Paus Fransiskus saat memimpin misa. (instagram.com/franciscus)
Politik kemanusiaan Paus Fransiskus sebenarnya sudah dijelaskan dalam salah satu ensikliknya, yakni Fratelli Tutti yang berarti "Semua Saudara". Mengutip laman Vatican, ensiklik ini mengenai persaudaraan dan persahabatan sosial. Ke mana pun Paus pergi, ia menabur benih perdamaian dan berjalan berdampingan dengan orang-orang miskin, orang-orang terlantar, orang-orang lemah, dan orang-orang buangan, saudara-saudarinya yang paling hina.
Dalam ensiklik ini, Paus ingin menyampaikan keprihatinannya akan tendensi populisme, penggunaan jargon-jargon populer hanya untuk kepentingan sendiri, dan liberalisme politik, yang hanya melayani kepentingan ekonomi mereka yang berkuasa. Paus juga menggarisbawahi bahwa kebijakan politik yang dibuat sering menghasilkan kesenjangan sosial-ekonomi, kerusakan lingkungan maupun perang.
Pemimpin politik justru sibuk melayani dirinya sendiri maupun kepentingannya, sehingga tidak mau mendengarkan suara masyarakat. Mereka tidak membuka ruang dialog terbuka maupun kerjasama yang melibatkan semakin banyak pihak dan melayani semakin banyak pihak.
Kewajiban untuk melayani ini memang melekat pada kekuasaan. Jadi, semakin tinggi kekuasaan semakin besar tanggungjawab akan melayani. Paus pun menegaskan bahwa menjadi politisi dan pelayan publik adalah sebagai panggilan.