5 Cara Dampingi Anak Selama Masa Pubertas, Jangan Cuek!

Masa pubertas merupakan sebuah fase dimana seorang anak akan mengalami sejumlah perubahaan secara biologis di dalam tubuhnya. Mereka akan mengalami menstruasi, mimpi basah, perubahan hormon dan semacamnya.
Masa pubertas pun menjadi masa yang paling berarti bagi anak. Pertama kalinya terjadi dalam hidup mereka, di sini lah peran orangtua begitu penting. Ini dia lima cara dampingi anak selama masa pubertas. Simak!
1. Edukasi terkait masa pubertas yang dijalani

Di masa pubertas, seseorang tentu akan mengalami sejumlah perubahan, secara psikologis maupun biologis. Anak yang pertama kalinya merasakan hal ini tentu akan cukup kaget dibuatnya. Apalagi saat mereka merasakan mimpi basah atau pun menstruasi.
Untuk mempersiapkan anak menghadapi masa pubertasnya, peran orangtua pun sangat diperlukan. Orangtua perlu memberikan edukasi terkait masa pubertas yang dijalani, misalnya bahwa saat menstruasi, anak perempuan akan mengalami pendarahan, keram perut dan untuk mengatasi pendarahannya perlu memakai pembalut. Usahakan anak tidak panik saat mengalami situasi ini.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh seorang ahli Lea Lis, MD, seorang psikiater dewasa dan anak bersertifikat ganda pendidik seks bersertifikat Laura McGuire menyarankan untuk memberi tahu anak remaja jenis perubahan tubuh apa yang normal selama masa pubertas, termasuk pertumbuhan rambut kemaluan dan rambut tubuh lainnya, perkembangan payudara, jerawat, dan permulaan menstruasi, dikutip dari Business Insider.
2. Atasi cemas anak saat mereka mimpi basah atau menstruasi

Sebagai orangtua yang baik, kita perlu berkomitmen untuk terus mendampingi anak di masa-masa berharganya, termasuk di masa pubertas ini. Bagi anak, orangtua adalah segalanya, untuk itu orangtua perlu jadi teman yang baik atas apapun yang dirasakan sang anak.
Selama masa pubertas, hal wajar jika anak merasakan cemas. Sebab, ini pertama kalinya mereka merasakan menstruasi, mimpi basah, pertumbuhan payudara dan bulu di area tertentu. Untuk mengatasi cemasnya, hal pertama yang sebaiknya dilakukan adalah membuat anak memahami apa yang dirasakan. Setelah itu, buat mereka merasa rileks bahwa semua orang pernah melalui hal ini dan berjanji pada mereka bahwa sebagai orangtua, kalian bersiap menemaninya.
3. Persiapkan mentalnya

Tidak mudah menghadapi anak yang sedang berada di masa pubertas. Hormon di dalam tubuhnya akan mendorong gejolak emosi yang berujung membuat anak menjadi lebih sensitif.
Agar anak tidak jadi lebih kacau dan panik, bantu mereka mempersiapkan semuanya. Misalnya jika anakmu sudah berumur 12 tahun namun mulai menunjukkan tanda-tanda pubertas, jelaskanlah bahwa mereka akan menghadapi hari penting ini. Untuk itu, mereka juga harus siap karena mau tidak mau, mereka harus menghadapinya.
4. Hargai apa yang mereka katakan

Sebagai anak polos yang segera beranjak dewasa, sejumlah pertanyaan mungkin akan dilontarkan anakmu. Gak hanya itu, mereka bisa saja cerita kepadamu tentang perubahan yang mereka alami, misalnya saat tumbuhnya bulu di area seperti ketiak dan kemaluan.
Alih-alih menertawakan atau mencemooh, orangtua juga harus menghargai anak mereka. Apalagi, selama masa pubertas anak jadi lebih sensitif, untuk itu orangtua perlu memperhatikan ucapannya ya. Dengan menghargainya, anak pun juga gak akan sungkan lagi untuk berdiskusi bersama orangtuanya.
"Jaga pesannya dengan jelas. Ini normal, dan kamu ingin mereka datang kepada kamu saat mereka memiliki pertanyaan. Kamu tidak akan menghakimi dan kamu akan mendukung mereka apa pun yang terjadi," kata Psikolog klinis bernama Joshua Klapow , PhD, dikutip Business Insider.
5. Berikan masukan atau saran untuk menghadapi perubahan

Anak yang sejak kecil tidak pernah menjumpai perubahan, selama masa pubertas tentu akan dibuat kebingungan. Mereka tidak ada gambaran untuk melakukan sesuatu.
Untuk itu, agar anak bisa menjalani masa pubertas dengan tenang dan tepat, orangtua perlu memberikan berbagai kiat untuk melewatinya. Misalnya saat anak perempuan menstruasi, mereka sebaiknya menyiapkan pembalut dan rutin menggantinya setiap 4 jam sekali. Selain itu, mereka akan merasakan keram perut, untuk itu sebaiknya lebih banyak beristirahat.
Berbagai langkah pendampingan ini pun akan sangat berguna bagi anak. Bahkan, secara bersamaan juga mereka merasa orangtuanya juga peduli padanya. Untuk itu, orangtua perlu mencatat lima langkah di atas dengan baik dan menerapkannya ya!