Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Tips Gak Salah Nama saat Ketemu Saudara Jauh pas Lebaran

ilustrasi Lebaran (pexels.com/freepik)

Lebaran adalah masa yang pas untuk bercengkrama, bersalaman, dan berbasa-basi dengan sanak saudara yang mungkin jarang kamu temui atau malah sejak kamu masih SD pun belum bertemu. Tapi, kalau berbicara soal Lebaran, ada satu adrenalin yang serin dialami banyak orang, yaitu mengingat nama saudaranya.

Bayangkan saja situasinya. Kamu baru saja selesai makan ketupat, tiba-tiba ada seseorang mendekat, tersenyum lebar, dan menyapa dengan suara riang, “Wih, udah besar sekarang! Masih ingat Om?” Saat melihat wajahnya cukup familiar, tapi kamu sulit mengingat siapa nama dia. Ingatanmu kosong. Malah, kalau kamu mencoba menebak nama sembarangan bisa jadi bumerang, tapi bertanya, “Maaf, Om siapa, ya?” juga terdengar kurang sopan.

Agar tak terjebak dalam situasi canggung ini, ada beberapa teknik yang bisa kamu gunakan supaya tak salah nama saat bertemu saudara jauh di Lebaran. Terapkan, ya, supaya kamu gak menahan malu setahun penuh, nih!

1. Perhatikan petunjuk di sekitar

ilustrasi Lebaran (pexels.com/RDNE Stock project)

Untungnya, nih, jawaban dari kebimbangan akan nama saudara ada di sekelilingmu. Kamu cuma perlu sedikit lebih peka terhadap petunjuk yang tersedia. Saat saudara jauh berkumpul, perhatikan cara orang lain memanggilnya. Apakah ada yang menyebutnya “Bang,” “Om,” atau mungkin “Bu?” Dari sana, kamu bisa mendapat gambaran hubungan mereka dengan keluargamu. Jika mendengar orang lain menyebut namanya, simpan informasi itu baik-baik.

Selain itu, perhatikan gaya berpakaian atau aksesori yang mereka kenakan. Misalnya, jika seseorang memakai seragam PNS dan ada yang menyapa dengan, “Pak Camat,” besar kemungkinan dia benar-benar seorang camat. Petunjuk kecil seperti ini bisa sangat membantu menghindari kesalahan menyebut nama. Kalau masih ragu, kamu bisa menguji dugaan dengan bertanya sesuatu yang gak terlalu on point, misalnya, “Sudah lama gak bertemu, Om sekarang lebih banyak di kota atau di kampung?” Dari jawabannya, kamu mungkin bisa menyambungkan ingatan yang sempat keos.

2. Kelompokkan berdasarkan hubungan keluarga

ilustrasi Lebaran (freepik.com/rawpixel.com)

Kalau kamu berasal dari keluarga besar, coba ingat hubungan mereka dengan orangtuamu. Cara ini bisa membuat ingatan lebih terstruktur dan mempermudah pencarian nama di dalam kepala. Misalnya, buat kelompok kecil di pikiranmu. Saudara dari pihak ayah biasanya punya karakteristik atau gaya bicara yang mirip dengan ayah. Saudara dari pihak ibu kemungkinan sering muncul di acara keluarga yang diadakan oleh keluarga ibu. Saudara yang lebih tua biasanya dipanggil dengan gelar tertentu seperti “Pakde,” “Bude,” atau “Om.” Sedangkan, kalau sepupu atau generasi sebaya mungkin lebih aktif di media sosial atau pernah muncul di grup keluarga WhatsApp.

Teknik ini ibaratnya folder dari komputer. Daripada mengingat satu per satu, kamu bisa mengelompokkannya berdasarkan hubungan dan menarik ingatan dari sana. Contohnya, saat bertemu seseorang yang terlihat lebih tua dari orangtuamu, kemungkinan dia adalah kakak dari orangtuamu. Kalau dia mirip dengan Ibu, kemungkinan besar dia adalah kakak atau adik Ibu. Dari sini, kamu bisa mengelompokkan semakin kecil dan lebih mudah untuk menebak namanya dengan benar.

3. Arahkan dialog supaya nama terungkap sendiri

ilustrasi Lebaran (freepik.com/freepik)

Ketiga, nih, kamu benar-benar tak bisa mengingat namanya, jangan langsung panik, ya. Ada cara elegan untuk mengetahui tanpa harus bertanya secara langsung, yaitu gunakan percakapan sebagai alat. Contohnya, tanyakan sesuatu yang bisa memancing dia menyebut namanya sendiri atau memberi petunjuk yang lebih jelas.

“Dulu Om sering main ke rumah, ya? Wah, waktu kecil aku pasti sering ikut ke mana-mana.” Dengan kalimat ini, kalau dia mengonfirmasi, kamu bisa menggali lebih dalam tentang kunjungan-kunjungan masa lalu. Trik ini bekerja karena memberi saudaramu ruang untuk menyebutkan informasi tentang dirinya tanpa menyadari bahwa kamu sedang mencari tahu siapa dia, lho. Kalau ada anggota keluarga lain di sekitar, perhatikan cara mereka berbicara. Sering kali, seseorang akan menyebut nama orang lain dalam percakapan tanpa sadar dan itu bisa menjadi kesempatan emas buatmu untuk menjaring informasinya.

4. Meminta kontak mereka

ilustrasi Lebaran (freepik.com/freepik)

Era digital ini bisa kamu manfaatkan untuk mencari nama seseorang dengan lebih mudah. Kalau benar-benar sulit mengingat, cobalah meminta kontaknya saja. Contohnya, nih, setelah berbincang, katakan, “Om, saya belum punya nomor Om. Bisa minta nomornya?” Biasanya, seseorang akan memberikannya dengan santai atau memintamu menyimpan nomornya dengan namanya sendiri. Saat dia menyebutkan nama, selamat! Teka-teki yang memusingkan kepalamu akhirnya terpecahkan.

Ada, nih, alternatif lain, yaitu berpura-pura ingin follow mereka di media sosial. “Om, ada di Facebook atau Instagram, gak? Aku mau follow.” Kebanyakan orang akan menyebutkan akun mereka, dan jika beruntung, nama aslinya tertera di sana. Selain menjadi cara cerdas untuk mengingat nama, cara ini juga ampuh memperluas jaringan keluargamu di media sosial. Tahun depan, kamu gak perlu lagi kebingungan karena sudah lebih sering melihat wajah dan nama mereka di timeline.

Salah nama saat bertemu saudara jauh di Lebaran adalah kesalahan klasik yang hampir semua orang pernah lakukan, kok. Tapi, dengan sedikit strategi, kamu bisa menghindarinya tanpa perlu malu atau canggung. Jadi, nih, saat Lebaran tiba dan seseorang menyapamu dengan semangat, kamu bisa menyapanya balik dengan yakin tanpa perlu panik mencari nama di kepalamu. Sejatinya Lebaran adalah tentang kehangatan kebersamaan, bukan tentang siapa yang lebih unggul dalam mengingat nama. Kalau akhirnya kamu tetap lupa, tersenyumlah, bersalamanlah, dan biarkan percakapan mengalir. Yang terpenting, hubunganmu tetap terjaga.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
KAZH s
EditorKAZH s
Follow Us