastik, dan sulap sampah menjadi barang berguna lainnya.

 

Dengan kolaborasi pemerintah, pihak swasta, masyarakat luas terutama generasi muda dengan rentan umur produktivitas tinggi dapat meningkatkan keberhasilan untuk membangun kebiasaan baru ini. Beberapa lembaga serta sekolah sudah mulai menerapkan program sedekah minyak jelantah. Sementara itu, Universitas Muhammadiyah juga mengubah limbah plastik menjadi ecobrick yaitu pengolahan sampah menjadi barang berguna, seperti bangku. Jika dilihat dari beberapa aktivitas yang sudah mulai diterapkan, terdapat secercah cahaya harapan, agar bumi ini tetap hangat selalu.

Sikap seperti inilah yang ingin kami dorong lebih luas: bahwa inovasi lingkungan bisa dimulai dari langkah kecil. Dari dapurmu, minyak bekas bisa menjadi lilin aromaterapi; dari ide kreatif, limbah berubah jadi peluang usaha. Ketika opini, fakta tentang metode aman, dan bukti keberhasilan sosial bersatu, ceritanya menjadi sangat kuat dan inspiratif. Generasi muda sering kali disebut sebagai agen perubahan. Penyebutan tersebut bukan hanya pelabelan semata, namun terdapat harapan, semangat, tindakan, serta aksi nyata yang berkelanjutan.

Seperti kalimat dari salah satu tokoh terkenal; “Cepat atau lambat, kita harus mengakui bahwa Bumi juga memiliki hak untuk hidup tanpa polusi. Yang harus diketahui umat manusia adalah bahwa manusia tidak dapat hidup tanpa Ibu Pertiwi, tetapi planet ini dapat hidup tanpa manusia.” – Evo Morales. Jadi, jika bukan kita yang merawat bumi, siapa lagi? Ayo tunjukan kontribusimu bagi bumi tercinta!

Infografik: Sampah Berharga Melalui Recycle

IDN Times Xplore/PRASADA_SMA Cengkareng 1 Jakarta
IDN TimesXplore/PRASADA_SMA Cengkareng 1

Infografik diatas berisikan bagaimana keadaan sampah di indonesia yang banyak tidak terkelola dengan baik, kemudian lahirlah langkah sederhana, namun menjadi bom positif bagi keberlangsung bumi. Kami memperkenalkan cara recycle sederhana, yaitu ecobrick dan pengelolaan minyak jelantah. Dari kedua cara tersebut, ternyata bukan hanya berdampak baik bagi bumi pertiwi, kita pun akan mendapatkan imbalan atas hal tersebut. Untuk mendukung langkah recycle, kami memperkenalkan dengan 4 langkah sederhana yang bertajuk BUMI. Jika BUMI dapat kita lakukan secara konsisten, maka bumi akan menunjukan kehebatannya tuk kehidupan kita.

Rubrik Diskusi: PERTAMINA Jembatan Menuju Bumi yang Asri

IDN Times Xplore/PRASADA_SMA Cengkareng 1 Jakarta
IDN TimesXplore/PRASADA_SMA Cengkareng 1

Rubrik ini mengevaluasi bagaimana infografis ini menyoroti Pertamina sebagai "mitra perubahan" yang tidak hanya menyediakan energi, tetapi juga memimpin inisiatif sosial dan edukasi. Karya ini menunjukkan bahwa pengelolaan sampah bukanlah tanggung jawab individu semata, melainkan gerakan kolektif yang melibatkan kolaborasi antara perusahaan energi nasional, pemerintah, dan masyarakat, kesadaran lingkungan dapat ditanamkan sejak dini melalui inisiatif edukasi yang disinergikan dengan sekolah-sekolah, menciptakan gelombang perubahan dari generasi ke generasi, Rubrik ini mengukur seberapa efektif infografis ini dalam menginspirasi pembaca, menekankan bahwa solusi energi bersih dapat lahir dari inovasi yang didasari oleh rasa tanggung jawab sosial yang tinggi.

Foto Bercerita: Generasi Muda, Kunci Keberlanjutan

IDN Times Xplore/PRASADA_SMA Cengkareng 1 Jakarta
IDN TimesXplore/PRASADA_SMA Cengkareng 1

Inilah kisah kami, generasi muda di dua persimpangan, kami melihat bagaimana cara menusia berpikir, begitupun dengan cara alam bekerja. Ketidaktahuan bercampur pada dengan keingintahuan, ditambah dengan bumbu harapan kami untuk kehidupan di bumi ini. Sejak itu, kami memulai perjalanan kami, mencari tahu, mencetus ide yang tidak pernah padam untuk kami sebarluaskan kepada pembaca sekalian. Tiap nama, tiap warna, tiap pilhan element, tidak akan terlepas dari makna itu sendiri, untuk keselarasan. Tak pernah sampai akhir, perjalanan ini akan terus berlanjut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Diana Hasna
EditorDiana Hasna
Follow Us

Latest in Life

See More

Apa Itu Latte Dad? Simak 6 Hal Tentang Gaya Parenting Ayah ala Swedia!

17 Sep 2025, 09:15 WIBLife
Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025

[MADING] Trash to Treasure

17 Sep 2025, 06:13 WIBLife