Orangtua, jujur deh apakah kalian malu atau merasa tabu ketika berbicara tentang masalah seksual dengan anak? Atau masih melarang anak kalian untuk melihat adegan ciuman walaupun anak kalian sudah dewasa?
Nah, kalau bisa ubah pandangan itu sekarang ya. Coba jadilah teman yang mengasyikkan bagi anak untuk masalah seks. Berikut 5 manfaatnya menjadi teman untuk anak dalam masalah seks. Let's check the point.
Orangtua sering menganggap anaknya sudah sepenuhnya terbuka mengenai hal apapun. Namun, ada 1 hal yang orangtua lupakan, anak tak pernah membicarakan masalah seksual karena ia merasa malu diakibatkan orangtua selalu tabu membicarakan masalah seksual.
Padahal sebagai orangtua yang bertanggung jawab penuh terhadap perkembangan anak, orangtua wajib mengetahui sisi seksualitas yang mulai dirasakan oleh anak. Itulah untungnya jika orangtua dapat jadi teman dan asyik diajak berbicara masalah seks.
Jika orangtua bersikap demokratis dan juga bisa jadi teman curhat anak mengenai pengenalannya tentang masalah seksual, maka dijamin deh untuk masalah apapun masalah anak pasti akan otomatis cerita kepada orangtuanya.
Seks bukan lagi masalah yang tabu dibicarakan dan anak jadi lebih mengetahui bahwa ada orangtua yang akan jadi selalu tempat curahan hati dia di masalah apapun.
Jika orangtua sudah mengajarkan masalah seksual terhadap anak sejak usia dini, tentang bagian tubuh mana saja yang boleh disentuh oleh lawan jenis, atau mengajarkan anak untuk aware dengan area sensitifnya, maka ia akan memlindungi dirinya ketika ia merasa ia dilecehkan orang lain.
Pelecehan seksual bisa terjadi dan tidak terekspos bisa juga karena korban justru tidak mengetahui bahwa ia sudah jadi korban pelecehan seksual. Lagi - lagi karena orangtua masih memandang seksual itu tabu dibicarakan.
Jika anak sudah diajarkan pendidikan seks oleh orangtua, dan anak secara terbuka menceritakan kehidupan pacarannya dengan orangtua, maka risiko anak gadis hamil diluar nikah akan bisa ditekan drastis.
Sebagai orangtua yang bijak, melarang anak pacaran juga tidak diperkenankan jika umurnya sudah cukup matang. Bagaimana pun gairah seks itu akan tumbuh seiring perkembangan usia. Maka dari itu anak harus dibiasakan terbuka mengenai hubungannya dengan sang pacar, agar orangtua bisa mengontrolnya.
Poin terakhir selain mengetahui tentang seks, yang terpenting adalah mengajarkan anak tentang risiko yang mungkin terjadi akibat seks itu sendiri. Sebagai orangtua yang harus bisa jadi teman dalam kasus ini, kemaslah sebaik mungkin agar anak juga tidak jadi fobia sendiri.
Misalkan saja, hubungan seks di luar nikah yang bisa membuat karier terhambat dan juga penyakit yang bisa menjangkiti jika hamil belum cukup umur.
So, para orangtua yuk belajar untuk tidak tabu mengajarkan anak-anak tentang seks. Tujuannya bukan akhirnya sang anak jadi melakukannya, namun meminimalisir anak dari hal - hal yang tidak diharapkan.