Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Manfaat Melibatkan Anak dalam Pembelian Barang Pribadi Untuknya

ilustrasi ayah mengajak anak berbelanja (Pexels.com/Gustavo Fring)
ilustrasi ayah mengajak anak berbelanja (Pexels.com/Gustavo Fring)

Saat anak beranjak remaja, orang tua perlu untuk melibatkan anak dalam beberapa keputusan penting. Misalnya keputusan tujuan liburan, sekolah yang diinginkan hingga pada pembelian barang kebutuhan anak. Secara tidak langsung, anak akan mengenal barang-barang yang ia butuhkan.

Jangka panjangnya, anak dapat mandiri mengetahui dan mencari kebutuhan hidupnya. Ada sederet manfaat yang akan dirasakan oleh anak dan orang tua, jika melibatkan anak pada keputusan membeli barang baru. Orang tua, jangan ragu lagi mengajak anak belanja, ya!

1.Anak mengenal perhitungan dari nominal uang

ilustrasi anak mengenal nominal uang (Pexels.com/Oleksandr P)
ilustrasi anak mengenal nominal uang (Pexels.com/Oleksandr P)

Wajar saja, jika anak mudah meminta orang tua untuk membelikan barang baru, Mereka belum menyadari bahwa membeli barang baru artinya membutuhkan sejumlah uang sebagai alat pembayaran. Anak seringkali berpikir, orang tuanya bisa membelikan apapun yang ia minta.

Dengan melibatkan anak membeli barang pribadi, orang tua bisa mengajarkan kepada anak terkait pembayaran barang baru. Sejumlah uang yang sebelumnya dimiliki, akan berkurang apabila membeli barang baru. Dari situ, orang tua juga bisa mengajarkan anak membedakan jumlah uang dan belajar matematika dasar.

2.Ajarkan anak cara merawat barang

ilustrasi ayah mengajarkan merawat barang baru pada anak (Pexels.com/Lgh_9)
ilustrasi ayah mengajarkan merawat barang baru pada anak (Pexels.com/Lgh_9)

Bukan hanya tugas orang tua dalam merawat barang-barang pribadi milik anak, lho. Hal tersebut juga menjadi tugas si kecil. Orang tua bisa mengajarkan hal tersebut, saat melakukan pembelian barang baru.

Ingatkan kepada mereka, cara merawat barang agar tidak cepat rusak. Setiap kali anak membantingnya, orang tua bisa kembali mengingatkan risiko kerusakan dari barang tersebut. Misalnya setelah menggunakan beberapa permainan, ajak anak untuk merapikannya kembali, agar tidak cepat hilang, anak tetap bisa memiliki barang tersebut utuh.

3.Anak tidak mudah terpengaruh

ilustrasi ibu dan anak berbelanja (Pexels.com/Anastasia  Shuraeva:)
ilustrasi ibu dan anak berbelanja (Pexels.com/Anastasia Shuraeva:)

Sama halnya dengan orang dewasa, yang mengingkan barang baru, setiap kali melihat barang milik teman. Ada kalanya, anak akan merengek meminta alat main baru, mengikuti teman-temannya. Orang tua perlu bijak, ajarkan anak untuk tidak mudah terpengaruh.

Jelaskan dengan tenang, apa manfaat dan risiko dengan memiliki alat permainan tersebut. Tentu anak akan menangis, jika orang tua tidak menurutinya. Orang tua berperan penting, mengendalikan keinginan anaknya.

4.Ajarkan anak membeli barang berdasarkan kualitasnya

ilustrasi ibu dan anak berbelanja (Pexels.com/Anastasia  Shuraeva:)
ilustrasi ibu dan anak berbelanja (Pexels.com/Anastasia Shuraeva:)

Kita tahu, banyak jenis barang tiruan dengan harga relatif terjangkau, sehingga mudah untuk setiap kalangan memilikinya. Tak heran, hal tersebut membuat pengeluaran semakin boros. Di sisi lain, jangka waktu memiliki barang tiruan akan lebih pendek.

Nah, sebelum mengiyakan pembelian barang baru untuk anak, orang tua bisa mengajak anak bercerita manfaat membelu barang dengan melihat kualitasnya. Meskipun harganya lebih mahal, namun jangka waktu kerusakan barang akan setara. Hal tersebut sudah diperhitungkan dengan bijak dari pihak produsen, agar para konsumen bisa menikmati barang sesuai dengan uang yang mereka keluarkan.

5.Keputusan membeli barang memiliki dampak panjang

ilustrasi ibu dan anak berbelanja (Pexels.com/Gustavo Fring)
ilustrasi ibu dan anak berbelanja (Pexels.com/Gustavo Fring)

Saat berbelanja barang baru untuk anak, biarkan anak bebas memilih apa yang ia inginkna. Beri kesempatan untuk anak memilih warna yang ia inginkan. Jika orang tua kurang sesuai, diskusikan bersama, hal ini dapat menguatkan bonding anak dan orang tua.

Kenalkan pada anak, membeli barang baru artinya space penyimpanan akan semakin sempit. Barang lama yang belum sepenuhnya rusak, berikan opsi pada anak untuk tetap merawatnya, atau memberikan kepada yang membutuhkan. Hal tersebut akan membawa dampak panjang pada anak, untuk berpikir sebelum yakin membeli barang baru.

Anak perlu untuk dilibatkan, terkait hal-hal yang ia butuhkan, misalnya membeli barang baru, seperti baju, sepatu bahkan ponsel. Selain mengajarkan anak untuk mengenal jenis pengeluaran, melibatkan anak pada pembelian barang baru, berdampak panjang pada keputusannya untuk saling berbagi dan tidak sembarang memilih barang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yovi Aprilia
EditorYovi Aprilia
Follow Us