5 Tanda Kamu Menjadi Korban Manipulasi, Kamu Harus Waspada!

Manipulasi dalam keluarga, asmara, dan pertemanan sering kali sulit disadari karena tumbuh pelan-pelan. Sikap ini juga kadang tersamarkan sebagai “kepedulian” sehingga wajar berat menerima kenyataan ternyata orang terdekat bersikap manipulatif.
Makin cepat kamu menyadari ada yang tidak beres, makin mudah juga mengatasinya. Jadi, penting untuk jujur pada diri sendiri dan berani mengakui tanda-tandanya. Nah, berikut ini lima ciri manipulasi yang sering muncul dalam berbagai jenis hubungan dan patut kamu waspadai.
1. Dia tak pernah mendengarkanmu

Pernahkah kamu cerita panjang lebar, tapi ujung-ujungnya merasa seperti bicara sama tembok? Dia ada di depanmu, tapi perhatiannya ke hal lain. Bisa jadi dia sibuk balas chat, scrolling media sosial, atau tiba-tiba memotong cerita hanya untuk bahas hal yang tidak ada korelasinya.
Rasanya bikin jengkel, karena secara tidak langsung dia memberikan sinyal kalau apa yang kamu bicarakan itu bukan hal penting. Yang lebih parah, dia selalu berhasil membuat percakapan kembali lagi ke dirinya sendiri. Akhirnya, kamu jadi merasa kecil, tidak dianggap dan lelah setiap kali berusaha berbagi cerita.
2. Dia bersikap pasif agresif

Manipulasi tampak keketika seseorang membuatmu merasa bersalah atau seolah punya kewajiban untuk bergerak duluan walaupun masalah itu datang dari dirinya. Alih--alih bertanggung jawab atas perasaan atau sikapnya, dia malah mendorong kamu untuk menyelesaikan sesuatu yang bukan sepenuhnya salahmu. Akibatnya, kamu bisa menjadi terbebani dua kali lipat. Kamu harus menangani perasaan sendiri sekaligus menanggung bebannya. Lama-lama, pola ini membuat hubungan tidak sehat, karena kamu terus-menerus dituntut mengalah sementara dia bebas menghindar dari tanggung jawab.
3. Dia bersikap defensif

Apakah kamu pernah mengalami kondisi saat mencoba bicara baik-baik soal sikap temanmu, tapi dia malah langsung pasang tameng? Alih-alih mendengarkan, dia buru-buru membela diri. Kadang mereka menjadi emosional agar fokusmu pindah ke perasaan mereka, bukan ke masalah yang sebenarnya.
Ada pula tipe orang yang suka melempar alasan. Misalnya, “Aku lagi banyak tekanan, makanya aku kayak gitu.” Padahal topik yang kamu bahas berbeda jauh. Ujung-ujungnya, kamu yang merasa serba salah dan bingung harus bagaimana. Jika setiap kali membicarakan masalah serius kamu selalu mentok di sikap defensif seoerti ini, bisa jadi itu tanda manipulasi yang pelan-pelan membuat kamu kehilangan suara dalam hubungan itu.
4. Dia selalu ingin menguasai

Ada tipe orang yang terkesan selalu harus menjadi “bos” dalam hubungan. Dia ingin semua sesuai aturannya. Tempat tujuan nongkrong harus di area yang dia setujui, hingga aktivitasnya juga yang mereka pilih. Kalau kamu mencoba memberi ide, biasanya ditolak halus atau malah diputar balik seolah usulanmu tidak seru. Intinya, mereka ingin tetap memegang kendali dan memastikan kamu selalu ada di posisi yang lebih lemah. Lama-lama, hubungan seperti ini membuat kamu merasa dikendalikan dan bukan benar-benar berteman.
5. Dia sering meminta bantuan

Teman, kekasih atau keluarga yang selalu minta tolong itu sebenarnya wajar, karena namanya hubungan baik pasti saling membantu. Akan tetapi beda cerita jika permintaan itu terlalu sering, sampai-sampai kamu merasa seperti “asisten pribadi”. Dari hal kecil seperti pekerjaan, meminjam uang dan barang, sampai hal besar yang membuat kamu repot, dia seolah tidak pernah memikirkan apakah kamu sibuk atau capek.
Tindakan manipulasi menjadi kian jelas ketika permintaan itu disertai “jebakan rasa bersalah”. Misalnya, jika kamu menolak, dia akan mengatakan, “Masa gitu aja nggak bisa sih? Kamu kan biasanya selalu ada buat aku.” Kalimat-kalimat seperti ini membuat kamu merasa wajib menuruti, padahal sebenarnya kamu punya hak untuk bilang tidak. Kalau pola ini terus berulang, itu tanda hubungan kalian sudah tak sehat lagi.
Kalau kamu menyadari ada tanda-tanda manipulasi, coba ajak orang tersebut bicara. Lihat apakah dia benar-benar berubah atau hanya bicara tanpa tindakan. Kalau tetap memilih berhubungan, tentukan batasan agar kamu tidak terus dimanfaatkan. Namun jika dia tetap defensif, atau sikapnya membuat kamu semakin lelah, mungkin sudah saatnya menjauh.
Ada orang yang tidak sadar dirinya manipulatif dan sulit berubah, jadi pola itu bisa terus terulang. Ingat, menjaga diri sendiri itu hal yang utama. Kamu tidak salah jika memilih mundur dari hubungan beracun. Hubungan yang sehat harusnya membuat hidupmu lebih ringan, bukan lebih berat.