Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Memilih Takjil Sehat dan Ramah Lingkungan saat Ngabuburit

ilustrasi kuliner sehat (pexels.com/jimmy-liao)
ilustrasi kuliner sehat (pexels.com/jimmy-liao)
Intinya sih...
  • Berburu takjil jadi agenda yang menyenangkan saat bulan puasa, namun sering menimbulkan sampah dari bungkus jajan dan makanan.
  • Pertimbangkan bahan-bahan takjil, kurangi konsumsi plastik sekali pakai, pilih penjual ramah lingkungan, dan beli takjil dari UMKM lokal.
  • Prioritaskan takjil sehat dan ramah lingkungan, seperti takjil nabati, serta bijak dalam membeli takjil untuk menghindari pemborosan makanan.

Berburu takjil jadi agenda yang menyenangkan sekaligus yang paling ditunggu di sore hari saat bulan puasa. Banyak penjual yang menjajakan aneka hidangan dan camilan di sepanjang jalan. Namun, sering kali tradisi ini banyak menimbulkan sampah, terutama dari bungkus jajan dan makanan.

Kamu bisa menjadikan tradisi ngabuburit dan berburu takjil menjadi tradisi yang ramah lingkungan. Dengan tetap mengurangi sampah-sampah dari takjil, sekaligus memilih makanan yang sehat. Berikut beberapa tips yang bisa kamu coba untuk memilih takjil yang eco-friendly sekaligus sehat saat ngabuburit.

1.Tanyakan bahan dan komposisi takjil pada penjual

ilustrasi penjual makanan (pexels.com/conojeghuo)
ilustrasi penjual makanan (pexels.com/conojeghuo)

Pertama, tanyakan terlebih dahulu bahan-bahan yang dipakai untuk membuat takjil. Jangan ragu untuk bertanya dari mana bahan-bahan diperoleh dan diolah oleh penjual. Penjual yang mendapatkan stok bahan pangan dari dalam kota, memakai bahan-bahan organik, dan mengolahnya dengan hati-hati punya nilai tambah. Itu berarti makanan yang dibuat oleh mereka sehat, berkualitas, sekaligus ramah lingkungan.

Penjual yang memakai bahan-bahan organik cenderung sadar untuk melakukan praktik bisnis berkelanjutan. Saat ini, semakin banyak orang sadar akan pentingnya mengatasi masalah lingkungan melalui gaya hidup. Sehingga, banyak orang terdorong untuk menerapkan konsumsi yang berkelanjutan, yaitu dengan membeli makanan organik dan menghasilkan nol limbah.

2.Hindari takjil yang berbungkus plastik sekali pakai

ilustrasi semangkuk makanan (pexels.com/cup-of-couple)
ilustrasi semangkuk makanan (pexels.com/cup-of-couple)

Wadah pembungkus plastik jadi sampah yang paling banyak dihasilkan saat berbelanja takjil. Kamu bisa menghitung, berapa kemasan plastik sekali pakai yang kamu hasilkan dalam sekali belanja takjil. Jika dikumpulkan, pasti akan menjadi tumpukan sampah.

Untuk itu, mulailah kurangi konsumsi plastik sekali pakai dengan menghindari membeli takjil berbungkus plastik. Kamu bisa membawa wadah atau kontainer, termasuk gelas tumbler dari rumah untuk membeli minuman.

Pilih penjual yang menggunakan bungkus-bungkus ramah lingkungan seperti kertas dan daun, atau penjual yang menggunakan wadah reusable. Dengan membeli di lapak mereka, kamu sudah berkontribusi untuk mendorong pedagang beralih pada praktik bisnis berkelanjutan.

3.Utamakan takjil UMKM atau buatan rumahan

ilustrasi menyiapkan makanan (pexels.com/tuankiettd)
ilustrasi menyiapkan makanan (pexels.com/tuankiettd)

Selain berburu takjil dengan rasa yang lezat dan segar, cobalah untuk mencari takjil dari komunitas lokal. Dengan membeli takjil dari UMKM atau buatan rumah, berarti kamu sudah mendukung perekonomian lokal untuk berkembang.

Cari informasi terlebih dahulu tentang pedagang-pedagang atau UMKM lokal di sekitarmu. Kamu juga bisa mengunjungi pasar Ramadan, tempat para pedagang menjajakan takjil mereka. Umumnya, UMKM atau makanan homemade punya variasi dan keunikan yang berbeda dari toko-toko besar. Kamu jadi bisa mencoba menu-menu kuliner dan beragam camilan dari berbagai UMKM.

4.Coba takjil yang terbuat dari bahan nabati

ilustrasi makanan (unsplash.com/frogses)
ilustrasi makanan (unsplash.com/frogses)

Tak hanya ramah lingkungan, takjil yang sehat juga perlu dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan gizi dan nutrisi selama Ramadan. Contohnya takjil yang berasal dari bahan-bahan nabati. Produk nabati cenderung menghasilkan lebih sedikit emisi karbon, serta pengolahannya gak banyak mencampurkan zat-zat pengawet atau bumbu dapur berlebih.

Bagi kamu yang seorang vegan atau vegetarian, kehadiran takjil nabati sangat mendukung keberlanjutan pola makan dan gaya hidupmu. Beberapa contoh takjil nabati di antaranya ada buah-buahan, kue tradisional, bubur, atau salad lokal seperti gado-gado dan pecel.

5.Beli takjil secukupnya

ilustrasi wisata kuliner (pexels.com/freestockpro)
ilustrasi wisata kuliner (pexels.com/freestockpro)

Terakhir, bijaklah dalam mengonsumsi makanan dengan membeli takjil secukupnya. Mungkin kamu merasa ingin untuk membeli takjil dalam jumlah yang banyak karena lapar. Namun, membeli takjil dalam jumlah banyak hanya pemborosan makanan. Bahkan sisa makanan berakhir jadi sampah atau food waste.

Untuk itu, buat daftar takjil yang akan kamu beli dalam seminggu atau beberapa hari. Beli dalam jumlah kecil, tetapi beragam jenis. Tetapkan batasan pengeluaran khusus untuk takjil supaya hemat. Serta prioritaskan membeli takjil yang bergizi dan ramah lingkungan.

Memilih takjil yang ramah lingkungan dan sehat adalah langkah kecil untuk bertanggung jawab pada lingkungan, serta diri sendiri. Di tengah-tengah serbuan makanan tinggi gula dan garam, kita harus tetap selektif dalam memilih makanan. Karena puasa Ramadan adalah momen yang tepat untuk memulai gaya hidup sehat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us